2 bulan berlalu tidak ada masalah yang berarti antara erika maupun amel tapi masalah hadir dari orang lain yang ingin merusak persabaatan mereka.
pagi itu amel dan erika berangkat sekolah sendiri sendiri, hari itu erika dan amel tidak saling menginap mereka tidur sendiri di kediamannya masing-masing, amel berjalan pelan memasuki gerbang sekolah dan ditelusuri lorong sekolah yang terdapat banyak anak-anak sekolah namun amel merasa ada yang jagal, tatapan anak-anak itu tidak seperti biasanya, tidak bersahabat bahkan ada beberapa anak anak yang berdiri bergelombol berbisik bisik saat amel melewati mereka dengan tatapan yang sulit di artikan.
amel bingung dengan apa yang terjadi, mengapa semua orang berubah. amel terus berjalan tanpa tau semua anak anak sekolah ini memiliki masalah apa dengan dirinya. saat amel akan melewati mading sekolah, beberapa anak berkumpul membisikan sesuatu dengan nama amel di dalam bisikan bisikan itu amel yang penasaran segera mendekat, ikut melihat apa yang menjadi objek pembicaraan mereka.
disana di dingding mading sekolah ada foto amel, foto yang begitu amel takutkan akan tersebar dan akhirnya tersebar juga. dalam foto itu jelas amel berciuman dengan seseorang manum wajah orang selain amel dalam foto itu disamarkan, amel bingung harus melakukan apa. hatinya sakit, hal yang amel takutkan selama ini akhirnya terjadi dan amel takut, amel takut dengan pandangan orang-orang di sekitarnya. dengan keberanian amel menerobos orang orang yang berkumpul di mading, diambil oleh amel foto itu saraya meremasnya, amel bingung harus melakukan apa sekarang.
saat tubuh amel berbalik semua mata orang orang itu memandang amel, amel takut, amel bingung harus melakukan apa hingga sebuah tangan mengengam tangan amel.
"jangan takut aku disini" ucap erika pelan
bak seperti superhero yang datang secara tiba-tiba erika menarik tangan amel membawa amel ke dalan kelas, di dalam kelas amel hanya bisa menduduk sambil meremas foto itu.
"semua orang sudah melihat" ucap amel bergumam pelan namun masih terdengar oleh erika.
"semua orang sudah melihatnya" ucap amel pelan sambil terus meremas erat foto itu
"amel..." erika mencoba menenangkan amel
namun amel tak menjawab
"amel... " sekali lagi erika memanggil
namun tanpa jawaban lagi
"amel..." erika masih mencoba dan sekarang diiringi dengan sentuhan lembut di tangan amel
amel mengangkat wajahnya melihat wajah teduh erika
"amel dengerin aku, ada aku disini kamu jangan cemas" ucap erika
"aku takut... aku takut...err" ucap amel mulai meneteskan air mata
"jangan takut ada aku disini" ucap erika mengusap air mata di pipi erika
"semua orang melihat err, semua orang melihatnya" ucap amel sambil terus meremas foto itu
sebenarnya emosi dirasakan juga oleh erika, erika tau siapa yang melakukan hal sejahat ini kepada amel, erika tau siapa dan erika ingin memberikan pelajaran kepadanya saat ini juga. namun rasanya ada hal yang lebih penting daripada harus memberikan orang itu pelajaran. erika harus menenangkan amel yang sedang tergangu psikisnya saat ini. amel membutuhkan erika sekarang.
"nasi sudah menjadi bubur mel, amel dengarkan aku. jangan takut yaa ada aku disini, aku bakal nemenin kamu. jangan takut kita lewati ini bersama yaa... " ucap erika mengusap pipi amel
rasanya ada sesak di dada erika saat mendapati amel berada di titik terlemahnya, sosok amel di mata erika adalah gadis yang mandiri, gadis yang penuh senyum rasanya sosok amel yang Erika kenal sirna jika sudah seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amerikano (end)
Fanfictiontentang cinta, kopi, dan persahabatan bagiku kamu bagaikan beberapa ml air yang di tumpahkan ke segalas expreso kamu menyeimbangkanku dari hidupku yang begitu pahit. -amel kita bagikan amerikano yang sempurna saat satu dengan yang lainnya menyatu...