Hari demi hari terus berganti . Satu tahun sudah hubungan antar Naruto, Hinata dan Sasuke terjalin begitu erat. Pertemuan singkat itu membuat hubungan mereka semakin erat terjalin. Ketiganya selalu bermain bersama, yah meskipun Naruto selalu mengusik setiap kegiatan yang dilakukan Hinata. Di samping itu Sasuke selalu melindungi Hinata kala kejahilan Naruto muncul.
"Hime!"Panggil Sasuke lembut. Dirinya mendudukkan diri di samping Hinata yang menyandarkan tubuh mungilnya di badan pohon besar.
"Keluargaku bilang, besok kami akan pergi ke London." ucap Sasuke. Hinata yang hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab Sasuke.
'London itu negara yang jauh dari Jepang bukan? Berarti dirinya akan terpisah dengan sahabat baiknya ini' batinnya berusaha meredam kekhawatirannya.
"Jadi aku mau kamu disini baik-baik aja. Jika si dobe bertingkah padamu, jangan sungkan untuk memukul kepalanya sampai benjol " ucap Sasuke dengan senyum lebarnya.
Hinata membalas senyum lebar Sasuke. Setelahnya ia menundukkan kepalanya. Meredam perasaan sedih yang hinggap begitu saja di kepalanya.
"Nah ini untukmu." Sasuke menyerahkan kalung berbandul huruf S pada Hinata. Memakaikannya si leher Hinata.
Berbeda dengan Sasuke dan Hinata, lain halnya dengan si dobe Naruto. Di ruang kerja sang ibunda, dirinya menyusun rencana untuk kembali membully Hinata.
'Yess si teme itu pergi!!! Sekarang tidak akan ada yang bisa melindungi anak sombong itu lagi' batinnya kegirangan.
Skip
Keesokan harinya ..
Terlihat gadis kecil bersurai indigo masih nyaman tertidur di peraduannya.
"Hina-hime" terdengar suara Karin yang mencoba membangunkan sang gadis.
Hinata kecil yang merasa terganggu kini berusaha mengumpulkan kesadarannya, sesekali dirinya akan menguap dan menggeliat kecil. Sedangkan Karin ,ia terkikik kecil melihat tingkah hinata yang menurutnya sangat imut.
Lantas Karin mencubit pipi tembem gadi kecil indigo itu. Membuat Hinata kecil merengek pada Karin. Matanya menatap mata Karin seolah berkata 'ada apa Nee-chan?'
Melihat gerakan hinata, Karin mengusap puncak rambut Hinata
"Hina-hime sekarang mandi yaaa! Karin-nee tunggu di ruangan" tuturnya yang dibalas anggukan oleh Hinata kecil.
Meskipun telah menikah, Karin tetap menjaga seluruh anak di Nami-uzu panti ini. Yah walaupun harus ikut menggusur suaminya untuk tinggal di Nami-uzu panti milik sang kakak. Dirinya sudah terlampau menyayangi anak-anak, hingga tidak bisa berjauhan dengan mereka.
Bibirnya mengulas senyum kala melihat Hinata kecil mulai menggerakkan kaki mungilnya memasuki kamar mandi.
......
"Nee kushina kenapa kau tidak membawa Naruto?" Tanya seorang wanita paruh baya berambut hitam panjang pada Kushina.
"Ahh.... Naruto. Ia sedang mengurus kepindahannya dengan Minato-kun, Mikoto " jawab Kushina.
"Jadi kau berencana pindah juga?"
"Ya. Sebenarnya aku juga tak ingin meninggalkan jepang, Terutama tempat ini. Tapi yah keadaan kami sekarang memaksa kami untuk berpindah dari negara kelahiran. Minato harus mengurus perusahaannya di Belanda yang berada diambang kehancuran. Mau tidak mau kami harus mengikuti Minato"
"Lalu Nami-uzu panti bagaimana?"
"Aku mempercayakan tempat ini pada Imoutoku dan suaminya untuk mengelola tempat ini." jawab Kushina dan dibalas anggukan oleh Mikoto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Life
Fanfiction©Masashi Kishimoto NaruHina sight SasuHina Perjalanan ini memang membutuhkan pengorbanan baik itu jiwa, raga maupun rasa. Siapapun yang ikhlas menjalaninya, maka balasannya akan lebih baik dari pengorbanan yang dibuatnya. ....