suasana sore itu sama seperti sore pada umunya jalanan kota di penuhi beberapa orang baik itu pekerja yang baru keluar kantor atau wisatawan-wisatawan yang sengaja berpelancong ke kota kembang, seorang gadis berseragam SMA berjalan pelan menyusuri trotoar kota menyalip beberapa wisatawan yang sedang asik berbincang sambil menatap beberapa barang yang di jual di atas stand di pinggir jalan. gadis itu terus berjalan dan masuk ke sebuah kedai kopi yang begitu elegant, interior hitam dan di padukan dengan kursi kursi coklat di dingdingnya terdapat banyak gambar dan tulisan grafity yang digambar dengan warna warni kapur tulis. gadis itu berjalan masuk ke dalam pantry menyapa sang pemilik kedai
"selamat sore bu shania, maaf saya terlambat kelas baru selesai pukul 3 sore" ucap gadis itu
ya gadis itu adalah seorang pekerja paruh waktu di kedai minimalis yang elegant itu
"sore amel, tidak apa-apa amel, setidaknya kamu masih bisa kemari. kalo begitu cepat ganti baju dan bantu saya dan tasya di kedai" ucap wanita dewasa itu
amel segera beranjak dan pergi menuju ruangan pekerja di dekat dapur disana amel berganti baju dan memepersiapkan diri.
"syukurlah kamu masih bisa membantu saya dan tasya sekarang. amel, saya ada perlu untuk bertemu beberapa rekan bisnis, kamu bisa mengantikan saya sekarang? tasya lagi sibuk di dapur banyak pesanan. " tanya shania saat amel baru saja berdiri di sampingnya
"bisa bu, amel siap" ucap amel
"yasudah kalo begitu saya tinggal" ucap shania
amel hanya menjawab dengan senyuman dan menatap kepergian sang pemilik kedai
amel berdiri di depan mesin kasir, amel mengunakan celemek hitam berlogo "nice coffe" dengan kaos berkerah berwarna coklat di dalamnya, rambut amel di kucir kuda dengan hiasan ikat kepala seperti syal hitam membuat kadar lucu disana. memang seperti itulah seragam kerja di kedai nice coffe. elegant namun masih ada kadar lucu di dalamnya.
"ting-ting" bel berbunyi dari arah belakang disana ada kotak(dinding yang dibentuk kotak) yang menghubungkan pantry dengan dapur .
"meja nomer 3 mel atas nama angga , dua roti bakar keju mozarela dan onions ring" ucap tasya saat wajah amel terlihat dari balik kotak penghubung
"minumannya?" tanya amel
"sudah di buatkan oleh bu shania" ucap tasya kembali menghilang
amel pun mengambil mapan itu dan berjalan ke arah meja nomer 3
"pesanannya dengan atas nama angga? dua roti bakar mozarela dan onions ring? " tanya amel
"apa sudah lengkap semua pesanannya kak?" tanya amel pada kedua muda mudi yang duduk di meja bundar itu
"sudah, terimaksih ya mba" ucap gadis muda
"iya sama sama kak, selamat menikmati" ucap amel tersenyum dan berlalu pergi
berapa kali amel melakukan hal yang sama kebeberapa meja bundar dan meja di taman luar, sore itu kedai ramai oleh pengunjung. baru saja amel diam di depan mesin kasir pintu kedai terbuka seorang gadis berwajah oriental masuk ke dalam kedai, dia berdiri menatap daftar menu di atas kepala amel menimbang nimbang apa yang ingin dia pesan. cukup lama dia berdiri amel yang merasa gadis itu kebingungan segera mengangkat suara mencoba membantu
"ada yang bisa saya bantu kaa?" tanya amel
gadis itu melihat amel sejenak namun kembali fokus ke daftar menu
"hari ini ada tawaran spesial kak dari kedai kami, chocolat dingin dengan creamer dan butiran coklat kakak mau itu? atau mau menu andalan kami hot americano? biji kopi yang kami gunakan dalam americano adalah biji kopi terbaik yang kami punya di kedai ini apa kakak mau coba?" tanya amel
KAMU SEDANG MEMBACA
Amerikano (end)
Fanfictiontentang cinta, kopi, dan persahabatan bagiku kamu bagaikan beberapa ml air yang di tumpahkan ke segalas expreso kamu menyeimbangkanku dari hidupku yang begitu pahit. -amel kita bagikan amerikano yang sempurna saat satu dengan yang lainnya menyatu...