Seulgi meraba jok kulit vespa retro miliknya, ia lalu tersenyum kecil. Tubuh vespanya ini masih kokoh walau sudah termakan usia. Ia akui, dirinya memang rajin merawat vespa peninggalan mendiang ibunya ini. Pengalaman bekerja di bengkel membuatnya sering mengutak-atik vespanya sehingga performanya tetap terjaga.
Gadis bermata monolid itu menarik nafas dalam. Ia masih bisa merasakan dinginnya hembusan angin malam kota Newcastle ketika mengendarai vespanya sepulangnya bekerja. Ia juga masih bisa merasakan tarikan vespanya ketika ia membawa kendaraan beroda dua ini melaju kencang melewati jembatan Tyne. Vespa ini lah yang sudah menjadi saksi hidupnya di kota Newcastle. Bahkan vespanya juga yang mengantar dirinya bertemu dengan kekasih hatinya sekarang, Irene.
Vespa peninggalan mendiang ibunya ini menyimpan kenangan manis masa kecilnya. Masih hangat di ingatan Seulgi ketika pertama kali ia bertemu dengan sahabat karibnya ini. Saat itu dirinya masih berumur 4 tahun dan masih tinggal di North East.
Flashback
"Gigi hati-hati main bolanya nanti kaca jendelanya bisa pecah!" sahut seorang wanita muda di dekat pintu. Wanita muda itu berambut pirang dan memiliki mata besar berwarna biru. Kulitnya yang pucat sangat kontras dengan blouse hitam yang dikenakannya. Sementara celana jeans biru tua memeluk erat kedua kaki jenjangnya.
Seulgi kecil menengok ke sumber suara dan tersenyum lebar ."Aku kan udah jago bu, jadi ibu tenang saja." katanya sambil memamerkan deretan gigi kelincinya.
Wanita muda itu hanya menggeleng-geleng kepalanya pelan. "Iya iya, ibu tahu kau jago Gi. Tapi ini halaman rumah, bukan lapangan sepak bola."
Seulgi kecil tidak mendengarkan ucapan ibunya dan masih terus menggiring bola hadiah dari ayahnya dengan lincah. Ia tidak mempedulikan baju yang dikenakannya basah oleh keringatnya. Ia juga tidak mempedulikan teriknya matahari siang membakar kulitnya.
Gadis kecil itu lalu menendang bolanya dengan keras. Bola tersebut lalu mengenai sebuah vespa yang terparkir di depan rumahnya. Melihat vespa asing tersebut, Seulgi kecil menjadi penasaran. Ia menengok mencari ibunya, namun wanita muda itu sepertinya sudah masuk ke dalam rumah. Dia kemudian menghampiri vespa asing itu dan terperangah. Tubuh vespa itu masih mengkilap seperti baru keluar dari pabrik. Bentuk tubuhnya yang kokoh membuat vespa itu terlihat menawan di mata Seulgi. Ia pernah melihat ini di film. Sesorang mengendarainya dan itu terlihat sangat keren. Karena penasaran, Seulgi kecil berusaha memanjat vespa yang terparkir tersebut. Karena Seulgi memanjat vespanya dari arah yang salah, vespa tersebut malah jatuh menimpanya.
BRUKKK
AW SAKIT!
Mendengar ada suara benda jatuh di depan rumahnya, ibu Seulgi langsung keluar rumah. Begitu kagetnya ia melihat anaknya jatuh ditimpa vespa yang diparkirnya.
"Astaga Seulgi!" wanita itu segera berlari menolong putri kecilnya. Dilihatnya Seulgi kecil kesakitan ditimpa vespa besar tersebut. Wanita itu pun mengangkat vespanya yang menimpa putrinya dan melihat kondisi Seulgi kecil.
"Kau tidak kenapa-napa kan? Ada yang luka tidak, Gi?" tanya wanita itu sambil mengecek tubuh putrinya dengan seksama.
Seulgi kecil menangis sesegukan. Ia kemudian menunjukkan sikut dan lututnya yang berdarah. "Hiks hiks sakit, bu"
Ibu Seulgi pun masuk ke dalam rumah lalu beberapa saat kemudian kembali dengan sebuah kotak P3K. Ia kemudian menggendong putrinya ke kursi di teras rumah mereka dan mengobati luka Seulgi.
"Kenapa kau bisa sampai tertiban motor seperti itu, sih Gi?"
Seulgi kecil hanya menggeleng pelan. "Aku mau mencoba naik itu, hanya saja aku yang malah tertiban." tangan Seulgi menunjuk vespa yang baru saja menimpanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kang 20
FanficSeulgi Kang, seorang striker kebanggaan Galaxy Academy percaya bahwa ia tidak punya waktu untuk cinta. Mimpinya sebagai pemain sepak bola dan tanggung jawabnya untuk menjaga adik dan neneknya membuatnya tidak tertarik untuk berkencan. Namun ketika I...