Intercept

1K 197 20
                                    

Seulgi menghembuskan nafasnya pelan. Tidak biasanya restoran cepat saji tempatnya bekerja seramai ini. Meski kondisi tubuhnya sedang tidak baik, dia berusaha untuk melayani pelanggan sebaik mungkin. Sejujurnya dari tadi kepalanya terasa sakit. Pandangannya juga sedikit kabur. Untung saja hari ini dia hanya menjadi operator Drive Thru. Entah apa yang terjadi jika dia bertugas menyiapkan makanan sekarang. Mungkin dia bisa pingsan di tempat.

Ketika sedang berganti seragam kerja, Seulgi menyadari bahwa wajahnya sangat pucat, bagaikan mayat. Karena itu dia memoles wajahnya dengan make up yang agak tebal untuk menyembunyikan wajah pucatnya. Semua itu dia lakukan untuk menghindari pertanyaan yang tidak perlu. Dia juga berusaha sebaik mungkin untuk tidak melakukan kontak fisik dengan rekan kerjanya. Karena dengan sekali sentuhan saja, mereka akan tahu jika tubuh Seulgi sekarang seperti sedang terbakar.

Saat ini pukul 10.56 malam, sebentar lagi shiftnya akan berakhir. Setelah itu dia baru bisa beristirahat sebelum besoknya kembali ke sekolah. Untung saja dia berhasil membujuk Wendy untuk mengerjakan semua tugasnya untuk besok. Jadi dia bisa pergi tidur dengan nyenyak tanpa beban. Berbicara tentang tidur, dia jadi teringat dengan adiknya dirumah. Apakah Yerim sudah tidur sekarang? Jujur dia sangat mengkhawatirkan kondisi adiknya itu.

"Seul, shiftmu sudah selesai sekarang." Ujar seorang laki-laki membuyarkan lamunannya.

Seulgi menoleh ke sampingnya, seorang laki-laki dengan surai hitam dan kulit putih bersih tersenyum padanya.

"Ah, oke boss." Ujar Seulgi dengan lemas. Dia kemudian melepas headsetnya dan berjalan menuju loker pegawai.

Laki-laki yang di panggil Suho itu berjalan mendekati Seulgi. Dia kemudian memutar tubuh Seulgi sehingga mereka berhadapan.

"Kau baik-baik saja?" tanyanya dengan lembut.

"Ah, aku baik-baik saja. Memangnya kenapa?" Tanya Seulgi dengan gugup. Sedikit kontra dengan pernyataannya.

Suho kemudian mengerutkan dahinya. "Entahlah, sepertinya kamu sedang sakit."

Mendengar itu Seulgi tertawa kecil. "Aku baik-baik saja. Kau saja yang terlalu khawatir."

Laki-laki itu lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Ah, iya mungkin saja ya" ujarnya sambil tersenyum. "Tapi kalau kau kenapa-kenapa tolong bilang padaku, oke?"

"Siap, boss!" Ujar Seulgi yang kini berlagak memberi hormat.

Melihat itu Suho hanya tersenyum. Dia lalu menepuk-nepuk puncak kepala Seulgi dengan pelan, "Hati-hati di jalan. Maaf, aku tidak bisa mengantarmu. Aku harus ke Rumah Sakit sekarang bersama Sehun. Temanku tiba-tiba kecelakaan"

Seulgi mengangguk pelan, "Ah, tidak apa-apa. Aku bisa naik bus. Kau menjenguk temanmu saja, boss"

"Hati-hati, oke? Kalau ada apa-apa tolong kabari aku. Secepatnya aku akan langsung ke sana" ujar Suho dengan lembut.

Seulgi hanya membalasnya dengan mengangguk. Seulgi memperhatikan bosnya yang kini sedang berbicara di telpon dengan Sehun. Wajah paniknya terlihat selama pembicaraan mereka di telpon.

Suho Oh adalah adik Sehun Oh, pelatih sepak bolanya di Galaxy Academy. Mereka sudah lama akrab semenjak Seulgi mulai bekerja di restoran miliknya, Five Guys. Seulgi bersyukur memiliki atasan seperti Suho. Laki-laki itu sangat baik dan ramah terhadap para pegawainya. Walaupun Seulgi tahu, bahwa sikap baik dan ramah padanya karena ada maksud lain.

Sudah menjadi rahasia umum para pegawai Five Guys kalau bos mereka menaruh hati pada Seulgi. Bahkan Suho secara terang-terangan mengajaknya kencan saat shift Seulgi telah selesai waktu itu. Namun Seulgi menolaknya secara halus. Dia beralasan jika mereka berkencan, maka para pegawai lain akan beranggapan Suho semakin memfavoritkannya. Dia tidak mau itu terjadi.

Kang 20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang