Seulgi mengepalkan tangannya dengan kuat. Dia memincingkan matanya dan menautkan kedua alisnya sehingga membentuk garis lurus. Dia tidak tahu apa yang terjadi, namun yang dia tahu sekarang, badannya telah bergerak secara otomatis untuk menarik kerah laki-laki itu dari kekasihnya. Dia memutar tubuh laki-laki itu, kemudian mencengkram kerah kemejanya kuat. Dahinya mengkerut, memperhatikan sosok laki-laki yang mencium kekasihnya. Di pikirannya dia berusaha mengingat-ingat siapa sosok laki-laki yang dihadapannya ini. Sayangnya pikirannya terlalu digelapkan emosi untuk mengingat hal tersebut. Tanpa sadar, kepalan kuat tangannya sudah mendarat ke wajah laki-laki tersebut.
"SEULGI!" Teriak Irene histeris.
Yang dipanggil tidak menghiraukan sama sekali teriakan yang memanggil. Dia terus meninju lelaki tersebut dengan pukulan yang bertubi-tubi. Tidak peduli walaupun tangannya sendiri harus terluka karena pukulan tersebut. Anehnya, laki-laki tersebut tidak melawan, seperti pasrah dengan pukulan yang dilayangkan padanya. Melihat hal tersebut, Seulgi semakin menggila. Dia terus melayangkan tinju ke target di depannya tanpa henti.
Irene memeluk tubuh kekasihnya dari samping sambil berusaha menahan tubuhnya. Usaha yang dilakukannya memang tepat, namun terkesan sia-sia. Mengingat tubuh Seulgi jauh lebih besar dan berotot dibandingkan dirinya. Tapi itu tidak menghentikan usahanya untuk terus menahan Seulgi agar tidak memukuli laki-laki malang di depannya.
"SEULGI!" Suara teriakan seseorang disusul dengan sebuah tarikan kuat membuat tubuh Seulgi tertarik ke belakang. Meninggalkan laki-laki di depannya jatuh terjerembab di lantai marmer tersebut.
Seulgi yang membuat keributan dengan menanyakan dimana keberadaan Irene, membuat lokasinya mudah untuk dilacak Wendy. Presiden Council itu tidaklah bodoh. Tidak mudah menenangkan Seulgi yang sedang emosi. Dia sadar, dia tidak bisa menghentikan Seulgi seorang diri. Oleh karena itu, dia menarik Moonbyul yang sedang minum-minum di lantai dansa untuk ikut bersamanya. Walaupun harus diwarnai dengan berbagai protes dan pertanyaan dari Moonbyul, kapten tim Galaxy itu akhirnya menurut. Beruntung Wendy mengajak seorang Moonbyul. Mengingat sahabatnya itu memiliki fisik yang lebih kuat dan postur yang lebih besar dibanding dirinya.
Seulgi meronta-ronta dalam cengkraman Moonbyul. Jika dilihat dari jauh, interaksi mereka seperti layaknya pawang dan hewan liar. Kapten Tim Galaxy itu mengunci kedua lengan Seulgi kuat, sehingga membatasi pergerakannya. Sementara Seulgi terus menggeram kesal karena tidak bisa menghajar laki-laki itu lagi. Wendy yang melihat itu tidak tinggal diam. Dia berusaha membuat Seulgi tersadar dari emosinya. Walaupun sepertinya, butuh lebih dari kata-kata untuk menghentikan Seulgi.
"Seul, hei tenanglah kawan. Jangan emosi, tenanglah!" Teriak Wendy yang sibuk memegangi sahabatnya.
Irene tidak pernah meninggalkan sisi Seulgi. Bahkan mungkin dia lupa untuk menolong sosok laki-laki malang yang jatuh dihadapannya. Kini dia memeluk Seulgi dengan erat. Gadis itu berusaha menenangkan kekasihnya. Dia menenggelamkan dirinya ke lekuk leher Seulgi, berharap aroma tubuh dan sentuhannya membuat kekasihnya tenang. Dia tidak tahu itu berhasil atau tidak, mengingat sekarang dia dalam masalah besar.
Itu berhasil. Hanya jika Irene melakukan itu satu jam yang lalu. Sebelum Seulgi meledak-ledak melihat kejadian yang tidak menyenangkan dihadapannya.
Seulgi mengerutkan dahinya. Aroma lavender menyeruak di indera penciumannya. Aroma tubuh ini terasa familiar, dan merupakan aroma yang paling dia sukai. Harusnya aroma tubuh ini dapat memberikan kenyamanan dan membuat tubuhnya rileks. Di saat seperti ini, harusnya aroma tubuh ini dapat meredakan amarahnya. Biasanya aroma tubuh ini lah yang membuat pikirannya tetap waras. Tapi entah kenapa, saat ini dia merasa asing dengan aroma yang familiar ini. Rasanya seperti aroma yang ingin dia lupakan.
Aroma pengkhianatan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kang 20
FanfictionSeulgi Kang, seorang striker kebanggaan Galaxy Academy percaya bahwa ia tidak punya waktu untuk cinta. Mimpinya sebagai pemain sepak bola dan tanggung jawabnya untuk menjaga adik dan neneknya membuatnya tidak tertarik untuk berkencan. Namun ketika I...