●Ketakutan Digo & Ketulusan Cinta Sisi●

3.6K 165 11
                                    

         Keesokkan Harinya Ana masuk ke dalam kamar Digo melihat Putranya duduk di kasur dan menatap lurus luar jendela dengan tatapan kosong.Ana duduk di samping Digo.Digo tidak tau kalau di sampingnya ada Ana.
"Sayang,Papa dan Mama ngajak kamu jalan,Ayo kita jalan Kita nikmati udara di luar dan Melihat sekelilingnya" Ucap Ana.
"Mama lupa lagi ya,Digo kan nggak bisa melihat" Ucap Digo.
"Tapi kan kamu punya mata Batin,Mama dan Papa siap untuk menjadi mata kamu,Ayo Ah kita jalan" Ucap Ana.
"Digo nggak mau Ma" Ucap Digo Malas.
"Ayo ah,Kamu itu jangan ngurung diri terus di kamar,Kamu nggak bosen di kamar terus,Sekarang kamu ganti pakaian kamu kita jalan" Ucap Ana memegang bahu Digo dan mendirikan tubuh Putranya.
             Ana berjalan ke lemari mengambil Pakaian yang Pas untuk putranya.Setelah itu Ana menuntut Digo ke kamar mandi.Ana pun menunggu Digo di luar kamar mandi.
          Beberapa Saat Kemudian.
         Ana menuntut Digo berjalan menurunin tangga.Digo meraba raba pinggir Tangga.Rafis yang melihat Itu dan Berjalan menghampiri Putranya.
Rafis merangkul bahu Digo.
"Nak,Gini baru pangeran Papa yang ganteng,Udah jarangnya kita Jalan bareng" Ucap Rafis.
"Iya Mas" Ucap Ana.
"Ayo" Ucap Rafis.
           Ana dan Rafis menuntut jalan Digo keluar dari rumah.
           Beberapa Saat Kemudian.
        Ana dan Rafis berjalan di taman sambil menuntut jalan Digo.Ana memegang tangan Digo untuk menyentuh Bunga warna.
"Menurut kamu bunga ya Kayak gimana" Tanya Ana.
              Digo meraba raba bunga itu dengan mata batinnya.
"Cantik,Kayak Mama" Ucap Digo tersenyum.
"Kamu ini bisa saja ya ngombalin Mama" Ucap Ana.
           Digo memetik setangkai bunga.
"Ini untuk Mama tercantik ya Prince" Ucap Digo memberikan Bunga mau ke arah Ana tapi malah ke arah Rafis.
           Rafis mengesekkan tangan Digo ke arah Ana di sampingnya.Ana menerima bunga itu.
"Makasih ya sayang" Ucap Ana.
"Kamu berhasil bikin papa Cemburu,Kamu mau rebut mama kamu dari papa kamu" Ucap Rafis.
             Digo tertawa mendengar perkataan Papanya.Ana dan Rafis tersenyum melihat Putranya tertawa lagi.Rafis merangkul bahu Ana.Ana menangis dalam diam melihat kondisi Putranya.
"Kok Diam,Papa dan Mama masih ada di sini kan" Tanya Digo tak mendengar suara kedua orang tuanya dan Meraba raba sekelilingnya.
            Ana dan Rafis memegang tangan Digo.Mereka menuntut jalan Digo.Sekali kali Ana membantu menyentuh barang sekitarnya.Biar Digo bisa mengenalin sekitarnya.
Mereka juga sambil mengobrol dan tertawa.Semua orang melihat Digo.

"Ganteng sich tapi sayang buta"
"Tengok tuch kedua orang tua aja harus nuntut dia,Gimana nikahnya"
"Pasti sangat merepotkan untuk anak dan istrinya kalau dia udah nikah"
             Digo menunduk Sedih.
Ana merangkul bahu Putranya berusaha menenangkan Digo.
"Maaf ya semua bisa nggak kalian untuk menjaga bicara kalian,Kalau seandainya kalian menjadi seperti saya,Apa kalian mau anak kalian di hina" Ucap Rafis Marah.
"Kalau aku punya anak buta seperti itu lebih baik aku buang atau aku usir anak itu dari rumah aku,Benar benar merepotkan" Ucap Orang itu.
"Jaga bicara kamu" Ucap Rafis Marah dan mengangkat tangannya hendak menampar orang itu.
"Pa,Udah Pa" Ucap Ana menahan tangan Suaminya.
"Pa,Udah Pa,Digo nggak apa apa" Ucap Digo.
             Rafis menarik putranya dan merangkul bahu Istrinya berjalan meninggalkan mereka.
             Beberapa Saat Kemudian.
         Rafis,Ana dan Digo menunggu pesanan mereka.Digo melamun.
"Sayang,Kamu kenapa Nak" Tanya Ana.
"Digo,Nggak apa apa kok Ma" Ucap Digo.
                Pesanan mereka datang.
      Ana memegang Tangan Digo untuk memegang Garpu dan Mengarahkannya ke menu kesukaan Digo.Ana memotong Stir biar Digo lebih ngampang memakannya.
"Mau mama Suapin" Ucap Ana.
"Nggak perlu,Ma,Digo bisa makan sendiri" Ucap Digo memakan sticknya.
             Ana dan Rafis tersenyum melihaf Digo memakan Stick sendiri tanpa bantuan Ana dan Rafis walaupun Digo buta.
"Udah lama ya kita nggak makan di luar" Ucap Rafis.
"Kamu sich terlalu sibuk" Ucap Ana.
"Aku bakal luangin waktu kok buat kamu dan Digo" Ucap Rafis.
             Ana dan Rafis menyantap makanan mereka.Tiba tiba ada seorang berjalan menghampiri Ana.
"Hy Jeng Ana,Apa kabar" Ucap Orang itu.
"Baik baik aja,Jeng Lusi dan Jeng Dinda" Ucap Ana tersenyum.
"Ini anaknya jeng tampan juga" Ucap Jeng Dinda.
"Iya Jeng,Ini Jeng Dinda dan Lusi teman arisan Mama" Ucap Ana.
"Digo tante" Ucap Digo mengulurkan tangannya ke arah samping bukan ke arah mereka.
           Mereka terkejut melihat Digo tidak melihat mereka.Mereka melambaikan tangannya ke hadapan Digo.Digo tidak menyadari lambaian mereka.Ana dan Rafis bingung dengan sikap mereka ke Digo.

Taruhan Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang