*masih flashback
"Tsuma..." seperti yang telah dokter sampaikan, Hiashi memasuki ruangan Hitomi dengan tergesa.
"Hiashi-kun..." panggil Hitomi lemah.
Hiashi berjalan mendekati sang istri yang terbaring lemah. Ia duduk di sebelah ranjang Hitomi. Bibirnya tidak berhenti menciumi wajah dan tangan Hitomi penuh cinta.
"Bagaimana keadaanmu Tsuma? Apakah ada yang sakit? Dimana? Apa aku harus memanggil dokter?" Tanya Hiashi cemas.
Hitomi terkekeh dengan kelakuan sang suami yang begitu posesif padanya.
"Aku baik-baik saja Anata" jawab Hitomi setelah selesai dari kekehannya.
"Aku ingin berbicara sesuatu yang penting padamu Anata!" Ucap Hitomi dengan wajah yang begitu serius.
"Bicaralah, Sayang" timpal Hiashi sambil menciumi tangan Hitomi yang terbebas dari selang infus.
"Bukalah hatimu untuk Hikari." Seketika kecupan di tangan Hitomi terhenti.
"Apa maksudmu?" Tanya Hiashi tegas.
Mengapa istrinya ini bercanda pada waktu yang seperti ini?
"Kau harus belajar untuk membuka hati pada Hikari-chan, Anata.... " ulang Hitomi lirih.
"Jangan bercanda Hitomi!" timpal Hiashi.
"Aku tidak bercanda Hiashi-kun. Aku melakukan ini untuk keluarga kita, terutama Neji. Karena setelah kepergian ku nanti hanya Hikari lah yang bisa menjaga putra kita, Neji" papar Hitomi dengan air mata yang menetes di sudut matanya.
"Jangan katakan itu, Sayang. Kau akan baik-baik saja aku yakin itu!! Dan kita pasti akan menjaga Neji bersama" ucap Hiashi menghapus air mata yang keluar dari sudut mata sang istri.
"Ini sudah waktunya Anata. Aku akan tenang jika kau mulai membuka hatimu untuk Hikari" Hitomi terus meyakinkan sang suami agar membuka hatinya untuk Hikari.
"Kau ini bicara apa Hitomi! Aku yakin kau akan sembuh, jadi bertahanlah nee!!" ucap Hiashi menyemangati sang istri.
Nafas Hitomi mulai memburu. Membuat Hiashi kelimpungan dan ketakutan.
"Bertahanlah, Sayang!!! Akan kupanggilkan dokter!!!"
Sebelum Hiashi melangkah menjauhinya, Hitomi menggenggam tangan Hiashi erat.
"Ti-tidak Anata. I-ini batasku. Biarkan aku mati di pelukanmu..." lirih Hitomi.
Hiashi membawa tubuh sanh istri ke pelukannya. Dirinya berusaha menenangkan nafas Hitomi yang semakin memburu.
"Aku men...cin...tai...mu. Ja...ga...lah Ne...ji kita. Bu...kalah ha...ti...mu un...tuk Hi...ka...ri" pinta Hitomi terputus-putus, hingga akhirnya
Tuttt
Mesin pendeteksi jantung yang semula zigzag kini menjadi garis lurus sempurna.
"Hitomi bangun sayang!!! HITOMIIII!!!" teriak Hiashi ketika sang istri tidak menampakkan manik indahnya lagi.
"DOKTERR TOLONG ISTRIKU!!!" teriak Hiashi, mencari sang Dokter untuk menyelamatkan istrinya.
"Anda tunggu di luar tuan!" Perintah sang dokter dan dipatuhi oleh Hiashi.
....
Hikari merasa sedih ketika melihat sang suami berduka.
Ia menghampiri Hiashi dan berusaha menggenggam tangan bergetarnya. Dengan usapan lembut, Hikari memberikan kekuatan pada sang suami untuk tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Life
Fanfiction©Masashi Kishimoto NaruHina sight SasuHina Perjalanan ini memang membutuhkan pengorbanan baik itu jiwa, raga maupun rasa. Siapapun yang ikhlas menjalaninya, maka balasannya akan lebih baik dari pengorbanan yang dibuatnya. ....