27

531 87 34
                                    

"yons, sudah aku bilang kan ini semua tidak mungkin terjadi" ucap vino

amel dan erika saling memandang, mereka bingung dengan apa yang terjadi di hadapan mereka, belum pernah amel dan erika melihat sosok vino yang di penuhi emosi seperti ini

"tapi kamu ingatkan janji di antara kita bertiga?" ucap yons

"jangan pura-pura kamu lupa vino" ucap yons lagi

"ga semua janji bisa di tepati yons, dan ini salah satunya" ucap vino

erika yang bingung segera mendekat dan berkata

"ayah yons, ayah vino. kalian kenapa?" tanya erika

"silahkan kamu tanya saja kepada mereka apa mereka setuju" ucap vino tanpa menjawab pertanyaan erika

"ada apa sih yah?" tanya erika menatap vino

"mereka tidak perlu di libatkan sekarang. mereka pasti akan paham setelah di jelaskan. sekarang yang harus di selesaikan adalah masalah di antara kita berdua. meluruskan pendapat yang bertolak belakang ini" ucap yons

"amel, Erika kalian masuk ke dalam kamar. jika tanpa perintah kalian tidak boleh sampai turun ke bawah" ucap yons

"tapi ayah," erika menatap vino meminta penjelasan

"turuti keinginan ayah yons, erika. sekarang bawa amel pergi ke kamar. dan jangan pernah turun sebelum ada perintah." ucap vino

erika dan amel saling memandang dan berlalu pergi ke lantai dua.

"mereka kenapa?" tanya amel tanggannya terulur ke arah meja belajar menaruh tas sekolahnya

"gatau paling lagi ngomongin masalah pribadi mereka" ucap erika menghempaskan tubuh di atas tempat tidur

"pasti ada sangkut pautnya sama papih, mereka ngungkit perjanjiannya mereka" ucap amel sedikit gelisah dan duduk di sisi tempat tidur di samping erika

"tadi waktu perjalanan pulang akunyang gelisah ko sekarang malah pindah ke kamu?" tanya erika mengusap tangan amel yang menjadi tumpuan tubuhnya

"aku ga tau tapi pirasat aku ini ga baik" ucap amel

"rasanya kaya kita mau di pisah gitu er" ucap amel

"aku juga sama tadi rasanya gitu waktu perjalanan pulang" ucap erika.

"tapi aku gaakan biarin kita di pisah mel, tenang yaa" ucap erika mengusap tangan amel

"janji ya?"

belum sempat erika berucap janji pintu terbuka menampilakan ayah yons dan ayah vino yang masuk ke dalam kamar dengan wajah masih di penuhi emosi.

"lebih baik aku bawa amel menjauh dari kamu vino" ucap yons menarik tangan amel untuk berdiri di samping yons

"aku yang akan berjuang untuk perjanjian kita yang dulu" ucap yons

"kamu ga bisa kaya gitu yons, mereka sama. ga semua janji bisa di tepati kan?" tanya vino

erika dan amel hanya bisa terdiam mencerna semua ucapan kedua orang dewasa di hadapan mereka.

"aku cuma pengen nempatin janji diantara kita dulu vin, aku udah gagal untuk mewujudkan mimpi kita tentang perusahaan karna orang tua aku yang ga setuju aku jadi pengusaha. seenganya biarin aku mewujudkan janji di antara kita yang satu ini vin" ucap yons

"tapi semua itu ga benar yons" ucap vino

"okey kalo kamu bilang semua ga benar. aku yang akan urus amel mulai sekarang, sesuai perjanjian kita" ucap yons

Amerikano (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang