Part 12

154 5 0
                                    

"Kalian sadar apa yang sudah kalian perbuat? " tanya guru BK dengan nada cukup emosi

"Kamu Diana, saya cukup kaget. Murid teladan di SMA unggul ini bisa masuk ke ruangan penuh kasus ini karena alasan bertengkar? Apa yang sedang kamu pikirkan?"
lanjutnya

"Maafkan saya, Pak." ucapku menunduk

"Kenapa kamu sampai menampar Ratih?" tanya guru BK padaku

Seketika aku menunjuk Ratih,

"Dia pak. Dia bilang saya cewek murahan!!" tunjukku sambil menatap tajam perempuan itu

"Pak, saya gak mungkin bilang Dianna cewek murahan. Saya tidak sejahat itu. Pak, bapak tau kann ka..."

"Sudah sudah cukup! Hentikan!"

seketika Aku dan Ratih terdiam.

"Sebagai hukumannya, kalian bersihkan lapangan basket sepulang sekolah nanti!"

"Lhaaa Pak, tapi itu kan ada tukang bersih bersihnya, masa saya ha.." komentar Ratih

"Cukup! Jangan berkomentar! Kalau kalian tidak mau, kalian akan di skors!" tegas Pak guru

"Baik baik Pak. Kami akan lakukan." ucapku langsung menerima

"Lohh Pak! Gak adil dong, kan saya yang ditampar! kok saya malah ikut ikutan bersihin lapangan sihh??" keluh Ratih

"Mau saya skors atau bersihin lapangan?" tanya Pak guru tanpa ragu

"Ihh ngeselinnn!!" ucap Ratih kesal kemudian berjalan keluar ruangan

"Permisi Pak" ucapku lalu keluar menyusuli Ratih.

"Ehhh ini gara gara kamu ya Dianna! Kenapa sih mau mau aja disuruh bersihin lapangan?" tanya Ratih kesal

"Hehh Ratih! Emang kamu pengen di skors? Sedangkan lagi sekolah aja kamu sering cabut sama geng geng gajelas itu." ucapku

"Hahhh?? Apa?? Geng gajelas?? Kamu yaa !!"
jawab Ratih ingin menjambak rambutku

Tiba-tiba

"Heiiii kaliann?!!! Kenapa belum masuk ke kelas? Ingin saya tambah hukuman nya?" teriak Pak Guru ingin mengejar kami

"Ampunn Pakk!!" ucapku dan Ratih kemudian berlari ke kelas masing masing.

Setibanya dikelas, semua murid melihat kearahku. Aku hanya menunduk menuju tempat dudukku.

"Hanna? kamu gapapa?" tanya Bella khawatir

"Gapapa kok."

"Sumpah ya si Ratih, ngeselin banget jadi cewek. Emang dia siapa sih larang larang kamu buat deket sama Daff.."

Bella langsung menutup rapat mulut Reva
"Sstttt.. Reva kamu ngomong apasihh!"
Bella mengode Reva untuk tetap diam

Aku melihat Daffa yang juga sedang melihatku, aku menunduk malu. Aku yakin Daffa sudah mengetahuinya. Aku benar benar pasrah kali ini.

***

"Sebelum lapangan ini bersih, kalian dilarang pulang! Bapak akan pantau kalian berdua, jadi jangan coba coba untuk kabur!" perintah Pak guru

"Baik pak"

Aku dan Ratih sibuk dengan pekerjaan masing masing. Kami tidak bicara satu sama lain. Meskipun begitu, aku melihat Ratih seperti banyak hal yang akan disampaikannya padaku.

Tiba tiba saja Daffa datang. Entah apa tujuannya kemari. Tapi kulihat tujuannya kesini bukan untuk menemuiku. Melainkan Ratih.

Mereka berbincang cukup lama, aku heran sejak kapan Daffa mau berbicara dengan Ratih, kemudian mereka pergi.

Anehnya kulihat Daffa tidak berkutip sedikitpun.

"Kerjaan ku sudah beres. Aku duluan, mau pergi kencan! ucap Ratih tiba tiba tanpa melihatku

"Yuk Daffa!" ajaknya sambil memegang tangan Daffa kemudian pergi meninggalkanku.

Daffa.. Kumohon berbaliklah, tolong katakan semua yang diucapkan Ratih tidak benar.
Daffa, sadarlah. Aku menyukaimu, sangat:')


•••••

Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang