Pesugihan : Pulau Biawak

1.6K 56 0
                                    

Source : aashyf / bloggermangga

Di Indramayu Cirebon, Indonesia, terdapat sebuah pulau yang begitu terkenal dan sangat fenomenal. Pulau ini dikenal masyarakat sebagai Pulau Biawak, karena di pulau ini terdapat banyak sekali hewan biawak liar yang berkeliaran. Selain dikenal karena pemandangannya yang indah dan tempatnya yang masih alami, pulau ini juga sering disamakan dengan Pulau Komodo serta menjadi objek wisata di kawasan Indramayu. Namun di balik keindahan dan kealamiannya, pulau ini juga memiliki sisi mistis yang cukup kental dan sering di jadikan sebagai tempat untuk mencari jalan keluar dari segala macam masalah kehidupan (Pesugihan).

Di Pulau Biawak ini terdapat sebuah mercusuar berumur 138 tahun. Mercusuar ini di bangun pada masa penjajahan Belanda oleh pemerintahan ZM Willem III pada tahun 1872. Hingga saat ini, mercusuar tersebut masih berdiri kokoh dan terjaga dengan baik, walaupun telah beberapa kali mengalami perbaikan. Tinggi mercusuar ini kurang lebih sekitar 65 meter dan dilengkapi dengan lampu suar bertenaga surya.

Menurut penjaga pulau, hewan Biawak disini bukan hewan Biawak biasa. Salah satu kelompok dari hewan Biawak tersebut merupakan peliharaan nyonya Belanda yang dahulu mendiami dan tinggal di pulau ini. Kelompok hewan tersebut diyakini masih ada, tetapi jarang di jumpai atau mistis. Bahkan arwah nyonya Belanda tersebut di percaya sebagai salah satu penunggu di Pulau Biawak ini.

Hewan Biawak peliharaan nyonya Belanda ini mempunyai ciri dan corak kalung yang berbeda-beda di lehernya. Populasi Biawak di pulau ini kurang lebih sekitar 300 ekor dan setiap pagi hilir mudik mencari makanan, seolah-olah sudah berteman baik dengan manusia di sekitarnya.

Di pulau ini juga terdapat beberapa makam Belanda yang tidak dikenal, kemungkinan adalah makam tentara pasukan Belanda yang ditugaskan untuk menjaga Pulau Biawak tersebut.
Menurut cerita dari masyarakat sekitar, di pulau ini terdapat sebuah vila yang merupakan bekas peninggalan nyonya Belanda pada masa penjajahan. Nyonya Belanda tersebut tinggal dan mendiami Pulau Biawak ini hingga meninggal, bahkan makamnya juga berada disini.
Jika malam kamis tiba, sering terdengar suara aneh yang datang dari pulau ini.

Suara itu seperti suara wanita yang menjerit meminta tolong. Kejadian itu biasa terdengar pada pukul 24.00 atau tengah malam. Bahkan tidak sedikit dari para pengunjung wisatawan yang menemui dan mengalami hal-hal aneh ketika berada di pulau ini. Mereka mengatakan seperti ada sosok seorang wanita berpakaian putih yang berjalan sendirian di sekitar wilayah tersebut. Sosok wanita itu muncul dari arah makam Belanda, lalu berjalan menyusuri pulau dan menghilang di balik mercusuar yang ada di pulau tersebut. Menurut keterangan dari masyarakat, peristiwa tersebut sudah biasa dan telah terjadi selama bertahun-tahun.

Menurut cerita dari penjaga pulau, dia mengaku pernah melihat sesosok ular raksasa jelmaan dari Pusaka Dewi Nawang Wulan. Pusaka tersebut minta diberikan tempat, maka penjaga pulau memberikan suatu tempat, yaitu pembersihan suatu lokasi sebagai tempat pusaka tersebut. Sampai sekarang, tempat tersebut masih terjaga dan sosok ular tersebut sudah tidak pernah muncul lagi.

Ada cerita unik lainnya di Pulau Biawak ini, yaitu tentang keberadaan sumur yang airnya berwarna merah darah. Menurut cerita dari penjaga pulau, sumur ini dulunya tidak seperti ini. Dahulu sumur ini pernah dijadikan sebagai tempat ritual seseorang, tapi ritual tersebut mengalami kegagalan, entah karena suatu hal atau alasan apa. Setelah terjadinya peristiwa tersebut, air dari sumur ini berubah menjadi merah.

Pernah suatu ketika penjaga pulau ini bermimpi dan seolah-olah menyuruhnya untuk menetralkan sumur tersebut. Dia membersihkan sumur tersebut dari semak belukar dan pohon-pohon besar. Tidak lama kemudian, setelah beberapa bulan berjalan, air sumur tersebut telah kembali berwarna jernih, kata penjaga pulau.

ENSIKLOPEDIA MISTERI HOROR BUDAYA INDONESIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang