Urban : Lembu Suro di Gunung Kelud

1.4K 53 1
                                    

Source : Cerita Gaib


Gunung Kelud sebagai salah satu gunung berapi di Indonesia dengan ketinggian 1,731 mdpl, berada diperbatasan dengan Kabupaten Kendiri, Kabupaten Blitar serta Kabupaten Malang, Jawa Timur, menjadi salah satu gunung berapi yang paling aktif, gunung kelud telah meletus lebih dari 30 kali semenjak tahun 1000 M dengan kekuatan letusan yang terbesar 5 VEI "Voolcanic Explosivity Index".

Pada saat danau kawah yang eksotis sebagai kubah lava atau anak gunung kelud, popularitas wisata Gunung Kelud masih tetap berada pada tempatnya, sampai akhirnya meletus pada tahun 2014, dampak letusan terakhirnya di tahun 2014 berhasil melumpuhkan Jawa dan menciptakan sebuah rute pendakian yang mengundang para penggiat alam bebas untuk berusaha sensai jalur pendakian Gunung Kelud. Pernah menjadi wisata alam yang amat populer sebab keindahan danau kawahnya, letusan gunung kelud selalu dikaitan dengan sumpahnya Lembu Suro, ada berbagai wersi yang menceritakan tentang Lembu Suro yang sebagai legenda Gunung Kelud dimasyarakat Kendiri dan Blitar.


Gunung Kelud atau Kelut, di dalam bahasa Jawa artinya sapu, sedangkan di dalam bahasa Belanda disebut klub, cloot, kloet, atau kloete. Nama Gunung Kelud berasal dari kata Jarwodhosok ialah dari kata 'ke' Kebak serta 'lud' ludira artinya bisa merenggut banyak korban yang tidak berdosa.


Legenda Gunung Kelud tidak pernah lepas dari cerita Lembu Suro, Lembu Suro ialah tokoh legenda manusia berkepala lembu yang dikhianati cintanya, berikut ini ada beberapa versi yang menceritakan tentang asal mulanya sumpah Lembu Suro : 1. Dewi Kilisuci ialah putri Jenggolo Manik yang amat cantik jelita, sebeb kecantikannya dia dilamar oleh 2 orang raja yang bukan dari bangsa manusia, satu berkepala lembu bernama Raja Lembu Suro, dan satu lagi berkelapa kerbau bermana Raja Mahesa Suro, Dewi Kilisuci telah membuat sayembara untuk membuat 2 sumur diatas puncak Gunung Kelud yang harus selesai semalam, kedua sumur tersebut harus berbau amis dan wangi, sebab kesaktiannya, mereka berhasil menuruti permintaan Dewi Kilisuci, tapi Dewi Kilisuci tidak mau diperistri, kemudian Dewi Kilisuci menyuruh mereka membuktikan bahwa kedua sumur itu berbau amis dan asin dengan cara masuk ke dalam sumur, saat Lembu Suro dan Mahesa Suro masuk ke dalam sumur, para prajurit Jenggala segera menimbun keduanya.


2. Raja Brawijaya pun mengadakan sayembara untuk mencari suami putrinya yang bernama Dyah Ayu Pusparani, Lembu Suro ialah makhluk berkepala lembu yang datang di dalam sayembara, syaratnya yang diajukan ialah membuat sumur dalam waktu semalam yang akhirnya dapat diselesaikan oleh Lembu Suro, sebab tidak mau diperistri, para prajurit Majapahit juga menimbun Lembu Suro yang sedang menggali sumur.


3. Raja Brawijaya mengadakan sayembara untuk mencari suami putrinya bernama Dyah Ayu Puparani ialah barang siapa berhasil merentang busur sakti Kyai Garudayeksa dan mengangkat Gong Kyai Sekardelima, maka orang tersebut berhak memperistri putrinya, makhluk berkepala lembu bernama Lembu Suro berhasil dalam sayembara dan untuk menempati janjinya, maka Raja akan menikahi mereka, putri Dyah Ayu Pusparani yang tidak mau diperistri mengakali Lembu Suro yaitu meminta dibuatkan sumur diatas untuk mandi mereka berdua sesudah menikah, tapi sumur harus selesai dalam waktu satu malam, Lembu Suro segera menggali sumur dengan tanduknya dan sesudah galian cukup dalam, para prajurit menimbun sumur dengan tanah dan bebatuan besar.


Pada saat ditimbun di dalam sumur, Lembu Suro yang masih sempat meminta tolong, tapi tidak ada yang menghiraukan itu dan ketika tertimbun, suara sumpah Lembu Suro pun terdengar. "Yoh, Kendiri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping yaiku kendiri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungangung bakal dadi kedung"Artinya : "Wahai orang-orang Kediri, suatu saat akan memperoleh balasanku yang amat besar, Kediri bakal jadi sungai, Blitar akan menjadi daratan, Tulungagung akan menjadi perairan dalam"


Dewi Kilisuci pun mengasingkan dirinya dan mendari pertapa, mendekatkan diri kepada Sang Ilahi untuk menjaga rakyat Kediri dari bahaya Lembu Suro, konon, Dewi Kilisuci bertapa di Gua Selomangleng sampai muksa. Legenda bagaimana Lembu Suro ditimbun hidup-hidup tidak dapat dibuktikan secara pasti, beberapa versi cerita legenda Gunung Kelud tetap dipercaya oleh masyarakat sekitar bahwa sumpah dari Lembu Suro ialah penyebab mistik meletusnya Gunung Kelud. Bagi warga yang tinggal disekitar lereng Gunung Kelud mengenal istilah Wage keramat dimana Wage ialah hari pasaran penanggalan Jawa yang indentik dengan meletusnya Gunung Kelud. Upacara adat yang diadakan setiap bulan suro ini dimaksudkan untuk menolak bala sumpah Lembu Suro, bagi umat Hindu, ritual ini dilakukan sebagai wujud syukur kepada Sang Hyang Widhi.

ENSIKLOPEDIA MISTERI HOROR BUDAYA INDONESIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang