"selamat siang nona erika" sapa bibi saat erika dan amel baru saja masuk ke dalam rumah
"selamat siang bi," sapa Erika
"makan siang sudah siap nona, apakah nona akan makan siang sekarang?" tanya bibi
"siapkan saja di meja makan bi, nanti erika turun, erika mau ke kamar dulu. oh ya, siapkan untuk 2 orang ya bi" ucap erika sambil menujuk amel
"siap nona, akan bibi siapkan. nona semalam bermalam dimana?" tanya bibi
"rumah amel, sudah ya bi erika ke kamar dulu" ucap erika menarik tangan amel
"baik nona" jawab bibi
"mari bi," ucap amel ramah
"mari" jawab bibi ramah
"duduk dulu ya, aku mau ganti baju" ucap erika saat erika dan amel sudah masuk ke ruangan kamar erika
amel terdiam menatap ruangan kamar erika, ruangan itu sepertinya lebih cocok menjadi lapangan bola, ukuran kamarnya 4 kali lebih besar dari kamar kost amel lengkap dengan tempat tidur super besar dan mini home teater terpangpang di sisi dingding, ruangan kamar erika di cat berwarna putih, disisi ruangan ada balkon yang menjurus langsung ke pemandangan jalanan kota.
erika berjalan memijit salah satu tombol di samping tv besar dan terbuka lah ruangan, amel mengkerutkan dahi tak percaya dengan apa yang dia lihat, dingding itu terbuka dan ada ruangan lain di dalam sana.
erika menyadari perubahan raut wajah amel terkekeh pelan dan berjalan kembali ke arah amel, erika menjulurkan tangan mengajak amel berdiri.
"ikut aku, aku mau tunjukin sesuatu sama kamu" ucap erika
amelpun menerima uluran tangan erika dan berjalan mengikuti kemana erika pergi
"coba pijit tombol ini" ucap erika menyuruh amel memijit salah satu tombol
dan amelpun menurut. saat jarinya memijit tombol itu sebuah tangga turun dari sisi kamar, dinding atas kamar erika berubah menjadi rak rak penuh buku.
"sekarang coba lagi yang ini" ucap erika menyuruh amel memijit tombol lain
saat amel memijit tombol itu ruangan di hadapan mereka terbuka tepat disisi kepala tempat tidur erika, nuansa kayu coklat dengan deretan buku dan sofa duduk di dalamnya terlihat.
"waw" kekaguman amel tak bisa di tahan lagi
"awalnya buku buku aku cuma ada di dalam sana tapi setelah bunda meninggal dan buku buku bunda di wariskan ke aku, ayah ngebuat sisi atas kamarku menjadi rak rak buku. kamarku di bandung persis seperti kamarku di jakarta tak ada bedanya dan ya ini lah gambarannya. satu lagi pijit yang ini" ucap erika
dan amelpun memijit tombol merah sendiri disana
saat amel memijit semua benda dan ruangan tertutup kembali, tempat tidur erika berputar ke bawah warnanya tetap sama namun sekarang di padukan dengan kelopak kelopak bunga sakura berwarna pink. lantai berubah warna menjadi warna kayu dan dingding berubah warna menjadi putih dengan ornamen bungga sakura, home teater di samping amel dan erika berubah menjadi air mancur yang terbuat dari bambu hijai dengan gemercik air, kamar mandi yang berada di sudut ruangan sisi home teater pun berubah menjadi onsen untuk dua orang. harum semerbak wanggi bunga sakura tercium saat mode ini digunakan.
"mode ini di buat untuk aku yang terkadang rindu masa kecil di jepang mel" ucap erika membuat amel menatap erika
"dulu dari aku bayi sampe umurku 11 tahun aku tinggal di jepang mel, ikut dengan keluarga bunda, ayah bekerja disana menjadi arsitek ruangan berteknologi canggih seperti ini. jepang adalah satu satunya negara yang mendukung teknologi canggih seperti ini. setelah umurku 12 tahun ayah di pindah tugas ke indonesia karna keluarga bunda mengembangkan bisnis seperti ini di indonesia dan ayah lah yang menjadi ceo perusahaan besar peralatan canggih di indonesia." erika menuntun amel ke arah balkon dan duduk di kursi taman yang ada di balkon amel masih terdiam mencerna setiap cerita yang erika utarakan
KAMU SEDANG MEMBACA
Amerikano (end)
Fanfictiontentang cinta, kopi, dan persahabatan bagiku kamu bagaikan beberapa ml air yang di tumpahkan ke segalas expreso kamu menyeimbangkanku dari hidupku yang begitu pahit. -amel kita bagikan amerikano yang sempurna saat satu dengan yang lainnya menyatu...