"iya ka, amel masih tidur."
"iya kak nanti aku sampaikan pada amel kalo kakak khawatir, kak tasya tenang saja amel disini sama aku ko"
sayup-sayup amel mendengar sambungan telfon erika, erika berdiri di balkon menyambungkan sambungan suara dengan tasya. di luar sana hari mulai gelap, perlahan amel melirik jam dinding di kamar erika pukul delapan, selama itukah dirinya tertidur? amel terbangun dari tidurnya duduk bersandar di kepala tempat tidur, matanya masih sibuk memperhatikan erika yang berdiri di sisi balkon yang masih terhubung sambungan telfon dengan tasya
erika berbalik badan melihat amel yang sudah bangun terduduk dan tersenyum.
"udah bangun?" tanya erika sambil jalan mendekat ke arah amel
amel hanya menjawab dengan anggukan kepala
erika berjalan mendekat dan memegang kening amel
"syukurlah demamnya sudah pergi" ucap erika tersenyum
"maaf pah, aku jadi merepotkan kamu" ucap amel pelan
"udah jadi kewajiban aku memperhatikan kamu mah," ucap erika
"oh iya, tadi bu shania dan tasya telfon mereka khawatir sama kamu" ucap erika
"kata tasya biasanya kalo kamu sakit dia yang merhatiin" ucap erika
"tasya emang udah kaya kakak aku sendiri er." tutur amel
"tasya dan bu shania baik ya, kata bu shania kalo kamu butuh istirahat kamu boleh mengajukan cuti" ucap erika
amel menggelengkan kepala,
"kalo aku cuti kasian tasya sendirian dan bu shania ga bisa kemana mana" ucap amel
"dan aku takut pelanggan setia aku nyariin barista cantiknya mereka" ucap amel
"pelanggan setia kamu kan cuma aku" ucap erika
"iiih kata siapa, kepedean pelanggan setia aku banyak kali" ucap amel kembali bawel
erika terkekeh pelan.
"kamu udah sembuh mah, udah bawel lagi" ucap erika tersenyum
"jangan kaya tadi lagi ya aku takut" ucap erika mengenggam tangan amel
"maafin aku ya bikin kamu khawatir" ucap amel membalas gengaman tangan erika
"semua karna indy" ucap amel
"ngomong-ngomong soal indy, masalah ini udah selesai." ucap erika
amel mengerutkan dahi tanda tak mengerti
"tadi saat kamu pingsan di UKS aku membuat perhitungan dengannya. dia telah membuat kamu menderita maka aku juga bisa membuat dia lebih mederita" ucap erika
"bagaimana bisa?" tanya amel pensaran
"aku menyeret indy masuk ke ruang BK menyelesaikan masalah dengan di bantu oleh pihak ke 3, aku beradu argumen dengan indy dan berakhir di mana indy mengaku dialah yang menyebarkan foto itu, indy dihukum oleh pihak sekolah berdiri di depan tiang bendera hari ini dan besok hari dengan menggunakan namtag bertuliskan saya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dan saya tidak akan mencoreng nama baik siswa lain, aku rasa itu tidak adil hukuman terlalu ringan tapi di sisi lain aku kasian juga sama indy, setidaknya usaha ku ini bisa membuat namamu menjadi bersih lagi amel dan bisa membuat kamu tidak di pandang aneh lagi oleh siswa siswa lain." ucap erika
amel terdiam
"makasih er," ucap amel
"makasih banyak, aku benar-benar bersyukur ada kamu di samping aku, aku gatau gimana nasibku kedepannya jika tidak ada kamu, dan maksih juga begitu peduli sama aku." ucap amel
KAMU SEDANG MEMBACA
Amerikano (end)
Fanfictiontentang cinta, kopi, dan persahabatan bagiku kamu bagaikan beberapa ml air yang di tumpahkan ke segalas expreso kamu menyeimbangkanku dari hidupku yang begitu pahit. -amel kita bagikan amerikano yang sempurna saat satu dengan yang lainnya menyatu...