"Raymond kenapa sih, rese banget." ucapku menggerutu.
Aku kemudian berbaring di tempat tidur dan langsung melihat pesan dari Daffa.
"Kamu udah di Jerman?"
Tanpa pikir panjang lagi, aku kemudian membalas pesannya.
"Iya nih, aku lagi dirumah teman Papa yang ada..."
duh kepanjangan. Delete.
"Udah."
Send.
Aku bales gitu gapapa ya? Ah yaudah. Bodo amat.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku.
"Hanna, keluar dong, Nak. Kamu ngapain dikamar, ayo kita makan siang sama-sama." ucap Mama
"Iyaaa Ma, bentar."
Aku kemudian bangkit dari tempat tidur dan menyusul ke meja makan. Disana sudah berkumpul Mama, Papa, Uncle dan Raymond.
Saat aku datang Raymond langsung melihat ke arah kaki ku.
"Kaki lo gapapa?"
Spontan Papa langsung menanyainya, "Emang kaki Hanna kenapa?"
"Itu Om, dia tadi jatuh pas mau ngambil ponsel nya dari Raymond."
"Emang kenapa sama ponsel Hanna?" tanya Papa lagi yang masih bingung.
"Tau tuh Om, ada pesan dari.."
"Ohh enggak kok Pa, tadi si Bella nelfon nanyain Hanna. Raymond tuh kepo banget, dia pengen kenalan sama Bella katanya, hehe."
"What?" Raymond kaget dengan ucapanku.
"Iya kan RAY." ucapku sedikit menekan.
"Ohh... Hahaha, iyaa Om. Soalnya Bella cantik." ucap Raymond
"Hahaha anak muda zaman sekarang."
"Sudah yuk makan dulu." ajak Mama kemudian.
Saat sedang menyantap makanan. Aku benar-benar kesal dengan sikap Raymond hari ini.
Untung saja aku cepat tanggap mencari alasan, kalau tidak bisa ketahuan oleh Papa.Saat selesai makan, kami berencana ingin pergi jalan-jalan sebelum Mama dan Papa balik ke Indonesia.
"Lo kenapa sih tegang banget tadi. Lo liat ga gimana ekspresi lo tadi. Hahahaha. Lucu banget." ucap Raymond yang masih meledekku.
Aku hanya diam, aku benar-benar tidak ingin bercanda sekarang.
"Hanna, maafin gue." ucap Raymond memegang pundakku.
Ia lalu menunduk tepat didepanku, berusaha melihat wajahku.
"Heyyy."
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Has Changed
RomanceKarena yang terlalu jatuh dalam rasa akan sulit untuk sembuh jika ia telah terluka, dan aku telah menaruh luka itu. Maaf. -Daffa Ini tentang rasa, jujur saja. Kau tak akan bisa berbohong, karena ini tentang rasa yang seharusnya tak pernah berubah. ...