●Pembalasan Yang Tersampaikan●

3.1K 156 14
                                    

           Malam Harinya Digo berdiri di depan rumah Sisi.Sambil membawa Sebuket bunga dan Boneka untuk anaknya.
"Tok Tok Tok"
            Digo mengetuk pintu rumah Sisi.Sisi membuka pintu rumahnya.
"Akhirnya kamu datang sayang" Ucap Sisi mencium bibir Digo.
"Bunga cantik untuk gadis yang cantik" Ucap Digo memberikan sebuket bunga Untuk Sisi.
"Makasih,Bunganya bagus,Ayo masuk" Ucap Sisi merangkul lengan Digo.
           Mereka masuk ke dalam rumah Sisi.
"Rumah kamu sepi ya" Tanya Digo.
"Iya,Kedua orang tua aku sedang di luar kota" Ucap Sisi.
"Oh iya bayi kita dimana" Tanya Digo pura pura nggak tau.
"Ada,Di atas ayo" Ucap Sisi merangkul lengan Digo.
            Digo dan Sisi berjalan menaikin tangga.Mereka memasukin kamar Sisi.Mereka melihat Ratu yang sedang merangkak di atas kasur.Digo dan Sisi berjalan menghampiri Ratu.Digo dan Sisi duduk di samping Ratu.Digo mengendong Ratu dan menaruhnya di pangkuan Digo.Ratu tertawa dan memegang Pipi Digo.
"Hy sayang,Ini Papa" Ucap Digo.
"Papa" Ucap Ratu memeluk Digo.
             Digo tersenyum melihat Ratu dan bermain Cilukba dengan Ratu.Sisi tersenyum melihat Ratu begitu bahagia bisa bertemu Digo.
"Ini Papa ada hadiah buat kamu" Ucap Digo memperlihatkan Boneka teddy bear ke Ratu.
             Ratu dengan bahagia memegang boneka itu.
"Sayang,Nama kamu siapa" Tanya Digo.
"Ratu,Papa" Ucap Sisi meniru suara anak kecil.
"Kamu masih ingat nama itu" Tanya Digo terkejut.
"Iya,Sayang,Namanya Ratu Astrinda Adelardo sampai kapanpun anak kamu Digo,Darah daging kamu" Ucap Sisi mengenggam tangan Digo.
"Makasih Si,Karena kamu udah menjaga anak kita dengan baik,Oh iya sekarang usia anak kita berapa" Ucap Digo menangis haru.
"7 bulan Digo" Ucap Sisi.
              Beberapa Saat Kemudian.
         Digo dan Sisi berbaring di sisi kanan dan Kiri Ratu.Ratu di tengah mereka.Mereka sedang menidurkan Ratu.Digo melihat Ratu dengan sedih.
"Maafin Papa Nak,Sekarang kamu sudah sebesar ini dan Papa hanya bisa melihat kamu dengan pandangan buram" Batin Digo mengingat perkataan Dokter tadi.
"Kamu kenapa sayang,Kok sedih" Tanya Sisi.
"Kita bicara di luar ya,Ratu kan udah tidur lelap" Ucap Digo mengambil bantal dan Menaruhnya ke samping kanan Ratu.
              Sisi juga menaruh Bantal gulung di samping Kiri Ratu.Mereka menurunin kasur dengan pelan.
Mereka berdua berjalan dengan pelan sambil berpegangan tangan dan keluar dari kamar Sisi dengan hati.
             Beberapa Saat Kemudian.
         Digo dan Sisi duduk di sofa sambil menonton Tv.Sisi menyandarkan kepalanya di dada Digo.Digo merangkul bahu Sisi dan Menyandarkan kepalanya di atas kepala Sisi.Digo mengingat perkataan Dokter.Sisi melihat Digo sedih.
"Kamu kenapa sedih" Tanya Sisi.
"Aku nggak apa apa kok,Aku boleh membaringkan kepala aku di pangkuan kamu" Ucap Digo.
             Sisi menganggukkan kepalanya.Sisi mengeser ke ujung Sofa.Digo berbaring di atas sofa dan Menyandarkan kepalanya di paha Sisi.Sisi membelai rambut Digo.Digo memejamkan matanya dan meraba raba wajah Sisi.
"Kamu lagi ngapain" Tanya Sisi bingung dengan Digo yang meraba wajahnya.
"Aku ingin menyimpan wajah kamu dalam otak aku" Ucap Digo meraba raba Wajah Sisi dan Menghafalkan wajah Sisi di otaknya.
"Kamu ini kenapa sich main raba raba segala,Kamu kan bisa lihat wajah aku secara langsung" Ucap Sisi.
              Sisi bingung melihat raut wajah Digo menjadi sedih.
"Kamu kenapa sayang kok sedih gitu" Tanya Sisi.
"Aku nggak apa apa kok sayang" Ucap Digo.
"Kamu tadi kenapa aku Wa kenapa nggak di balas" Ucap Sisi.
"Aku sibuk ada urusan tadi" Ucap Digo.
"Urusan apa selingkuh ya" Ucap Sisi kesal.
             Digo tertawa dan memegang kedua Pipi Sisi untuk mendekatin wajah Sisi dengan wajah Digo membuat Sisi menundukkan kepalanya semakin dekat.Digo mencium bibir Sisi lembut dan melumat bibir Sisi.Sisi menikmati ciuman.Sisi membalas ciuman Digo dan lumatan bibir Digo.Mereka saling menatap dan jantung mereka berdetak tak karuan.
"Triiiing"
             Hp Sisi berbunyi dan Sisi menghentikan Aksi ciuman dengan Digo.Sisi mengambil hpnya.Melihat No Amar.Sisi mematikan hpnya.
"Kok nggak di angkat" Tanya Digo.
"Nggak,Penting,Soalnya aku mau habisin waktu sama kamu" Ucap Sisi membelai wajah Digo dengan satu jarinya.
"Aku mau pulang dulu ya,Udah malam soalnya" Ucap Digo bangun dari paha.
             Digo jadi duduk di samping Sisi.Digo hendak berdiri Tapi Sisi tiba tiba memeluknya.
"Aku masih kangen sama kamu,Kamu nginap disini aja tidur sama aku dan Ratu" Ucap Sisi manja.
"Aku udah berbuat kesalahan dulu dan aku nggak mau membuat kesalahan lagi seperti dulu" Ucap Digo.
              Sisi mendonggakkan kepalanya dan tersenyum melihat Sikap Digo yang berubah lebih dewasa.
            Digo dan Sisi bangkit dari sofa mereka berjalan keluar dari Rumah Sisi.
"Hati hati ya,Kalau ada gadis seksi jangan kamu ngodain,Awas aja kamu,Aku perkosa kamu" Ucap Sisi.
"Iya,Kamu mau memperkosa aku,Yakin bisa" Ucap Digo berjalan maju.
"Digo aku cuman bercanda" Ucap Sisi berjalan mundur.
               Punggung Sisi menyentuh pintu.Digo menaruh tangannya di samping Sisi.Digo mendekatkan wajahnya dengan Sisi.Membuat jantung Sisi berdetak tak karuan melihat wajah Digo sedekat Ini.
Mereka saling menatap penuh cinta.
Sisi mencium Bibir Digo dan melumat bibir Digo dengan lembut.Digo membalas ciuman Sisi dan Lumatan bibir Sisi.Mereka berciuman dengan penuh cinta.
              Digo melepaskan ciuman dengan Sisi.Digo berjalan menghampiri Mobilnya dan Membuks pintu mobilnya.Digo menoleh dan melambaikan tangannya ke hadapan Sisi.Sisi tersenyum dan melambaikan tangannya ke Digo.Digo memasukin mobilnya dan mengemudikan mobilnya meninggalkan Rumah Sisi.
Sisi masih memandang mobil Digo dengan bersalah.
"Apa aku tega menyakiti Digo,Bukan hati Digo yang tersakiti tapi hatiku juga tersakiti,Tapi aku harus tetap melakukan ini,Biar Digo merasakan apa yang aku rasakan" Batin Sisi Lirih.
                 3 Bulan Kemudian.
         Sudah 3 Bulan Sisi dan Digo berpacaran.Digo setiap malam datang ke rumah dan bertemu Ratu.Sisi tersenyum melihat Digo bermain dengan Ratu dengan tersenyum bahagia.Sisi juga berusaha menyembunyikan hubungan dia dengan Digo dari Amar.Karena dia tidak mau menyakiti Amar yang sudah baik terhadap nya.
             Keesokkan Harinya Digo berjalan keluar dari kampusnya.Dia baru ingat Sisi dari tadi Izin ke toilet tapi belum kembali.Tiba tiba ada menerbangkan pesawat kertas ke Digo.Digo terkejut dan mengambil pesawat kertas itu.Digo Membuka kertas itu dan Membacanya.

Taruhan Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang