Kick Off [Prolog]

4.3K 336 13
                                    

"Seul"


"Seulgi!"


"SEULGI KANG!"


Seorang gadis berambut cokelat terbangun dari tidur singkatnya. Matanya berkedip beberapa kali sebelum mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang tidak asing lagi dimatanya. Sebuah ruangan tempatnya menghabiskan sebagian waktunya di sekolah.

Ah, aku ketiduran disini lagi.

"Yah! Wen! Berisik sekali. Aku mengantuk, kau tahu!" 

Keluh gadis bermata monolid yang masih mengumpulkan kesadarannya. Perlahan dia melihat gadis berambut pirang yang menatapnya dengan kesal. Melihat pemandangan itu, gadis yang dipanggil Seulgi terbangun dari tidurnya, lalu merapihkan ikat rambutnya.

Gadis yang dipanggil Wendy itu hanya menghela nafas panjang, "Kau ini, lagi-lagi hanya membolos Seul. Kau kan sudah berjanji akan masuk kelas hari ini. Sebentar lagi kelas Matematika Tuan Kim akan dimulai"

Seulgi memincingkan matanya, "Seingatku, aku hanya berjanji akan masuk kelas hari ini. Aku tidak janji masuk ke kelas Tuan menyebalkan itu Wen"

Gadis berambut cokelat pun bangun dari sofa di ruang Student Council dan mulai meregangkan tubuhnya, "Argh, kau ini kan Presiden Student Council Wen. Kau harusnya mengajukan sofa baru ke Mr. Park. Sofa ini kurang empuk, membuat punggungku sakit saja"

"Sembarangan! Kau pikir ini rumah nenekmu Seul! Kau ini selalu saja----" ucap Wendy yang terus mengoceh tiada henti.

Malas mendengarkan ocehan sahabatnya, gadis berambur cokelat itu mengalihkan pandangannya. Pandangan mata Seulgi terhenti pada lemari piala kaca di sudut ruangan. Senyuman kecil mulai menghiasi bibir tipisnya. Di barisan piala itu terdapat piala yang berhasil dia menangkan bersama timnya pada kompetisi sepak bola wanita di kotanya musim lalu.

Seulgi ingat empat tahun lalu adalah tahun pertamanya masuk Galaxy Academy yang termasuk salah satu secondary school favorit di kotanya. Ia hanyalah remaja bergolongan ekonomi menengah kebawah yang beruntung dapat masuk ke sekolah tersebut berkat prestasi sepak bolanya.

Ah, jika bukan karena sepak bola mana mungkin aku bisa masuk sekolah favorit ini.

Pandangannya kini beralih kembali pada Wendy yang masih menceramahinya. Seulgi memutar bola matanya dengan malas.

"Yah, Seulgi Kang! Kau dengar apa yang aku bicarakan dari tadi tidak?" gerutu gadis berambut pirang itu.

Seulgi memutar bola matanya, "Yayaya, kau pasti memarahiku untuk bersikap lebih dewasa, lebih bertanggung jawab dan mulai memperhatikan akademikku. Ya kan?"

Wendy tersentak, "Hei, bagaimana bisa kau---"

"Aku sudah hafal nasehatmu Wen. Sudah ya, aku lapar dan aku mau ke kantin sekarang. Sampai jumpa Wendy sayang" ucap Seulgi menekankan kata sayang sembari beranjak pergi.

"Sa--yang? Sayang katamu?! Hei Seulgi Kang! Aku belum selesai bicara! Dasar bedebah!" ujar Wendy sambil melihat punggung sahabat bodohnya yang perlahan menghilang.

"Awas kalau aku melihatmu lagi, Seul!" ancam Wendy dengan kesal.

***

PRITTTTTTT


"Oke, kita istirahat minum dulu. Setelah itu kita mulai game. Siap?"

"SIAP COACH!" ucap para pemain serempak.

Kang 20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang