●Bahagia Bersamamu●

3.5K 175 1
                                    

                 2 Bulan Kemudian.
         Sudah 2 bulan Digo dan Sisi berpacaran.Mereka selalu mesra di manapun mereka berada.Sisi selalu bahagia bersama Digo dan Digo selalu membuat hidup Sisi bahagia.Digo selalu berusaha menutupin tentang Dia yang menjadikan Sisi taruhan.
                 Keesokkan Harinya     
       Sisi,Digo,Naya,Marcel,Jordan dan Galang sedang berada di rumah Digo.
Mereka akan memulai belajar kelompok.
"Naya ternyata cantik juga ya" Ucap Galang menggoda Naya yang begitu cantik tanpa kacamatanya.
"Kalau tau Naya secantik ini nggak akan gue bully tapi gue pacarin" Ucap Jordan menggoda Naya.
"Kalau gue sich jadikan Naya selingkuhan gue,Soalnya Naya cantik banget" Ucap Marcel menggoda Naya.
            Marcel,Galang dan Jordan tertawa dan bertos.Naya tersipu malu karena godaan mereka.Sedangkan Digo sedang merangkul bahu Sisi dan Sisi sedang menyandarkan kepalanya di bahu Digo.Sisi membaca bukunya.
Digo menyandarkan kepalanya di atas kepala Sisi dan membaca buku yang sedang di baca.
"Digo lo nggak mau ngombalin Naya,Naya kan hari ini cantik banget" Ucap Marcel.
"Nggak ah,Di samping gue lebih cantik dari siapapun" Ucap Digo menggoda Sisi.
"Apaan sich ngombal aja" Ucap Sisi.
"Ya elah Digo sekali ada Pacarnya di samping di godain,Coba nggak ada pacarnya pasti Naya udah di godain" Ucap Jordan.
"Berisik Lo" Ucap Digo melempar gulungan kertas ke Jordan.
             Jordan membalas melempar gulungan kertas itu ke Digo.Digo Melempar guluang kertas itu hendak ke Jordan tapi melesat Ke Galang.
"Wah Digo kok gue di lempar" Ucap Galang melempar gulungan Kertas itu Ke Digo.
             Machel juga ikut melempar gulungan kertas itu Ke mereka bertiga.Mereka berempat saling melempar gulungan kertas itu sambil tertawa.Naya dan Sisi yang melihat mereka saling melempar gulungan kertas kayak anak kecil.
"Aduh,Stop,Kalian nich bertingkah seperti anak kecil tau nggak,2 bulan lagi kita akan menghadapin Ujian,Masih sempat sempatnya kalian bercanda,Belajar nggak" Ucap Sisi tegas.
            Mereka berempat terkejut mendengar nada bicara Sisi begitu tegas.Mereka mengambil buku mereka dan Memperhatikan buku mereka.Mereka tidak berani menatap Sisi.
"Digo,Pacar lo galak ya" Ucap Machel pelan.
"Kalau dia bersikap itu setiap hari bisa mati ketakutan gue" Ucap Digo pelan.
"Kalian kalau mau ngomongin orang dengan keras jangan pelan" Ucap Sisi kesal.
"Sayang,Kamu lagi Pms ya" Tanya Digo.
"Iya,Aku lagi Pms,Kenapa kamu mau aku makan" Ucap Sisi Galak.
"Mampus lo Digo,Di jadiin bakso loh" Ucap Galang.
"Diam Lo" Ucap Digo.
                 Mereka sedang memperhatikan buku pelajaran mereka.Digo sedang bersandar di bahu Sisi dan memperhatikan buku Fisika yang dia tak ngerti.Digo lemah banget dalam Fisika.
"Sayang,Ini gimana caranya aku nggak ngerti" Ucap Digo.
"Sini aku ajari" Ucap Sisi.
             Sisi mengajari Digo dan Digo memperhatikan wajah Sisi yang sedang menjelaskan materi serta mendengar penjelasan Sisi.Digo memegang jantungnya yang berdetak begitu kencang saat bersama Sisi.
"Apa gue mulai cinta sama Sisi,Nggak Digo lo nggak boleh jatuh cinta sama Sisi,Sisi adalah taruhan buat lo Digo,Itu yang harus lo ingat" Batin Digo.
"Nggak kerasa 3 bulan lagi kita akan tamat SMA" Ucap Naya.
"Iya ya,Banyak kenangan Di SMA yang bakal sulit kita lupakan" Ucap Sisi.
"Hari cepat berlalu ya,Gue masih ingat waktu kita di Mos,Tapi kita berempat selalu mengerjain senior yang menghukum Kita,Ya kan Chel" Ucap Galang.
"Nanti kita masukin kampus,Kita nggak boleh kayak anak kecil lagi" Ucap Jordan Lirih.
"Gue masih ingat Saat Kita berempat mengambil topi murid di kelas,Sampai 1 kelas di hukum semua karena berpikir nggak ikut upacara" Ucap Machel.
"Walaupun gue baru beberapa bulan di sini,Tapi gue ngerasa Nyaman banget dan nggak ikhlas harus ninggalin sekolahan itu" Ucap Sisi.
         Digo terdiam.Dia memikirkan 3 bulan lagi masa taruhan dia.Dia harus melepaskan Sisi.Digo berdiri dan berjalan meninggalkan mereka.Sisi bingung melihat Digo berjalan meninggalkan mereka.Sisi berdiri dan berjalan mengikuti Digo.
            Digo duduk di pinggir kolam dan mencelupkan kakinya ke dalam kolam renang.Digo memandang lurus ke depan.Sisi merangkul leher Digo dari belakang.
"Kamu kenapa Sich" Tanya Sisi.
"Aku nggak apa apa" Ucap Digo.
"Digo,Janji ya kita akan bersama selamanya" Ucap Sisi menjulurkan jari kelingkingnya.
         Membuat Digo teringat dengan Princess.
"Aku nggak bisa janji" Ucap Digo.
"Kok kamu nggak bisa janji" Tanya Sisi.
"Karena aku takut nggak bisa nepati janji aku" Ucap Digo.
           Sisi melepaskan rangkulannya dan berdiri.
"Maksud kamu,Kamu mau ninggalin aku" Ucap Sisi.
           Digo berdiri dan menghadap Sisi.
"Bukan gitu maksud aku" Ucap Digo.
"Kalau bukan itu Maksud kamu,Janji sama aku,Jangan pernah ninggalin aku" Ucap Sisi menangis dan menjulurkan kelingkingnya di hadapan Digo.
           Digo terdiam dan Dia nggak bisa berjanji apa apa.
"Aku mau kamu janji sama aku Digo,Janji kalau kamu nggak bakal ninggalin aku,Janji sama aku" Ucap Sisi menangis dan Memaksa Digo berjanji.
"Aku nggak bisa Sisi,Aku nggak bisa Sisi" Bentak Digo.
            Sisi menangis mendengar bentakkan Digo.Digo menjambak rambutnya merasa menyesal telah membentak Sisi.Digo menarik Sisi ke dalam pelukannya.
"Aku emang nggak bisa berjanji tapi aku akan berusaha,Walaupun Usaha aku bakal gagal dan berhasil,Aku mohon Sisi jangan maksa aku untuk berjanji,Karena aku nggak mau kasi kamu janji palsu,Kita jalani yang sekarang,Jangan memikirkan hal yang masih jauh" Ucap Digo memeluk Sisi dan Membelai rambut panjang Sisi.
               Tanpa mereka sadari Machel,Jordan dan Galang melihat Sisi dan Digo berpelukan.
"Kita harus melakukan rencana itu" Ucap Jordan.
"Kalau Digo tau tentang rencana itu,Dia bisa marah besar" Ucap Galang.
"Tapi kita harus melakukan rencana ini" Ucap Machel.
"Dan Kita berharap rencana ini lebih berhasil dari rencana lainnya" Ucap Jordan.
"Rencana apa" Tanya Naya yang berada di belakang mereka.
          Mereka bertiga terkejut dan menoleh ke belakang memandang Naya.
           Digo melonggarkan pelukannya dengan Sisi.Digo mengusap air mata Sisi.
"Jangan nangis,Nanti malam kan kita dinner,Dandan ya cantiknya" Ucap Digo.
                Sisi mengganggukkan kepalanya.Sisi memeluk Digo semakin erat dan tak ingin dia lepas.Digo tidak membalas pelukan Sisi.Dia menangis dalam diam.
           Malam Harinya Digo sedang mengemudikan mobilnya bersama Sisi di sampingnya.Digo melihat Sisi begitu cantik Menggunakan Dress berwarna pink dengan Lengan baju model payung serta Sepatu high hells berwarna Pink dan Bandana di atas kepala Sisi membuat Sisi tambah manis.

Taruhan Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang