15 Februari 2018
Tap...tap...tap
Langkah kaki menggema di lorong mansion megah Uchiha.
Sasuke, pemuda itu dengan tergesa melangkahkan kakinya menuju ruang tamu keluarga Uchiha.
Sebenarnya sih ia malas menanggapi panggilan keluarganya, tapi apa dayanya saat sang ibu yang begitu ia cintai itu memaksa.
Jika saja ia bisa menolak, maka ia saat ini masih ada di sebuah Restoran tempat 'gadisnya' bekerja. Menatap 'gadisnya' yang sedang bekerja. Yah meskipun menatap dari jauh, tapi hal tersebut berhasil menghangatkan hatinya juga berhasil melepaskan rindu pada sang terkasih.
"Sasuke!" Panggil sang ayah saat sasuke telah mendudukkan dirinya di kursi empuk keluarga Uchiha.
"Ya Tou-chan ada apa?" Tanya Sasuke santai.
"Kami ingin kau menikah dengan Sakura setelah lulus kuliah nanti..." tutur Fugaku Uchiha yang membuat sasuke langsung membolakan matanya, terkejut.
"A-apa? Tou-chan bercanda kan!" Ucap Sasuke terkejut.
"Tidak Nak itu benar. Keluarga kami pernah mengalami gulung tikar, namun keluarga Haruno dengan baik mengulurkan tangannya pada kami dan membantu kami. Kami sangat berjasa pada keluarga Haruno. Sebagai balas jasanya, kami mengadakan perjodohan ini untuk mempererat hubungan diantara kami, Sasuke." Ucap Fugaku menepuk bahu Sasuke.
"Ta-tapi kenapa harus aku?" Tanya Sasuke masih dengan raut wajah terkejutnya.
"Karena kau yang dicintai putrinya. Sakura bahkan memohon pada Kizashi agar dia dinikahkan denganmu." Perkataan Fugaku itu membuat Sasuke bungkam.
"Sasuke-kun kamu menerimanya kan?" Kini sang ibulah yang berbicara, tapi Sasuke masih bungkam.
"Kami sudah mengundur waktu. Kami tahu kau tidak mencintai Sakura, tapi kami mohon bukalah hatimu untuk Sakura, dia wanita yang baik dan pantas untukmu, Sasuke!" Sang ayah kini memohon dihadapan putranya.
"Ta-tapi a-aku punya pilihanku sendiri, Tou-chan Kaa-chan" kini Sasuke yang memohon, ia ingin sebuah pengertian dari ayah dan ibunya.
"Baiklah, kami mengerti" ucap sang ayah
"Kami akan mengijinkanmu bersamanya, tapi jika gadismu itu sesuai dengan kriteria kami..." lanjutnya.
"Kami beri kamu waktu 3 bulan, jika saat kau membawa gadismu itu pada kami, dan kami menyukainya, maka kami akan membatalkan perjodohan ini..." ucapan sang ibu kali ini membuat sasuke tersenyum bahagia. Ia dengan sigap memeluk tubuh ayah beserta ibunya bersamaan.
"Terima kasih Tou-chan, Kaa-chan" ..
...
Seperti biasanya, Sasuke selalu menghabiskan sorenya disebuah restoran yang kini menjadi favoritnya.
Ia mengangkat tangannya guna memanggil sang pelayan.
"Mau pesan apa, Tuan?" Tanya pelayan itu menyiapkan buku menunya.
"Mmmm...black coffie saja!" Jawab sasuke tegat.
"Lalu?" Pelayan itu kembali bertanya pada sasuke.
"Tidak ada"
"Mm boleh saya bertanya?" Lanjut sasuke. Yang dibalas anggukan oleh sang pelayan.
"Kalo gadis berambut indigo yang selalu melayani tamu dimana ya?" Tanyanya penasaran.
Sang pelayan mulai berfikir, ia menimbang-nimbang siapa yang ditanyakan sasuke. Memang disini ada pelayan berambut indigo, tapi itukan cuma 'si bisu'. Jika memang benar ia yang sasuke cari untuk apa? Masa cowok setampan ini menanyakan gadis cacat. Tapi tidak ada salahnya kan ia mencoba.
"Mungkin maksud anda si bi ehmm maksud saya Hinata?" Pelayan itu bertanya dengan nada rendah.
"Ya dia"
"Ohh, hari ini dia tidak masuk, katanya sih sakit." Ujar pelayan itu semakin heran, kenapa cowok setampan sasuke menanyakan pelayan bisu itu.
"Ohh, boleh saya minta alamatnya?" Tanya sasuke terkesan memohon, meskipun tidak meninggalkan wajah datarnya.
"Aaaaa, baiklah." Pelayan itu menuliskan sebuah alamat pada secarik lertas lalu menyerahkanmya pada sasuke.
"Masih ada yang bisa saya bantu, tuan?"
"Tidak ada, terima kasih"
Pelayan itu menganggukkan kepalanya. Ia kembali pada tempatnya untuk melporkan pesan yang sasuke pesan.
Sedangkan sasuke? Ia nampak buru-buru. Ia menyimpan sejumlah uang di mejanya, dan segera meninggalkan restoran itu.
...
Sesuai alamat yang tertera dalam secari kertas itu, Sasuke akhirnya dapat sampai di tempat tinggal 'gadisnya' itu.
"Aku senang bertemu denganmu lagi, Hime."
"Yah meskipun butuh beberapa minggu untukku agar bisa mengenalimu kembali."
"Maafkan aku yang melupakanmu itu"
Sasuke bermonolog, ia menumpahkan segala penyesalan yang ada dihatinya. Penyesalan karena tidak mengingat sang gadis saat mereka pertama kali bertemunya.
Sasuke terus menatap bangunan didepannya sedih.
Tinn
Tinn
Tinn
Tiba-tiba sebuah mobil bewarna putih itu muncul entah darimana, dan memarkirkan mobilnya dihalaman rumah kecil Hinata.
'Dia kan...
Tenten. Kenapa ada disini?' Batin Sasuke bertanya.
Drttt...drttt...drtt
"Halo, Kaa-chan..." sapa Sasue seyelah mengangkat panggilan masuk yang ternyata Mamanya itu.
"..."
"Iya, Key segera kesana."
"..."
Pipp
Entah apa yang mereka berdua bicarakan hingga Sasuke langsung pergi dan menghentikan acara stalkernya.
...
Seorang gadis berjalan menuju perpustakaan dengan tangannya yang mengenggam sebuah buku dengan terburu-buru.
"Haii..." gadis itu terkejut saat tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang dan menyapanya.
Ia membalikkan badannya guna melihat siapa yang menepuk pundaknnya ini.
'Siapa?' Batin gadis itu dengan wajah kebingungan setelah menatap pria yang tidak ia kenal itu.
"Kau tak mengenalku?" Pria itu bertanya dengan raut wajah sedih. Meskipun sang gadis tidak mengatakan sepatah kata apapun, tapi pria itu tahu bahwa gadis itu tak mengenalnya.
"Kau jahat, tak mengingat temanmu ini!" Pria itu terus menekan sang gadis agar mengingatnya.
'Temanku, tapi siapa...' gadis itu terus bertanya dalam hatinya.
Degg
Sang gadis mulai terkejut. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya ini.
'Dia...'
"Kau sudah mengingatku sekarang? Jika begitu ikutlah denganku!" Pria itu langsung membawa sang gadis tanpa persetujuannya.
Ia terus membawa sang gadis ke suatu tempat yang dimaksudnya.
...
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Life
Fanfic©Masashi Kishimoto NaruHina sight SasuHina Perjalanan ini memang membutuhkan pengorbanan baik itu jiwa, raga maupun rasa. Siapapun yang ikhlas menjalaninya, maka balasannya akan lebih baik dari pengorbanan yang dibuatnya. ....