Injury Time (5): Broken Trust

1.2K 199 79
                                    

Note :

Sorry, I changed the title.

Sinar matahari yang sangat menyilaukan membuat mata Seulgi mengerjap cepat. Gadis berambut cokelat itu dengan cepat menarik topinya ke bawah, sehingga menyembunyikan sepasang mata monolidnya dari terik matahari pagi. Hangatnya suhu musim panas di awal Juli membuat orang-orang banyak menghabiskan waktunya di luar rumah. Apalagi sebentar lagi waktu liburan musim panas. Pantai dan kolam renang yang merupakan lokasi favorit untuk menikmati waktu ini sudah di pastikan akan sangat ramai.

Sayangnya pikiran Seulgi tidak seperti kebanyakan orang. Bukannya mengunjungi tempat yang ramai, dia malah berada di tempat yang sunyi seperti ini. Sebuah tempat yang tidak biasa untuk menyambut musim panas. Pemakaman.

"Terima kasih karena mau menemaniku, Pelatih Sehun." Ujar Seulgi.

Pelatih Oh menyunggingkan senyuman jahil. "Terima kasih karena menemanimu bolos?"

"Ya, karena itu juga. Setidaknya aku tidak sepenuhnya salah. Karena kau mengizinkanku untuk itu." Elak Seulgi.

Pelatih Oh memutar bola matanya cepat. "Aku setuju karena aku sedang tidak ada kelas. Oh iya, jangan jadikan ini kebiasaan. Hanya sekali saja aku mengizinkan ini."

Seulgi mengangguk cepat sembari tersenyum. Pelatih Sehun Oh dan adiknya Suho Oh memang selalu bisa diandalkan ketika Seulgi dalam masalah. Awalnya dia mau mengajak bosnya Suho untuk ke tempat ini bersamanya. Sayangnya pria itu sedang ke luar kota sekarang. Akhirnya dia mengajak Pelatih Oh untuk menemaninya. Untungnya pelatih sepak bolanya itu mau ikut bersamanya. Biasanya Pelatih Oh tidak akan mengizinkannya untuk melanggar aturan seperti ini. Entah apa yang membuatnya lebih pengertian sekarang, Seulgi juga tidak mengerti.

Suasana di Heaton Cemetery sangat sunyi dan tentram. Hanya ada mereka berdua di lahan yang sangat luas ini. Pasangan pelatih dan anak asuhnya itu berjalan melewati ratusan nisan yang berdiri kokoh dari waktu ke waktu. Ratusan orang yang berasal dari berbagai kalangan dimakamkan di tempat ini.

Seulgi tidak pernah menyukai pemakaman. Makam mengingatkannya pada kematian. Sebuah kematian mengingatkannya pada kenangan buruk di hidupnya. Genggamannya pada mawar putih yang di bawanya semakin erat ketika mendekati nisan yang mereka tuju.

In Loving Memory of
Tiffany Kang
11st Feb 1980 - 24th Oct 2006
Beloved Mom and Great Woman

"Halo, Bu. Sudah lama sekali ya."

***

Wendy membuka pintu ruangan Club hati-hati. Nuansa khas Club Andromeda Cheerleader langsung terlihat ketika dia memasuki ruangan ini. Beragam poster kejuaraan, foto-foto Andromeda ketika tampil, dan kostum maskot yang dipajang rapi menghiasi sisi ruangan. Sayangnya dia kesini bukan untuk melihat-lihat. Matanya sibuk menatap ponsel ditangannya untuk membalas pesan dari seseorang.

Hari ini terasa berbeda dari hari-hari sebelumnya. Dia tidak mengantar Joy ke sekolah seperti biasa. Kemarin malam orang tua Joy baru pulang dari luar kota. Ibunya secara personal meminta pada Wendy untuk tidak mengantar Joy karena dia sendiri yang akan mengantar anaknya ke sekolah. Sebagai gantinya, Joy mengajak Wendy untuk sarapan bersamanya sebelum kelas di mulai. Dan di sini lah Wendy dengan bungkusan Mc Donalds mencari kekasihnya di ruangan ini.

"Sudah lama?" Tanya Wendy ketika menemukan Joy sedang duduk di sofa.

Joy menggeleng pelan. "Aku baru saja tiba."

"Muffin kesukaanmu." Wendy membuka menu sarapannya dan meletakkan bagian Joy di depannya.

Joy tersenyum kecil. "Terima kasih."

Kang 20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang