●Karena Taruhan●

3.2K 150 10
                                    

            Beberapa Saat Kemudian.
        Semua mahasiswa dan mahasiswi berkumpul di lapangan.Digo berdiri di paling belakang.Sisi dari tadi mencari Digo.Tapi Dia tidak menemukan Digo.Sisi menoleh ke belakang dan Tatapan dia bertemu dengan Tatapan Digo.Digo juga menatap Sisi.Mereka saling menatap.
"Oke,Semuanya sebelum kita berangkat,Marilah kita berdoa untuk kelancaran kita selama perkemahan,Berdoa dalam hati di mulai" Ucap Salah satu Dosen.
            Semua mahasiswa dan Mahasiswi.Setelah itu mereka selesai berdoa.
"Oke semuanya,Masuk ke dalam bis dengan hati hati" Ucap Dosen.
           Semua mahasiswa dan Mahasiswi menerobos masuk untuk mendapatkan tempat Duduk.Mereka saling berebutan.Hanya Digo di belakang.Sisi yang berusaha masuk ke dalam Bis selalu di tabrak.Sisi berusaha memasukin Bis.Tapi Ada beberapa mahasiswa menabrak dan menerobosnya.Sisi hampir terjatuh tapi tiba tiba ada yang menangkap pinggangnya.Orang itu adalah Digo.
Sisi menatap mata Digo.Digo menatap Sisi.Membuat jantung mereka berdegup cepat.Digo tersadar dari tatapannya.Digo mendirikan tubuh Sisi dengan tegap.Membuat mereka berdua canggung.
"Lo kenapa sich suka jatuh dan ujung ujung ya gue yang nolongin lo" Ucap Digo Dingin.
"Heh siapa juga mau di tolongin lo" Ucap Sisi kesal.
"Udah ditolongin nggak tau berterima kasih lo" Ucap Digo Dingin.
            Digo menaikin Bis dan hendak memasukin bis.Tapi Digo mengingat Sisi.Digo mengulurkan tangannya ke hadapan Sisi.Sisi terkejut melihat Digo mengulurkan tangannya ke Sisi.
"Ayo cepat pegang,Lo mau jatuh lagi" Ucap Digo Dingin.
"Iya,Sabar" Ucap Sisi mengenggam tangan Digo dan Sisi menaikin Bis.
            Tubuh Sisi bersentuhan dengan tubuh Digo mereka saling menatap.
Digo memilih berjalan duluan menuju bangkunya.Digo duduk di salah satu bangku Bis dekat Jendela bagian tengah.Sisi berjalan mencari Bangku bisnya.Ratna menaikin bis dan Melihat Digo.Ratna berlari menghampiri Digo.
"Ayang Digo,Gue duduknya sama lo" Ucap Ratna tersenyum genit.
          Digo memilih mendengar lagu di headseatnya daripada menghiraukan perkataan Ratna.Ratna hendak duduk di samping Digo.Tiba tiba dia di tarik Galang.
"Mending lo duduk sama gue aja ya" Ucap Galang menarik Ratna ke belakang.
"Galang,Lepasin gue,Gue mau duduk dengan ayang Digo" Ucap Ratna memberontak dengan kesal.
            Galang memberikan kode ke Jordan.Jordan tersenyum dan Melihat Sisi hendak berjalan melewati Digo.Dia langsung mendorong tubuh Sisi.Membuat Sisi terjatuh terduduk di bangku samping Digo dan tak sengaja mencium Pipi Digo.Digo terkejut atas ciuman mendadak itu.Dia menoleh menatap Sisi.Sisi memperbaikin duduknya.Jordan tersenyum dan duduk di belakang Digo bersama Machel.Ratna yang melihat Sisi mencium pipi Digo jadi kesal hendak berjalan menghampiri mereka.Tapi di tahan Galang.
"Eh lo mau kemana hah,Duduk sekarang atau nggak gue cium lo" Ancam Galang.
               Ratna dengan kesal duduk di dekat jendela.Galang duduk di samping Ratna.Sisi berdiri dari samping Digo dan hendak berjalan tapi di tahan Jordan.
"Lo mau kemana" Tanya Jordan.
"Gue mau cari tempat duduk lain" Ucap Sisi.
"Udah duduk di sini aja,Udah penuh nggak ada lagi tempat duduk" Ucap Jordan mendudukkan Sisi di samping Digo.
            Sisi dan Digo saling memalingkan wajah.Digo memandang luar jendela.
             Beberapa Saat Kemudian.
         Di tengah perjalan.Sisi sudah sangat mengantuk.Dia tertidur dan hampir terjatuh tapi Digo menahannya.Digo membaringkan kepala Sisi di bahunya.Sisi tertidur dengan lelap sampai dia memeluk pinggang Digo yang di kiranya guling.
Digo memandang wajah Sisi yang tertutupin rambut panjang Sisi.Digo meminggirkan beberapa helaian rambut dari wajah Sisi.
"Princess kamu nggak pernah berubah dari dulu sampai sekarang,Kamu tau Princess,Aku sebenarnya sakit harus bersikap dingin sama kamu,Tapi ini terbaik,Karena aku nggak ingin jadi beban buat kamu,Karena aku akan buta dan aku nggak akan bisa lagi melihat wajah cantik kamu ini,Jadi izinkan aku melihatmu dari jauh,Sebelum aku kehilangan penglihatan aku,Aku merindukan kamu Si,Sangat merindukan kamu" Batin Digo Lirih.
             Digo mengecup kening Sisi lembut sambil menahan air matanya.
Tanpa Digo sadari Machel melihat itu.
"Kalau Digo hilang ingatan,Mengapa dia mencium Sisi penuh kerinduan seakan akan dia mengingat Sisi,Apa Digo selama ini berpura pura hilang ingatan" Batin Machel.
             Beberapa Saat Kemudian.
        Semua mahasiswa dan Mahasiswi sudah berada di bumi perkemahan.
Digo melihat sekeliling hutan itu.Dia merindukan hutan itu.Dia masih mengingat saat dia menaikin pohon hanya untuk berbaring di atas pohon.Saat dia galau.Digo berjalan menghampiri mereka dan hendak membantu mereka yang di suruh Machel memasang tenda.Tapi di tahan Jordan.
"Udah jangan di bantu biarin aja" Ucap Jordan.
"Woi cepat dong,Pasang tenda lama banget sich" Ucap Galang menyuruh mereka.
             Digo menghempaskan tangan Jordan kasar.
"Gue nggak suka kalian kayak gini,Kalian nyuruh mereka kayak babu,Emang kalian merasa diri kalian berkuasa begitu" Ucap Digo marah dan berjalan membantu mereka memasang tenda.
             Galang dan Jordan terkejut melihat Sikap Digo.Sedangkan Machel masih curiga dengan Digo.
           Beberapa Saat Kemudian.
       Digo mendapat tugas untuk mencari kayu bakar.Tiba tiba ketiga teman Digo menarik Digo menuju sebuah pohon.
"Lepasin gue" Ucap Digo menghempaskan tangan mereka kasar.
"Digo,Lo ingat nggak,Lo sering menaikin pohon dan berbaring di atas pohon kayak monyet" Ucap Galang tertawa mengingat saat itu.
           Digo hanya terdiam mengingat saat Dia kecil sering menaikin Pohon pas dia berada di hutan dan sering duduk di bawah pohon.Di kala sedih dan senang.Sekarang Digo memendam itu semua sendiri.
"Nggak" Ucap Digo singkat.
             Digo sibuk mencari kayu bakar dan mengumpulkannya.Digo membelakanginnya.
"Digo kita tau,Kita salah udah menjadikan lo dan Sisi taruhan buat kita,Lo tau nggak Digo selama lo koma,Kita selalu datang menjenguk lo dan berharap lo bangun dari komanya,Kita berniat meminta maaf sama lo,Tapi lo nggak ingat sama kita,Udah hampir setahun kita berusaha membuat lo ingat sama kita,Tapi kenapa lo nggak ingat sama kita" Ucap Jordan.
"Karena kalian nggak penting buat gue ingat" Ucap Digo tertahan.
             Digo berjalan meninggalkan mereka.Tanpa mereka sadari Sisi mendengar percakapan mereka.
"Koma ? Hilang Ingatan ?,Sebenarnya setahun yang lalu Digo kenapa" Ucap Sisi bingung dengan percakapan mereka.
              Disisi lain Digo duduk bersandar di balik pohon dekat danau.Digo membuka kacamatanya.
Dia udah nggak bisa melihat apapun.
"Ini alasan gue menjauh dari kalian dan Pura pura tak ingat kalian,Gue udah nggak bisa melihat lagi,Semuanya buram dan sulit untuk gue lihat,Gue cuman bisa melihat dengan Kacamata ini,Cepat atau lama kacamata ini juga nggak akan bisa membantu gue melihat lagi,Sebentar lagi gue akan buta total dan Gue nggak bisa melihat kalian lagi" Ucap Digo menangis menjambak rambutnya.
         Disisi lain Sisi sampai di danau dan hendak mengambil air.Sisi tak sengaja mendengar suara tangisan.
Sisi sudah mengambil seember air.
Sisi berjalan ke arah pohon dan Melihat Digo menangis.
"Lo nangis Digo" Tanya Sisi bingung.
        Digo terkejut mendengar suara Sisi.Digo mengusap air matanya dan Memakai kacamatanya lagi.Dia kembali bisa melihat lagi.Dia memandang Sisi Dingin.
"Gue nggak nangis,Gue kelilipan" Ucap Digo Dingin dan Berdiri dari tanah.
           Digo hendak berjalan meninggalkan Sisi.Sisi menahan tangan Digo.Digo menoleh.
"Apa yang terjadi sama lo selama setahun ini" Tanya Sisi.
"Kenapa lo harus tau tentang gue" Tanya Digo Acuh.
             Digo berbalik badannya dan menatap Sisi dingin.
"Gue berhak tau Digo,Karena gue" Ucap Sisi Ragu.
"Masih mencintai lo Digo" Batin Sisi.
"Karena lo apa" Tanya Digo.
"Karena gue mantan lo" Ucap Sisi.
"Lo bilang gue jadikan lo taruhan kan,Kenapa lo masih harus cari tau,Tentang orang yang menjadikan lo taruhan" Ucap Digo Dingin.
            Digo berjalan meninggalkan Sisi.
"Ih tuch Cowok semakin hari semakin nyeberi,Tapi semakin bikin jantung gue berdetak tak karuan" Ucap Sisi menyibak rambut panjangnya ke Belakang.
             Malam harinya Semua Mahasiswa dan Mahasiswi duduk di pinggir Api Unggun berbentuk Lingkaran.
"Oh nanti kan Kita kan jerit malam,Sebelum nanti kita semua tegang melewatin hutan yang sangat gelap gurita dan Menyeramkan,Jadi kita dengar nyanyian Digo Adelardo" Ucap Galang.
"Apa sich gue nggak bisa nyanyi" Ucap Digo Dingin.
         Jordan membawa gitar ke Digo dan menaruhnya ke pangkuan Digo.
Jordan duduk di samping Digo.
"Ayo nyanyi,Kalau nggak gue suruh Sisi nyium lo di depan semua orang,Mau" Ancam Jordan.
"Apaan sich lo,Iya gue nyanyi" Ucap Digo Pasrah.
"Dan lebih seru lagi Kalau Digo duet sama Sisi,Ayo teriakin Digo sama Sisi" Ucap Machel.
"Sisi Digo,Sisi Digo,Sisi Digo" Teriak Mereka semua.
         Machel berdiri dan menarik Sisi duduk di samping Digo.Galang memberikan gitar Ke Digo.Digo menerima gitar itu.Sisi memandang Digo.Digo memetik gitar.Sisi terkejut mendengar Alunan gitar itu persis dengan Alunan gitar yang sering mereka nyanyikan dulu waktu mereka masih berpacaran.

"Kau cintaku dengarkanlah
Dalam lagu ku ingin bicara
Tentang janji tulusku untukmu
Ku ingin memilikimu"
             Digo memetik gitar sambil bernyanyi dan memandang Sisi dengan kacamatanya.Sisi menatap Digo mengingat Dia dan Digo sering menyanyikan lagu ini waktu mereka pacaran.Sebelum Dia tau.Dia hanyalah Taruhan buat Digo.

"Setulus hatiku ku mencintaimu
Sepenuh jiwa ku menyayangimu
Dan ku ingin engkau selalu
Selalu mencintaiku"
              Sisi bernyanyi sambil di iringin alunan gitar Digo sambil meneteskan air mata.Memgingat Digo tidak mencintainya hanya menjadikan dia taruhan.Digo menatap Sisi penuh cinta.Digo tau Sisi menganggap kalau Dia mencintainya karena Taruhan.Dia nggak tau Kalau Digo benar benar Mencintai Dia bukan karena taruhan.

"Tak ingin lagi mencari yang lain
Dalam kehidupan ku ini
Ingat janji ini janji sampai mati"
              Sisi dan Digo bernyanyi bersama.Mereka saling menatap dan Tetesan air mata mengalir di pipi mereka yang di sinarin cahaya api unggun.Tatapan mereka semakin terluka dan tergiang Masa masa indah mereka waktu masih berpacaran.Sisi mengingat Digo yang nggak bisa berjanji bersama Sisi selamanya.
Karena Sisi tau kalau Digo tau dia hanya di jadikan taruhan.

"Prok,Prok,Prok"
              Semua bertepuk tangan dan Sisi berdiri.Sisi menangis berlari meninggalkan mereka.Digo menaruh gitarnya dan Berlari mengejar Sisi.
             Sisi menangis bersandar di balik pohon.Digo juga bersandar di balik pohon di belakang Sisi.Digo mendengar isakan tangisan Sisi.
"Kamu jahat karena membuat banyak kenangan buat aku,Aku berpikir kamu dulu terus mencintai aku,Ternyata kamu menjadikan aku taruhan,Kamu menjadikan Cinta,Tubuh dan Kehormatan sebagai taruhan.Bodohnya aku masih mencintai kamu dan merawat bayi kita sampai sekarang,Kamu nggak sadar kalau Bayi yang kamu gendong,Bayi kita bayi yang lo nggak akuin" Ucap Sisi menangis dan Terduduk bersandar di Pohon.
          Digo terduduk di bawah pohon yang sama dengan Sisi di belakang Sisi.Digo mendengar semua perkataan Sisi.Digo mengingat bayinya dia gendong adalah bayinya.
"Makasih Si,Makasih Kamu udah merawat bayi kita dengan baik,Seandainya aku bisa mengulang waktu,Seandainya aku menyadari kamu adalah Princess yang selama ini aku berharap kembali,Pasti aku nggak akan menjadikan kamu Taruhan,Karena Taruhan aku menghancurkan Cinta dan Masa depan kamu maafin aku,Sekarang aku udah mendapat hukum karma dari semua perbuatan aku,Aku akan buta dan Aku nggak akan bisa melihat kamu dan Bayi kita lagi,Maafin aku ya udah menjadikan kamu taruhan" Batin Digo menangis dalam diam dan Menjambak rambutnya.
             Digo dan Sisi menyandarkan kepala Mereka di Pohon dengan tangisan yang menetes di pipi mereka.Mereka menatap bulan dan Bintang dengan hampa sambil mengingat kenangan mereka yang sudah menjadi kenangan.

BERSAMBUNG.



                  Vote And Comment.

Taruhan Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang