"aku gamau erika!" ucap amel ketus saat erika baru saja akan berucap sepatah kata
sudah dua minggu amel di cutikan paksa oleh bu shania dan selama dua minggu juga kegiatan amel hanya diam di kostan sambil memegang buku latihan soal.
"kenapa gamau?" tanya erika menatap amel yang duduk di sampingnya dengan buku di atas paha
"aku ga enak sama ayah vino" ucap amel
"ayah vino di kantor mah, dia kan jarang pulang, kamu kaya yang baru sekali dua kali aja sih nginep di rumah aku" ucap erika
"erika, ini tuh beda. biasanya kan aku nginep sehari dua hari pulang ke kostan tapikan ini disuruh tinggal aku ga mau er" ucap amel
"mel ini bukan mau aku loh, ini maunya ayah vino dan dokter yons" ucap erika
"mereka maunya kamu itu tinggal di rumah aku biar kamu ada yang ngurus," tambah erika
"aku udah biasa sendiri er," ucap amel
"sekali aku bilang nga ya nga ya er!" ucap amel ketus dan membaca buku latihan soal itu kembali
erika berdiri dari duduknya berjalan pelan ke arah meja belajar amel, menarik tas nya.
"mau kemana?" tanya amel saat melihat erika berjalan mengambil tas gendongnya
"pulang!" ucap erika ketus
"jangan." ucap amel melemparkan buku ke sisi tempat tidur dan menahan tangan amel
"jangan pulang, aku sendirian" ucap amel melihat erika sendu
"aku ga masalah kalo kamu ga nurut sama aku! tapi ini bukan mau aku mel, ini mau ayah ayah kamu dan kalo kamu nolak berarti kamu ga nurut sama ayah ayah kamu" ucap erika datar sambil menghempas tangan amel
"aku bukan alibi biar kamu bisa selalu bareng sama aku. ayah vino bahas kamu di room chat antara aku dan ayah vino semalam. dia bilang ayah yons mau kamu tinggal di rumah kita dan ayah vino menyetujui itu, aku di amanatkan oleh Mereka untuk bujuk kamu supaya mau" ucap erika
"kalo kamu gamau gapapa, paling aku yang buat mereka kecewa. sekarang terserah kamu, aku gamau debat cape, lebih baik aku pulang belajar soal ujian di rumah daripada harus bareng kamu dan di ketusin terus" ucap erika kembali berjalan mendekati pintu sambil mengeret paksa tas gendongnya di lantai
"maaf" ucap amel sesal sambil memeluk tubuh erika dari belakang
"jangan pulang er," ucap amel menyembunyikan wajahnya di balik punggung erika
"kasih aku waktu sampe besok yaa, aku juga kan perlu beresin barang barang aku kalo mau pindahan" ucap amel
"jangan marah..." ucap amel sambil menggoyang goyangkan badan Erika
erika terdiam walau sebenarnya ada rasa sebal terhadap sikap amel yang terkadang keras kepala namun erika masih bisa menekan rasa itu, diusap lembut tangan amel yang melingkar di perut Erika, memejamkan mata dan menarik nafas kasar.
"aku maafin kamu" ucap erika.
tapi entah mengapa rasanya erika tidak ingin berbalik badan, menatap amel atau bersikap manis seperti biasanya.
Erika melepaskan tangan amel berbalik badan menatap amel sebentar dan mengalihkan pandangan
"aku mau ke toilet" ucap erika masih membuang pandang dari tatapan amel dan berjalan meninggalakan amel sendiri
amel berdiri terdiam melihat erika yang pergi dari hadapannya, ada yang beda dari erika, tak ada ciuman tak ada balasan tatapan lembut atas tatapan mata amel ataupun kelakuan erika yang selalu membuat amel memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amerikano (end)
Fanfictiontentang cinta, kopi, dan persahabatan bagiku kamu bagaikan beberapa ml air yang di tumpahkan ke segalas expreso kamu menyeimbangkanku dari hidupku yang begitu pahit. -amel kita bagikan amerikano yang sempurna saat satu dengan yang lainnya menyatu...