Pelet : Jaran Goyang #2

1.3K 63 0
                                    

Source : History of cirebon

Pada tahun 1940-1950 an di Cirebon telah hidup seorang bujang lapuk bernama Baridin, berparas jelek, lagi dekil anak seorang janda tua lagi miskin bernama Mbok Wangsih. Setelah kematian ayahnya, Baridin kemudian menggantikan posisi ayahnya untuk mencari sesuap nasi untuk dirinya dan Ibu yang ia cintai itu.
Bukan soal tampang jelek maupun kemiskinan baridin yang menjadi gempar rakyat Cirebon dijamanya. Melainkan kisah cintahnya yang berakhir dengan kematian. Dikiasahkan Baridin mencintai seorang gadis demplon anak semata wayang seorang Duda kaya di Cirebon gadis itu bernama Suratminah.

Gadis cantik dan kaya mana yang mau di peristri oleh Bujang Lapuk, misikin jelek lagi dekil. Begitulah gambaran ke ogahan Suratminah untuk di perisitri oleh Baridin.

Setelah baridin kesengsem pada Suratminah, Baridin memaksa Ibunya untuk melamar gadis idamanya itu, Ibunya menolak karena baginya tidak mungkin seorang kaya raya menerima lamarannya, namun demikian Baridin terus mendesak agar supaya ibunya itu mau untuk melamar gadis pujannya. Bahkan Baridin mengancam akan bunuh diri jika samapi ibunya tidak mau menuruti kehendaknya.

Berdasar paksaan dan takut kehilangan anak satu-satunya itu kemudian Mbok Wangsih memberanikan diri untuk melamarkan Suratminah. Sesampainya dirumah Suratminah, Mbok Wangsih kemudian diperlakukan tidak manusiawi, dihina, dicerca, dipukul, diludahi dan bahkan diusir oleh Suratminah dan Ayahnya ketika selesai menyampaikan maksud kedatangannya.

Mendengar berita mengenai perlakukan kasar Suratminah dan keluarganya pada Ibunya, Baridin marah besar, sekaligus merasa bersalah pada ibunya, Hinaan itulah kemudian yang membuat Baridin kehilangan akal sehatnya, ia seperti gila adahal tidak gila. Sedang disisi lain ia tetap masih mencintai Suratminah.

Atas dorongan sakit hati dan rasa ingin meneklukan gadis pujaanya itu, kemudian baridin mengambil jalan setan. Ia melakukan guna-guna, berpuasa 40 hari 40 malam tanpa makan, guna-guna tersebut diniatkan agar supaya Suratminah mencintainya.

Guna-guna penakluk wanita di Cirebon disebut Kemat (Pelet) adapun kemat yang baridin amalkan adalah Ajian Kemat Jaran Goyang.Stelah 40 hari 40 malam, benar saja Suratminah mendadak mencintai Baridin, bujang lapuk yang dulu pernah ia dan keluarganya hina.

Suratminah bahkan berteriak-teriak, menangis dan memohon kepada bapaknya agar supaya dinikahkan dengan Baridin. Suratminah gila.

Sebagai seorang duda kaya yang hanya memiliki anak satu-satunya, Mang Bun ayah Suratminah tidak menginginkan hal-hal buruk terjadi pada anaknya, oleh karena itulah Mang Bun kemudian menyanggupi permintaan anaknya bila itu kehendak yang ia inginkan.

Mang Bun, kemudian mengajak Suratminah untuk menemui Baridin dengan niat mengawinkanya kemudian. Namun sayang nasi sudah menjadi bubur, ketika Mang Bun menemui Baridin, ternyata Baridin sudah menjadi mayat, kematian baridin disebabkan rasa sakit hati yang mendalam ditambah rasa lapar yang mensuk karena 40 hari 40 malam tidak makan barang sesuapun.

Sementara Suratminah setelah kematian Baridin menjadi orang gila yang dalam mulutnya hanya keluar kata-kata "Baridin, Baridin dan Baridin". Dan tidak beberapa lama kemudian Suratminah pun meninggal dunia.

Sementara itu Mbok Wangsih hari-harinya diiputi kesedihan karena kehilanggan anak semata wayang yang menafkahinya, pun juga demikian dengan Mang Bun hari-harinya diliputi dengan penyesalan dan kehilangan, dan pada akhirnya keduanya, kedua orang tua Baridin dan Suratminah kemudian mninggal dalam perasaan duka yang mendalam.

Baridin dan suratminah kemudian dimakamkan berdampingan. Makam Baridin dan Suratminah sekarang dapat dijumpai di Blok Baridin Desa Jagapura Kab Cirebon.

Kisah Cinta Baridin dan Suratminah tersebut sangat masyhur di Cirebon, kemasyhuran cerita cinta tersebut kemudian dimasyhurkan lagi ketika kisah cinta tersebut di buat Drama Tarlingya oleh seorang Seniman Cirebon terkenal yang bernama H. Abdul Aziz (Ajid/b) pada tahun 1980 an.

ENSIKLOPEDIA MISTERI HOROR BUDAYA INDONESIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang