ENSIKLOPEDIA MISTERI HOROR BUDAYA INDONESIA

SuperDUKUN : Korban Pak Dinas 3

Source : SuperDukun

Dari supermarket itu kita bertiga berangkat menuju rumah pak Dinas. Malam ini udara agak panas enggak seperti malam biasanya yang hawanya dingin, sepanjang jalan banyak anak muda yang berboncengan naek motor bareng pasangannya masing-masing. Disaat orang seumuran gw sibuk maen sama pacarnya, gw malah sibuk ngurusin jin...terkadang disitu saya merasa sedih.

Posisi motor gw dibelakang motor Kepsek, gw ngikutin kemana arah motor dia melaju. Sempat beberapa kali motor gw dan dia sejajar, pas sejajar itu terlihat wajah Kepsek dan pak Kumis yang kesal dan marah. Sama seperti perasaan gw pada saat itu, kelakuan Dinas yang mengorbankan anak enggak bersalah dan gak tau apa-apa susah di maafkan. Malam ini gw harus ketemu dalang yang bikin Sipit dan keluarganya menderita buat mempertanggungjawabkan apa yang telah dia perbuat, harus !!.

Motor Kepsek masuk ke komplek perumahan yang cukup elit, setelah izin ke satpam menukar identitas dengan ID card tamu kita diizinkan masuk terus maju beberapa blok yang akhirnya berhenti di sebuah rumah yang lumayan gede. Rumahnya di cat warna abu-abu, terlihat dari tempat gw berdiri ada halaman yang cukup luas bisa menampung 4 mobil di carport dan ada taman yang bagus tertata rapi lengkap dengan air mancurnya juga. Pagar nya yang tinggi membuat orang yang ingin bertamu kesusahan, bel di dekat pagar adalah satu-satunya cara ngasih tau yang ada di dalam rumah karena kalo manjat enggak mungkin banget pagarnya sekitar 3 meteran.

Karena pak Kumis satu-satunya diantara kita bertiga yang pernah kesini jadi dia yang mencet bel, sekitar 10 menit kita nunggu dari dalam keluar ibu-ibu mungkin sekitar 30 tahunan memakai kaos dan celana pendek selutut.

"eh pak Kumis, ada apa pak? tumben jam segini dateng" kata ibu itu menyapa pak Kumis

"iya ni bi, saya dan pak Kepsek ada perlu sama pak Dinas...ada di dalam orangnya?" kata pak Kumis.

"oh udah lama enggak kesini, dia ada rumah baru di deket tempat kerjanya sekarang...kalo ke sini jauh katanya, jadi yang ini jarang di tengok paling anaknya seminggu sekali suka maen kesini" kata si bibi itu.

"ooo gitu ya..." kata pak Kumis sambil ngelirik gw dan Kepsek, sambil gw kasih kode supaya di izinin masuk dulu yang untung nya pak Kumis ngerti "kalo kita masuk dulu boleh enggak? Biar enak ngobrolnya di dalem rumah" kata pak Kumis.

"oh ya boleh, duh maaf lupa ayo masuk masuk" kata si bibi itu sambil buka pintu gerbang lalu kita bertiga masuk.

Dari balik pagar rumah ini terlihat lebih bagus daripada diluar tadi, sepertinya Dinas ini orang detail dan teliti sampe pemilihan warna lampu dan arah sorot lampu juga bener-bener diperhatikan. Rumahnya bergaya minimalis modern, karena halaman luas dan ada taman yang tertata rapi bikin hawa yang panas jadi adem. Tapi aneh ada energi negative yang cukup kuat berasal dari salah satu ruangan di dalam rumah, dan energi negative ini terasa seperti menusuk-nusuk kulit.

Gw jadi makin penasaran, ada apa di dalam? Apa ada "peliharaan" Dinas juga?Kita bertiga masuk ke ruangan tamu, sama seperti diluar ruang tamu nya juga bagus. Ada 1 set sofa besar berwarna hijau tosca, di dindingnya ada foto Dinas beserta istri dan 2 anak laki-laki nya yang di pajang dalam pigura ukuran besar. Kita bertiga dipersilahkan duduk terus si bibi pergi ke dapur ambil minuman. Sofanya enak banget lebih enak daripada kasur di kosan.

gw yakin harganya mahal mungkin seharga 3x motor gw,Mata gw melihat dengan ndeso nya menyusuri rumah ini dari sudut ke sudut, enggak nemu barang murah semuanya barang mahal bahkan asbak nya pun keliatan mahal. Dengan kondisi rumah kaya gini dan lokasi tanahnya di kawasan perumahan elit, jadi timbul pertanyaan...ni orang duitnya banyak banget darimana? kalo bukan pengusaha alias cuman ngandelin dari kerjaan asli (kecuali korupsi) kayanya enggak mungkin punya duit sebanyak ini. Lagi enak duduk, tiba-tiba Kepsek yang duduk di sebelah gw ngomong.