Urban : Parakang

2.6K 89 0
                                    

Source : Dzargon / BugiesMakassar

Pada era akhir tahun 1990-an, banyak daerah di Sulawesi Selatan bahkan di Makassar yang sudah menjadi kota Metropolitan dan salah satu dari lima Kota Besar yang di Indonesia, nama Parang dan Poppo masih sering terdengar sebagai yakni Parakang dan Poppo' sudah semakin berkurang.

Meskipun nama kedua mahluk ini mulai jarang dibicarakan bahkan sebagian besar masyarakat Makassar menganggapnya sebatas legenda yang pernah eksis, Parakang dan Poppo masih menjadi momok yang menakutkan di daerah Sinjai, Pinrang, Soppeng, Bulukumba dan juga daerah Gowa.

Suatu ketika di tahun 2006, ketika masih duduk bangku sekolah menengah atas, saya dan 13 teman lainnya mendapatkan pengalaman langsung mendengar suara Poppo yang sering digambarkan oleh para orang tua. Suara yang konon menyerupai dua tempurung kelapa kosong yang dipukulkan satu sama lain menyerupai bunyi "pok-pok", kami alami dan terdengar nyata. Kala itu kami melakukan liburan dan daerah Hutan Pinus Malino.

Suara tersebut memang disertai dengan teror yang memang sudah ada di dalam benak masing-masing teman saya, sehingga malam terlewatkan dengan penuh rasa was-was hingga pagi menjelang. Kendati malam tersebut tidak terjadi apa-apa selain mendengar suara Poppo, perasaan takut yang ada malam tersebut betul-betul nyata.

Satu hal yang membuat kami sedikit tenang pada malam tersebut adalah, suara yang terdengar sangat dekat bahkan menurut kami berada di Sekitar jendela belakang Villa yang kami sewa, kebetulan di belakang Villa tersebut adalah jurang. Kisah-kisah mengenai Poppo yang diceritakan kepada Kami adalah jika Suara tersebut terdengar dekat, maka Poppo tersebut sesungguhnya jauh, namun jika suara tersebut terdengar jauh, maka hal sebaliknya yang terjadi.

Parakang dan Poppo' bukanlah Setan atau sebangsa Jin melainkan Manusia Cerita mengenai Parakang sesungguhnya masih sering muncul di daerah Makassar bahkan hingga akhir tahun 1999. Parakang masih sering didengar meneror lorong-lorong di Makassar, namun seiring dengan berkembangnya Makassar dan banyaknya pendatang yang tidak hanya berasal dari Sulawesi Selatan ke Makassar, orang-orang yang memiliki ilmu ini sudah habis meninggal dan tidak banyak lagi orang yang mau menuntut ilmu hitam yang dikabarkan sangat dekat dengan ilmu pesugihan. Sedangkan kisah mengenai Poppo di Kota Makassar sangat jarang ditemukan. Kalaupun ada masih sulit dipastikan kebenarannya.

Kisah mengenai Poppo sering terdengar oleh Mahasiswa Universitas Negeri Makassar, Khususnya kampus Parang Tambung sampai tahun 2009. Konon Pohon-pohon besar di dekat gedung BEM UNM, di Kampus tersebut sering menjadi titik persinggahan Poppo ketika mau berangkat mencari mangsa yang sering terdengar sekitar pukul 11 malam dan juga pukul 3 sampai 4 dinihari yang menurut para Mahasiswa yang sering nginap di Kampus sebagai jam Pulang "mereka".

Kendati demikian mahasiswa yang diwawancarai hanya mendengar cerita dari para seniornya, dia sendiri tidak pernah mendengarnya secara langsung, hanya di minta untuk waspada dan tidak menegur jika suatu ketika mendengar suara-suara aneh di kampus.Meskipun saat ini, Parakang dan Poppo seolah-olah naya sebatas legenda dan bahkan Mitos belaka tanpa ada yang pernah mengalami atau melihatnya secara langsung, namun hal ini tentu saja berbeda jika kita berada di daerah-daerah yang telah disebutkan namanya di atas. Potongan potongan cerita mengenai Poppo dan Parakang akan saling terkait satu sama lain sehingga memenuhi unsur untuk dikatakan nyata dan bukan sebatas cerita omong kosong belaka.


Sebut saja salah satu cerita ketika saya mengambil mata kuliah KKN dari kampus sebagai bentuk pengabdian kepada Masyarakat di Sidrap dan Pinrang menjadi satu hal yang membuat keyakinan kalau Parakang dan Poppo masih ada. Kala itu ada sebuah program dari TIM KKN yang ada di sebuah desa X (disamarkan), di Kabupaten Pinrang, mendata warga lansia dan hidup dibawah garis kemiskinan.

ENSIKLOPEDIA MISTERI HOROR BUDAYA INDONESIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang