"A-apa ini?" Tanya Hiashi bingung.
"Bacalah!" Ucap Hikari sambil menahan air matanya.
Hiashi membuka buku itu dan mulai membaca semuanya.
Deg
'A-apa maksud dari ini semua?' Batin Hiashi bingung.
Tes
Tes
Hikari menitikkan air matanya. Ia takut jika sang suami kembali menolak putri mereka.
'Ya Tuhan tolong bantu aku...' batin Hikari lirih.
"Apa maksud semua ini?" Tanya Hiashi dengan nada kesal.
"Hi-hinata hiks di-dia put_hiks putri kita, Anata" ucap Hikari menangis.
"Aku tak percaya itu!" Ucap Hiashi yang membuat Hikari membelalakkan matanya terkejut.
"A-apa hiks maksudmu?"
"Aku tak percaya Hinata putriku. Jika memang dia putriku maka matanya amethyst bukan hitam..."
Hikari mengambil laptopnya dan memberikan tayangan cctv dikamar Hinata.
"Apa lagi ini?" Tanya Hiashi dengan nada dingin.
"I-ini hiks adalah bukti kalau Hi-hinata adalah putri kita. Lihatlah!"
Hiashi langsung melihat vidio itu. Dia kembali dibuat terkejut saat melihat Hinata melepaskan lensa hitamnya, hingga nampak lah mata lavender indahnya.
"I-ini tidak mu-mungkin!" Kata Hiashi terkejut.
"Ini nya-nyata, Anata hiks Hi-hinata putri kita!"
"Aku tak mempunyai putri lain selain Hanabi...
Hanya Hanabi dan Nejilah anakku!" Ucap Hiashi santai.
Hikari yang melihat kelakuan suaminya hanya bisa menangis sambil menggelengkan kepalanya.
"Hiks... hiks... A-apa yang kau katakan hiks... Hi-hinata juga bagian da-dari keluarga ini! Kenapa kau tega padanya hiks..ke-kenapa? JAWAB AKU KENAPA HIASHI HYUUGA"
"Kau bilang kenapa? AKU ADALAH HYUUGA. Dan Hyuuga benci kecacatan. Sampai kapanpun gadis itu tidak akan pernah menjadi bagian dari Hyuuga kau harus ingat itu!"
"D-dia putri kita..." lirih Hikari.
"Sampai kapanpun, aku tidak akan mengakui kalau gadis cacat itu anakku.
Aku tidak pernah mempunyai anak cacat.
Dan sampai kapanpun juga, aku tidak akan memiliki anak cacat.Hyuga adalah kesempurnaan. Gadis cacat itu tidak akan menjadi bagian dari Hyuuga sampai kapanpun!" Hiashi meluapkan semua emosinya.
Hikari jatuh terduduk.
Hiashi yang kesal dengan tangisan sang istri pergi seraya membanting pintu dengan kasar. Ia meninggalkan Hikari sendirian di lantai marmer yang dingin.
"Kenapa Hi-hiashi-kun? Kenapa kau se-seperti ini? hiks... hiks...
Ya Tuhan tolonglah aku...
Apa yang harus aku lakukan sekarang hiks...hiks...?""Kaa-chan!"
Hikari menolehkan wajahnya ke kanan dan ke kiri. Ia mencari dimana suara itu berasal.
"Hi-hinata?" Hikari terkejut saat Hinata tiba-tiba berada di depannya.
Tapi tunggu! Berarti tadi yang memanggilnya Kaa-chan adalah Hinata. Kenapa Hinata bisa mengeluarkan suaranya? Bukankah Hinata bisu?
"Hi-hinata kauuu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Life
Fanfiction©Masashi Kishimoto NaruHina sight SasuHina Perjalanan ini memang membutuhkan pengorbanan baik itu jiwa, raga maupun rasa. Siapapun yang ikhlas menjalaninya, maka balasannya akan lebih baik dari pengorbanan yang dibuatnya. ....