●Kebohongan Digo●

3.4K 156 10
                                    

               Keesokkan Harinya Digo sedang mengemudikan mobilnya.
Digo memakai kacamata di atas pangkal hidungnya.
            Beberapa Saat Kemudian.
       Digo sampai di kampus barunya.
Digo melihat kampus barunya seharusnya sebulan yang lalu dia masuk ke kampus ini dan mengikuti ospek tapi sayang dia harus Di rawat.
          Digo keluar dari mobilnya dan semua mahasiswi terpesona melihat Digo yang begitu tampan dengan balutan kemeja berwarna hitam lengan panjang,Celana panjang bewarna biru,Sepatu Berwarna Biru serta Kacamata di atas pangkal hidungnya dan Topi berwarna ungu yang dia balik serta tas yang dia sampingkan.

          Digo keluar dari mobilnya dan semua mahasiswi terpesona melihat Digo yang begitu tampan dengan balutan kemeja berwarna hitam lengan panjang,Celana panjang bewarna biru,Sepatu Berwarna Biru serta Kacamata di atas pangkal hidungnya dan Top...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ganteng banget tuch cowok walaupun pakai kacamata"
"Pakai kacamata Aja ganteng bagaimana kalau nggak pakai Kacamata"
"Sumpah tuch Cowok kece parah"
              Seruan Mahasiswi itu membuat Digo jengah mendengarnya.
Entah kenapa Dulu dia sangat suka mendengar pujian para gadis tapi Sekarang dia merasa tidak tertarik dengan pujian mereka.
             Digo berjalan memasukin kampus dan Berjalan di lorong kampus.Digo melihat sekeliling Kampus itu.
"Apa gue bisa melihat kampus ini lagi" Ucap Digo Lirih.
           Digo melihat Lapangan Basket dan Ada beberapa siswa bermain basket.Dia ingin bermain basket.Tapi gimana caranya kalau dia melepas kacamatanya.Dia nggak akan bisa melihat apa apa.Tiba tiba ada yang merangkul bahu Digo.
"Woi Digo,Akhirnya lo ngampus sini juga,Oh iya kita main basket dulu kan kita sering bermain basket" Ucap Galang.
"Nggak" Ucap Digo Dingin.
"Ayolah Digo kita main basket" Ucap Jordan.
"Gue bilang nggak mau yang nggak mau kalian itu siapa sich Ganggu banget" Ucap Digo kesal dan berjalan meninggalkan Mereka.
            Mereka bertiga terkejut melihat Sikap Digo.Selain Digo amnesia.
Sikapnya juga benar benar berubah dari Digo dulu.
           Beberapa Saat Kemudian.
       Digo sedang asik menyantap Baksonya dan Minuman kaleng.
"Brak"
            Digo terkejut karena mereka bertiga mengebrak meja Kantin Digo.
Semua mahasiswa dan Mahasiswi terkejut melihat mereka bertiga.
"Heh Lo minggir lo,Lo nggak tau gue siapa,Gue anak pemilik sekolah jangan berani berani lo sama gue" Ucap Jordan meniru perkataan Digo dulu.
           Digo tidak menghiraukan perkataan mereka.Digo malah sibuk meminum air kalengnya.Mereka duduk di meja Digo.
"Lo nggak ingat apa yang kita lakukan ke Lo,Sama persis seperti Lo dulu,Lo itu songong,Sombong dan Paling nggak suka Di anggap Remeh,Lo paling nggak suka di bantah,Lo ingat" Ucap Machel.
"Gue bukan Preman seperti itu" Ucap Digo Dingin.
             Mereka menghela nafas mereka karena Digo tak mengingat kebiasaan mereka dulu.Galang mengeluarkan Ide.Dia mengingat hal yang bisa memancing ingatan Digo.
Galang melihat salah satu mahasiswa yang sedang membawa nampan.
Galang menyekal kaki mahasiswa itu.
Minuman mahasiswa itu tumpah mengenal baju Digo.Mereka bertiga memperhatikan Digo.Karena biasanya dulu Digo akan marah kalau ada yang mengotori bajunya.
"Sory Digo gue nggak sengaja" Ucap Mahasiswa itu.
"Nggak apa apa,Santai aja bro" Ucap Digo tersenyum ramah dan Menepuk bahu Pria itu.
              Pria itu berjalan meninggalkan Mereka.Mereka bertiga terkejut melihat Digo tak mengingat sifatnya dulu.
"Lo nggak ingat sama kita semua Hah,Kita itu sahabatan dari dulu Digo" Ucap Jordan Frustasi berusaha membuat Digo ingat sama Mereka.
"Gue udah bilang Beribu kali sama kalian,Gue nggak kenal kalian dan Gue nggak punya Teman kayak kalian,Yang menjadikan semua hal itu  Taruhan" Ucap Digo Dingin.
"Kenapa lo tau kalau kita sering menjadikan semua hal taruhan" Ucap Machel bingung.
              Digo terdiam dan Mereka menatap Digo bingung.
"Satu lo suka Cerewet tapi Hpnya nyimpan Video porno,Satu suka main game tapi kalah terus,Satu suka galau karena Ldr an sama Pacarnya,Gue nggak mungkin temanan sama kalian yang aneh" Ucap Digo Keceplosan.
"Kenapa lo tau semua sifat kita" Ucap Galang Bingung.
           Digo terkejut atas apa yang dia ucapkan.
"Gue cuman nebak aja,Udah lah kalian menganggu aja" Ucap Digo Gugup dan Berdiri dari kursinya.
            Digo berjalan meninggalkan mereka.Mereka bertiga dengan Digo yang tau dengan sikap mereka.
            Sore harinya Digo berdiri di depan sebuah Pohon.Dia melihat ukiran Pohon bertuliskan Prince ♡ Princess.
"Sisi,Kamu tau nggak entah sampai kapan aku harus berpura pura hilang ingatan di Depan mereka semua" Ucap Digo Lirih dan Mengingat Saat dia berpura pura tak mengenal temannya.
           
             Digo menahan Dokter yang hendak memeriksanya.
"Saya nggak apa apa Dok,Saya hanya berpura pura hilang ingatan" Ucap Digo tersenyum.
"Kenapa kamu berpura pura hilang ingatan" Tanya Dokter Bingung.
"Saya nggak mau jadi beban Buat mereka,Cepat atau lama saya akan buta dan Saya nggak mau mereka merasa bersalah dan Merasa kasihan sama saya" Ucap Digo Lirih.
"Tapi kamu bisa melihat Lagi dengan jalan operasi" Ucap Dokter.
"Saya harus mengambil organ Mata orang lain,Berarti saya bahagia di atas kedukaan mereka yang kehilangan Keluarganya dan Mereka akan semakin sedih,Saat tau Organ tubuh keluarganya udah di kasi Sama orang lain,Saya nggak mau bisa melihat Lagi tapi di atas kesedihan orang yang kehilangan keluarganya,Toh udah nggak ada yang perlu saya lihat,Dok,Saya mohon Bilang sama mereka kalau saya hilang ingatan,Saya mohon" Ucap Digo Lirih.
          Dokter itu terdiam melihat Digo yang sudah tidak ada semangat hidup lagi.Dokter menganggukkan kepalanya.

          Digo memilih duduk di bawah Pohon Melihat Kalung serta gelangnya.
"Aku masih ingat semuanya Si,Masih mengingat Jordan,Machel dan Galang termaksud sama kamu Sisi,Aku masih ingat Kamu Sisi Astrinda Princess aku,Aku masih ingat berdebatan kita,Aku masih Ingat aku manggil kamu Putri kaku,Aku masih ingat Karena Taruhan aku bersama Teman teman mendekatin Kamu,Memacari kamu dan Menghamili kamu tanpa pengaman,Aku masih ingat semuanya,Aku tau ini hukuman buat semua kesalahan,Tapi apa aku kuat menjalani hukuman ini,Aku berharap aku bisa kuat Sich,Sebelum penglihatan aku di renggut Oleh semesta aku ingin Melihat kamu dan Bayi kita,Walaupun itu nggak mungkin terwujub,Karena aku yakin kamu bertemu Pria yang baik dan Lebih baik dari aku,Aku sadar aku nggak pantas buat kamu,Aku hanya seorang Bajingan dan Nantinya menjadi Pria buta,Aku nggak mau kamu hidup sama aku dan Aku menjadi Beban,Kamu pantas bahagia Si,Kamu pantas bahagia,Tapi sampai kapanpun Prince akan selalu mencintai Princess,Maafin gue Jordan,Galang Dan Machel gue harus bohongin kalian gue nggak mau kalian jadi Beban mempunyai Sahabat seperti gue" Ucap Digo menangis mengenggam Kalung dan Gelang.
            Digo harus bisa menerima kernyataan yang akan terjadi padanya nanti.

"Kehidupan didalam dunia
Tak ada yang abadi
Ada gelap dan ada terang
Seumpama malam dan siang
Itulah dunia hoo..........."
            Digo bernyanyi sambil berjalan mengingat Kenangan Masa kecil bersama Sisi yang penuh ceria dan tawa.Digo mengingat Saat dia di pertemukan lagi dengan Sisi tapi mereka tidak saling mengenal.Mereka sering bertengkar,Sampai pada akhirnya Karena Taruhan Digo mendekati Sisi dan Memacari Sisi.
Digo mengingat kenangan indahnya bersama Sisi.Mengingat pelukan Sisi,Tatapan Sisi dan Kecupan Sisi.

"Cobaan hidup silih berganti
bagai gelombang air laut
Setiap waktu tiada berhenti
ada saatnya kita bertemu
ada saat kita berpisah,,
Itulah Dunia hoo...."
            Digo bernyanyi sambil berjalan dan Duduk bersandar di tiang dermaga.Digo mengingat Saat Dia mendengar pembicaraan Dokter.Kalau dia akan Buta.Digo mengingat Saat dia berpura pura hilang ingatan di depan teman temannya tapi Dia masih mengingat Kenangan persahabatan mereka dulu yang penuh kocak dan Mengharukan.Digo mengingat Saat dia melihat Sisi memasukin Loket Pesawat untuk terakhir kalinya.

              Digo membuka kacamatanya dan Melihat sekeliling semakin menburam dan Sulit untuk Digo lihat lagi.Digo menangis mengetahui penglihatan semakin memburuk.
"Penglihatan aku semakin memburuk,Mungkin cepat atau Lama aku nggak bisa melihat Pohon ini lagi dan Melihat kalian semua" Ucap Digo meneteskan air matanya.
            Digo memakai Kacamatanya.
Penglihatan jelas lagi.Benar benar dia hanya Bisa melihat karena bantuan Kacamata.Tapi Cepat atau Lama kacamata Ini nggak akan bisa membantunya.
            Malam Harinya Digo tidak memakai kacamatanya.Dia sedang meraba raba sekelilingnya.Digo tak sengaja menabrak Ana.
"Sayang,Kacamata kamu mana kok di pakai" Ucap Ana.
"Mama Mana" Ucap Digo meraba raba sekelilingnya.
           Ana memegang tangan Digo dan Memegang kedua pipi Digo menghadapnya.
"Apa kamu nggak bisa melihat Mama" Ucap Ana.
"Sebelumnya Bisa Ma,Tapi Sekarang penglihatan Digo semakin memburuk" Ucap Digo.
            Ana menangis melihat Kondisi anaknya dan Mendengar perkataan Putranya.Digo menaikin tangannya hendak meraba wajahnya.Dia mengusap air matanya.Dia memegang tangan Putranya dan Menempelkan di pipinya.Digo meraba raba wajah Mamanya.
"Digo,Ingin merekam semua wajah Mama di otak Digo,Kalau seandainya Digo Buta,Digo masih bisa mengingat wajah Mama di otak Digo" Ucap Digo.
          Ana berusaha menahan air matanya dan Memeluk putranya.
Digo membalas pelukan Ana dan Menahan air matanya.
"Mama jangan nangis,Digo pengen sebelum penglihatan Digo di renggut,Digo ingin melihat Mama tersenyum di depan Digo setiap hari" Ucap Digo Berusaha sekuat mungkin nggak menangis.
"Seandainya saja kecelakaan itu nggak terjadi,Kamu nggak mungkin seperti ini Nak" Ucap Ana Menangis.
"Mama,Kita nggak bisa menyalahkan takdir" Ucap Digo mengelus punggung Mamanya.
             Beberapa Saat Kemudian.
        Digo merasakan Ana sudah mulai tenang.Digo melepaskan Pelukan Ana.
Digo berjalan meraba raba sekelilingnya.
"Kamu mau ngapain" Tanya Ana.
"Digo mau belajar meraba,Biar nanti kalau Digo buta,Digo sudah terbiasa" Ucap Digo.
"Sekarang kamu tidur" Ucap Ana merangkul bahu Digo.
"Tapi Ma" Ucap Digo.
"Nggak ada tapi tapian,Tidur" Ucap Ana.
            Ana merangkul bahu Digo berjalan menaikin tangga dengan hati hati.Ana membuka pintu kamar Digo dan Membawa Digo ke dalam Kamar Digo.Ana mendudukkan Digo di kasur.Ana membaringkan Tubuh Digo di kasur.
"Sekarang kamu tidur,Good Night Prince Mama" Ucap Ana mengusap rambut Digo dan Mengecup Kening Digo.
            Ana berdiri dari kasur Digo dan Berjalan meninggalkan Kamar Digo.
Ana menangis melihat Kondisi Putranya.Dia nggak bisa membayangin Gimana kehidupan Putranya yang akan hidup dalam kegelapan.Digo menangis dan Mengenggam kalung di lehernya.Digo mengecup kalung itu.

BERSAMBUNG.



                   Vote And Comment.
           
         
           

Taruhan Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang