Offside

1.1K 204 33
                                    

Seulgi mengeratkan jaket yang membungkus tubuhnya. Terakhir dia cek tadi pagi, suhu tubuhnya mencapai 39°C, nyaris 40°C. Walaupun begitu, dia tetap memaksakan untuk masuk sekolah hari ini. Masa skorsingnya sudah berakhir, dan jika dia tidak masuk lagi, entah sampai kapan dia akan tertinggal pelajaran. Dia memang bukan tipe murid yang peduli tentang akademiknya. Tapi hei, jika terus membolos dia tidak akan bisa lulus kan?

Suasana kelas Bahasa Prancis Nona Sooyoung Choi di hari Senin lebih santai dari biasanya. Saat ini mereka sedang tenang mengerjakan latihan soal. Itu membuatnya sedikit bersyukur, karena saat ini kepalanya rasanya sangat berat, dan dia butuh ketenangan. Seulgi mengalihkan pandangannya ke sekeliling. Suara bisik-bisik dari belakangnya terdengar dengan jelas. Dia bisa mengamati, dari ekor matanya, beberapa orang temannya sedang membicarakan sesuatu. Dia memfokuskan pendengarannya, samar-samar dia bisa mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

"....Iya aku tahu. Mereka itu sudah putus waktu itu." Ujar seorang gadis bersurai hitam.

"Akhirnya putus juga mereka!"

"Gila ya, Irene Bae itu! Berani-beraninya dia selingkuh dari Seulgi" Ujar seorang gadis bersurai pirang.

"Iya, dasar tidak tahu diri. Kita yang mengejar Seulgi bertahun-tahun aja tidak dapat respon. Eh ini, sekalinya dia bisa mendapatkan Seulgi, malah dikhianati." Ujar teman disebelahnya menimpali.

"Dasar perempuan murahan. Irene itu memang pelacur. Awas saja kalau aku lihat dia. Akan kuberi pelajaran!"

Seulgi hanya bisa menghela nafas pelan. Tidak mengherankan bila rumor mengenai putusnya dia dan Irene sudah sampai ke telinga murid murid Galaxy. Ralat, itu bukan lagi rumor, dia memang sudah putus dari kekasihnya itu. Di tambah lagi drama yang terjadi di pesta ulang tahun Joy pada Jumat kemarin. Kabar itu pun sukses menjadi berita terhangat di Galaxy Academy.

Top news of the week. Ugh.

Kadang, Seulgi menjadi heran. Tidak bisakah mereka diam dan mengurusi urusan mereka sendiri? Dia akui dia memang cukup terkenal di sekolahnya. Tapi hei, bukan berarti masalahnya adalah masalah semua orang kan? Seulgi hanya bisa berharap, semoga murid murid Galaxy tidak memperlakukan Irene dengan kasar. Setelah apa yang dilakukan Irene padanya, tentu di hati kecilnya dia masih peduli pada mantan kekasihnya itu. Hanya saja peduli sebagai seorang teman. Entahlah, mungkin sebutan teman juga tidak pantas disandang oleh mantan kekasihnya itu. Namun yang terpenting, ini adalah masalah antara dirinya dan Irene. Orang lain yang tidak berkepentingan tidak perlu ikut membencinya.

Mengingat Irene membuat Seulgi harus mengingat kejadian buruk Jumat lalu. Rasanya hatinya sakit sekali. Dia sangat ingin melupakan Irene, melupakan semua kebohongannya, melupakan pengkhianatannya. Tapi mengapa, rasanya sangat sulit? Mengapa hatinya seperti tidak rela bila harus melupakan Irene?

Dia merasa bodoh. Bisa-bisanya dia terjebak dalam permainan gadis itu. Dia tidak pernah tahu, reputasi gadis itu sebelumnya. Dia juga tidak pernah tahu bagaimana gadis itu menyakiti sahabatnya sendiri. Sekarang, gadis itu mengkhianati dirinya. Dia benar-benar merasa bodoh.

Seulgi tiba-tiba ingat sesuatu. Neneknya selalu bilang satu hal, Semua hal yang indah itu butuh waktu. Tidak bisa secepat kilat. Semuanya butuh proses. Seulgi selalu memegang teguh kata-kata itu. Karena itu dia selalu sabar menikmati proses yang ada. Baik dalam bekerja ataupun bermain sepak bola. Dia tidak ingin terburu-buru dan tidak siap.

Dia juga menerapkan itu dalam urusan percintaannya. Dia selalu hati-hati jika itu menyangkut urusan percintaan. Dia tidak ingin dirinya disakiti. Itulah mengapa Seulgi menempatkan kencan sebagai urutan kesekian dalam hidupnya. Ayah dan Ibunya adalah salah satu contoh nyata di hidupnya. Mereka jatuh cinta terlalu cepat. Memutuskan menikah terlalu cepat. Lihat apa yang terjadi? Mereka juga hancur dengan cepat.

Kang 20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang