erika masih tertidur dengan tenang di balik selimut tebal, wajahnya sudah kembali normal berkat suntikan obat dan semangkuk bubur yang di berikan oleh doket yons. amel menyisipkan anak rambut erika ke belakang telingga erika, amel masih sibuk memperhatikan setiap lekuk wajah Erika, jari amel menyusuri semua lekuk wajah erika tanpa berniat mengangu erika yang sedang tertidur, amel tersenyum lembut saat amel mengingat pertama kali melihat erika di kedai wajahnya yang oriental lah yang membuat amel benar-benar memperhatikan erika dan bersyukurlah amel karena erika yang hari itu amel kagumi dalam diam sekarang bisa mejadi teman hidupnya. amel begitu sadar dengan arti ini semua amel tau semua konsekuensinya namun ada aspek lain yang mampu membuat amel tetap ingin menjalankan ini semua salah satu aspek utamanya adalah amel ingin tetap hidup dengan segala debaran debaran aneh yang selalu amel rasakan saat dekat dengan erika dan amel tau sekarang debaran apa itu yang di rasakan amel, debaran itu adalah debaran cinta ya aspek utama amel menjalankan ini semua karna dia mulai benar-benar mencintai Erika. apapun yang akan di lewatinya kelak yang terpenting sekarang amel bisa terus merasakan debaran itu debaran cinta antara dirinya dan erika.
erika mengeliat pelan dalam tidurnya dan matanya terbuka, amel tersenyum menyambut erika. erika balas senyuman amel dengan senyuman yang tak kalah manis
"pagi sayang..." ucap erika
amel terkekeh pelan sebelum menjawab
"pagi juga pah" ucap amel
"gimana udah enakan?" tanya amel
"sudah, berkat kamu mah, makasih yaa" ucap erika
"syukurlah... sama sama pah " jawab amel
"jam berapa ini?" tanya erika
"jam empat " ucap amel
"empat apa?" tanya erika bingung
"empat sore pah, masa mau dini hari?" tanya amel
"astaga, aku kira masih pagi" ucap Erika
"kamu tidur hampir 12 jam sayang" ucap amel
"efek obat maah hehe " ucap erika
tiba tiba saja
"bruukksss... bruuuksss" suara perut dari antara erika dan amel
"hehe, maaf maa" ucap erika saat mendapat tatapan datar amel
"kamu lapar ya?" tanya amel
erika menganguk
"efek obat" ucap erika
"yaudah kita beli makan yaa... " ajak amel
"yukk..." ajak erika beranjak dari tempat tidur
"eh, mau kemana?" tanya amel menarik tangan Erika
"kan mau makan" jawab erika
"pake aplikasi aja ya, biar ga perlu pergi, kamu kan masih sakit" ucap amel
"aku udah sembuh, lagian aku ga enak masa waktu libur kamu kita habisin gini gini aja" ucap Erika
amel menarik tangan erika membuat erika kembali duduk di sampingnya
"buat aku, mau kita di rumah aja, di kamar aja, di partemen aja atau jalan jalan juga sama ko, sama sama bareng kamu. buat aku, yang penting sama kamu mau kemanapun itu mau ga kemanapun aku tetep seneng karna ada kamu di samping aku" ucap amel
"tumben" ucap erika
"tumban apa?" tanya amel
"ya tumben aja kamu bisa kaya gini, kesambet ya? atau karna aku sakit? aku mau sakit terus aja ah biar bisa di sayang di sosweetin sama mamah terus" ucap erika
KAMU SEDANG MEMBACA
Amerikano (end)
Fanfictiontentang cinta, kopi, dan persahabatan bagiku kamu bagaikan beberapa ml air yang di tumpahkan ke segalas expreso kamu menyeimbangkanku dari hidupku yang begitu pahit. -amel kita bagikan amerikano yang sempurna saat satu dengan yang lainnya menyatu...