Suicide Goal (1) : Calm Before The Storm

970 187 96
                                        

GOAL!
Oh.
Sorry darling, It's a suicide goal.
Hope you like it.

***

Seulgi menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur. Pekerjaannya hari ini benar-benar membuatnya pegal. Untung saja Suho mengantarkannya pulang sampai ke rumah. Jadi di tidak perlu bersusah payah menaiki bus malam yang sepi dan menyeramkan. Dia menyadari kali ini Suho lebih banyak bicara dari biasanya. Dia menanyakan banyak hal padanya. Kondisi dirinya, apakah ada masalah sekarang, bagaimana sekolahnya, bagaimana keluarganya, juga kondisi Yerim sekarang. Seulgi yang sudah menganggap Suho sebagai kakaknya pun menceritakan segala masalah yang di pikirkannya, namun dia merahasiakan masalahnya dengan Irene. Suho memang tahu bahwa hubungan Seulgi dan Irene sudah berakhir, namun dia tidak pernah tahu apa yang menyebabkannya berakhir.

Bicara soal Yerim, dia memutuskan untuk tidak melanjutkan fisioterapi adiknya di tempat Nona Yoona. Selain karena mahal, biaya pengobatannya juga ditanggung oleh Irene. Dia ingin mencari tempat terapi yang lain, yang lebih murah dari itu. Dia tidak ingin Irene nanti menggunakan Yerim sebagai alasan agar dirinya terikat olehnya. Tidak, dia tidak mau itu terjadi.

Ingatannya tentang Irene membuat moodnya berubah menjadi buruk seketika. Setelah tadi sore mendengar rahasia yang Joy simpan, dia merasa telah dibohongi habis-habisan oleh mantan kekasihnya itu. Bisa-bisanya dia menjadikan orang yang telah menghancurkan sahabatnya itu sebagai seorang kekasih. Meskipun dia masih sangat mencintainya, tapi kali ini logika Seulgi harus lebih kuat dari perasaannya. Kali ini dia harus benar-benar meninggalkan gadis iblis itu.

Karena terlarut dalam pikirannya, Seulgi tidak menyadari bahwa ponselnya berbunyi. Dia lalu meraih ponselnya yang berada di meja dan melihat layarnya.

Irene Calling

Baru saja dia memikirkannya, ternyata Irene malah menelponnya sekarang. Tapi, dia sedang tidak mood untuk berbicara dengan mantan kekasihnya itu. Dengan mudahnya, dia menekan tombol reject di ponselnya. Takut mantannya itu menelponnya lagi, Seulgi dengan cepat membuka daftar kontaknya. Dia lalu menekan tombol panggilan.

Calling Krystal Jung

***

"Brengsek!" Teriaknya kesal.

Irene mengela nafasnya kasar. Dia lalu menyandarkan tubuhnya di tempat tidurnya dengan pasrah. Lagi-lagi Seulgi tidak mau menjawab telponnya. Kali ini lebih parah, dia menolak panggilannya! Padahal saat ini, dia sangat merindukan mantan kekasihnya itu. Sudah lama dia tidak mendengar suara Seulgi. Dia ingin mendengarnya lagi dan lagi.

Dia meneguk botol whiskey di tangan kirinya dengan malas. Kali ini dia tidak menghabiskan malamnya di club. Jisoo benar-benar melarangnya untuk datang ke club lagi, apalagi datang sendirian. Sepupunya itu beralasan kalau Irene nanti mabuk, tidak ada (Seulgi) yang bisa di telpon lagi. Benar-benar pencari alasan, pikir Irene. Padahal sepupunya itu sekarang pasti sedang berpesta di club bersama Rosé.

Pandangannya teralihkan pada sebuah figura yang berada di atas meja di samping tempat tidurnya. Dengan tidak peduli, dia melempar ponselnya ke kasur dan mengambil figura itu. Ada dua buah foto yang ada di figura tersebut. Foto pertama adalah foto Seulgi yang memakai jersey Galaxy. Seulgi tersenyum lebar ke arah kamera dengan kedua tangannya membentuk hati di depan dadanya. Foto itu diambil setelah kemenangan pertamanya di kompetisi beberapa waktu lalu melawan Heaton Manor. Irene sendirilah yang mengambil foto tersebut.

Sejenak Irene tersenyum kecil. "Seulgi, aku sangat merindukanmu."

Foto kedua yaitu foto close up mereka sedang berciuman. Ya, berciuman. Irene tersenyum kecil ketika melihat foto itu. Dia ingat ini adalah foto yang diambil Yerim saat dia memergoki mereka sedang berciuman di ruang tengah. Seulgi yang menyadari Yerim mengambil fotonya pun sangat malu. Dia menyuruh adiknya itu menghapus foto tersebut. Sayangnya Yerim layaknya Yerim, malah melarikan diri. Alhasil Seulgi harus mengejar-ngejar adiknya itu hingga keliling rumah. Pada akhirnya, Irene lah yang mendapatkan foto tersebut. Dia lalu mencetaknya tanpa sepengetahuan Seulgi dan meletakkannya di figura.

Kang 20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang