Full Time 2 (End): Intertwined Fated

1.3K 170 65
                                    

"Kau tahu, kau bisa dalam masalah besar dengan Pelatih Oh sekarang." Ledek Irene.

Seulgi melirik ke arah gadis berambut hitam yang sedang menatapnya dengan tajam di pelukannya. Alisnya terangkat karena bingung. "Apa salahku?"

Irene mendengus kesal. "Berhentilah berpura-pura tidak tahu."

Wajah Seulgi berubah cemberut. "Oh, ayolah, Angel. Beberapa hari lagi aku akan bertanding. Aku butuh dukungan sebanyak-banyaknya, bukan omelan sebelum bertanding dari Pelatih Oh."

"Maksudmu sebagai dukungan adalah dengan mengajakku bermalas-malasan di koridor sekolah?"

"Diamlah, aku senang karena kau sudah membaik. Rumah sakit bukanlah tempat untukmu." Seulgi memeluk Irene semakin erat.

Irene hanya tersenyum mendengarnya. Sejak dia keluar dari rumah sakit, Seulgi selalu seperti ini, selalu perhatian padanya. Hal ini bukan tanpa sebab. Entah apa yang terjadi pada gadis bertama monolid itu dia tidak tahu.

"Tentu saja aku datang. Aku tidak akan membiarkanmu bolos kelas lagi, Seul." Tegur Irene sambil menatap Seulgi dengan tajam.

"Hei, aku tidak membolos lagi!" Irene melepas pelukan Seulgi dengan cepat dan melipat kedua tangannya di dadanya. Melihat itu Seulgi menghela nafasnya pasrah. "Huft, oke mungkin aku membolos kemarin, tapi aku mengajak Pelatih Oh untuk pergi bersamaku!"

"Ya ya ya. Aku tidak mengerti kenapa Pelatih Oh mau menuruti keinginanmu. Benar-benar privilege anak kesayangan." Ejek Irene karena memang Seulgi adalah anak emas dari Pelatih Oh.

Seulgi memainkan alisnya dengan iseng. "Kau hanya cemburu karena aku anak emas pelatihku. Percayalah semua orang mencintai Kang Seulgi!"

"Huh, terlalu percaya diri!" Dengus Irene yang membuat Seulgi tertawa terbahak-bahak. Gadis bermata monolid itu sangat merindukan interaksinya seperti ini. Mungkin inilah terakhir kalinya mereka bersikap tanpa beban seperti ini sebelum Seulgi menjatuhkan bom yang akan mengubah segalanya.

"Angel, aku ingin bicara serius denganmu." Pinta Seulgi yang membuat Irene menjadi gugup.

"Apa yang kau mau bicarakan, Seul?" Tanya Irene dengan hati-hati. Dalam hatinya dia terus menerka-nerka kira-kira apa yang menjadi topik pembahasannya.

Seulgi menghela napasnya pelan sebelum dia menatap Irene dengan serius. "Angel, kita tidak bisa terus seperti ini."

Dahi Irene mengerut ketika Seulgi mengatakan hal tersebut. "Apa yang kau maksud dengan tidak bisa terus seperti ini?"

Gadis bermata monolid itu menelan ludahnya cepat. "Kita, bersikap seperti sepasang kekasih. Angel, maaf tapi aku tidak bisa bersikap seperti itu lagi padamu."

Jantung Irene seperti berhenti berdetak. Dia menatap Seulgi dengan penuh tanya. Di dalam otaknya sudah tergambar skenario tentang kemungkinan yang dapat terjadi.

"Apa yang kau maksud dengan kita tidak bisa bersikap seperti seorang kekasih, Kang Seulgi?" Irene langsung memanggilnya dengan nama lengkap Seulgi dan membuat gadis bermata monolid itu kikuk.

"Angel, aku punya kekasih sekarang. Aku tidak bisa terus seperti ini padamu. Aku tidak bisa menyakiti Krystal terus menerus." Seulgi berusaha untuk menjelaskannya perlahan-lahan agar Irene mau menerimanya.

"Bukankah kau bilang bahwa kau mencintaiku, Seulgi? Lalu kenapa kau mengatakan seperti itu?" Nada Irene semakin meninggi. "Apa yang kau katakan itu bohong?"

Gadis Kang menggeleng cepat. Dia meraih tangan Irene dan menggenggamnya erat. "Tidak, aku tidak berbohong padamu. Aku mencintaimu, Angel. Sampai detik ini aku masih mencintaimu, namun―" Seulgi menarik napasnya dalam sebelum dia melanjutkannya. "Aku mencintai Krystal juga. Mungkin kau bertanya bagaimana aku bisa mencintai dua orang dalam waktu bersamaan. Hell, aku bahkan tidak tahu."

Kang 20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang