19

616 95 60
                                    

amel menggeliat pelan dari balik selimut , pagi ini ada yang berbeda tidak ada pelukan dari erika padahal amel yakin semalam sebelum amel terlelap dalam mimpi erika masih memeluk dirinya posesif tapi pagi ini erika menghilang.

amel mengibaskan selimutnya pelan mencari sosok erika, erika meringkuk memeluk kedua kakinya di dalam selimut. amel yang bingung erika kenapa Segera mendekat dan menarik erika agar kembali keposisi normal.

"kamu kenapa pah?" tanya amel saat tubuh erika kembali normal

wajah erika pucat amel tau erika sedang meraskan rasa sakit

"ada yang sakit? yang mana?" tanya amel

wajah erika benar benar pucat, erika menujuk pelan bagian perutnya

"di perut?" tanya amel

erika menganguk

"aku lemes muntah terus" ucap erika pelan

"kamu muntah ko aku ga tau?" tanya amel

"aku sengaja pelan pelan biar kamu ga bangun" ucap erika

"eeehh bentar" ucap erika berdiri dari tidurnya dan berjalan pelan ke arah kamar mandi

"oeee...ooee" erika kembali muntah

amel dengan sigap berdiri di samping erika dan mengusap tengkuk erika.

"angin doang yang keluar, gaada isinya." ucap amel menyalakan keran air dan mengusap sudut bibir erika dengan air

"dari dini hari tadi aku muntah-muntah terus, udah kekeluarin semua kayanya" ucap erika

"aku beliin obat ya" ucap amel masih mengusap pungung erika

"gausah" ucap erika berjalan keluar kamar mandi

"nanti kamu sakitnya makin parah" ucap amel menuntun erika duduk di tempat tidur

"tolong ambil smartphone aku, terus hubungi dokter yons tolong bilang erika sakit di apartemen. dia pasti cepat datang kesini" ucap erika

"dokter yons ?" tanya amel sambil tangganya sibuk mengambil smartphone di atas nakas lampu tidur

"dokter keluargaku di bandung" ucap erika kembali merebahkan diri di tempat tidur

amel melakukan apa yang erika suruh dan menjelaskan keadaan erika sekarang kepada dokter itu.

"dokter bilang kurang lebih 10 menit lagi dia sampai" ucap amel duduk di samping erika

"sabar dulu ya, maaf aku gatau kalo kamu muntah muntah dari semalam" ucap amel mengusap wajah erika

"salah aku juga telat makan, maaf ya bikin kamu khawatir" jawab erika menatap amel

"harusnya aku ga ngomong kemana aja kemarin, jadi kan malah kejadian. maaf ya pah karna aku...."

"suut.. bukan karna mamah ko, papah aja yang lagi lemah" ucap Erika menaruh telunjuknya lemas di depan bibir amel.

"maaf" ucap amel mengambil telapak tangan erika yang di depan wajah amel dan mengusapnya lembut

erika hanya tersenyum lemah di atas tempat tidur menatap mata amel yang kini penuh dengan kekhawatiran.

"jangan khawatir aku gapapa mah, dokter bentar lagi sampe kan?" tanya erika

"kenapa ga dari semalam di teleponnya?" tanya amel

"kambuhnya jam 3 pagi setelah kita makan, mana mau aku mengangu dokter pribadiku di jam jam istirahat kaya gitu, aku ga tega" ucap erika

"tapikan itu gunanya dokter pribadi" ucap amel

Amerikano (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang