2

1K 149 23
                                    

erika berdiri menarik tas gendongnya  dan berjalan ke arah pintu keluar, dari arah pantry amel tersenyum dan berucap

"terimaksih kak atas kedatangannya, semoga berkesan dan kami tunggu kedatangannya lain kali" amel berucap sambil tersenyum membuat erika ikut tersenyum juga

"terimaksih" ucap erika ramah dan tersenyum ke arah amel

erikapun mulai berjalan ke luar kedai dan menghilang di belokan jalan.

di balik pantry.

"sepertinya aku baru melihat dia" ucap tasya bersandar di sisi meja barista sambil melihat amel yang sibuk mengelap etalase

"sepertinya begitu, aku juga baru melihat dia sekarang" jawab amel

"dia cantik, wajahnya oriental, bertubuh munggil dan mengemaskan" ucap tasya

"gausah macem macem" ucap amel melempar lap di tanggannya ke arah tasya

"daripada mikir aneh-aneh mending sini bantuin aku beres beres, udah jam segini dan udah sepi juga gimana kalo kita tutup aja?" ajak amel

"siapa yang mikir aneh aneh? kamu kali ah," jawab tasya

"eh iya, udah jam tujuh lebih 15, yaudah yuk kita beres-beres aja" ajak tasya melempar lap ke arah amel dan dengan sigap amel mengambil lap itu

....

disisi lain, erika tersenyum sambil terus menyusuri trotoar kota kembang, bandung jika malam hari terasa begitu indah gemerlap lampu kota dan cahaya bintang begitu indah untuk di pandang. tidak seperti jakarta baik pagi, siang, malam semua sama macet dimana-mana. erika bersyukur dirinya bisa terlepas dari kebisingan kota jakarta, erika baru saja pindah 1 hari yang lalu ke bandung, erika pindah karna ayahnya harus mengurus bisnis keluarga yang berpindah kantor menjadi di kota bandung. namun bagi erika kesibukan ayahnya sama saja, tidak di jakarta tidak di bandung ayahnya seperti tidak ingat dia memiliki erika, dia begitu sibuk dengan pekerjaannya. dan ya tidak di jakarta tidak di bandung erika akan kembali merasa kesepian. 3 tahun yang lalu bunda erika meningal karna sebuah kecelakaan dan karna itulah ayah erika kini menjadi workaholic hari harinya di habiskan dengan pekerjaan.

erika sampai di sebuah gerbang rumah yang begitu besar, gerbang terbuka saat erika akan masuk. satpam rumah menyapa erika

"non dari mana? kenapa jalan kaki, supir non mana?" tanya pak satpam

"pak jon sudah pulang dan mobilnya saya suruh pak jon bawa pulang." ucap erika cuek

"non dari mana?" tanya pak satpam lagi

"menikmati kota bandung sendirian" jawab erika

"pak, saya capek saya masuk dulu ya" pamit erika dan pergi dari hadapan pak satpam

"baik non, hati-hati" ucap pak satpam

saat erika memasuki rumah, disana sudah ada bibi yang menyapa

"non, dari mana? ko malam malam pulangnya? dan mana pak jon?" tanya bibi

"pak jon sudah pulang bi, erika habis keliling kota bandung, tenang bi arika sudah besar tidak akan tersesat " ucap erika

"baik lah non, kalo begitu mau bibi buatkan susu coklat?" tanya bibi

"tidak usah bii, erika mau istirahat saja, besok erika sudah sekolah kan? ayah sudah urus semuanya?" tanya erika

"sekertaris tuan besar yang mengurus semuanya non, besok pagi bibi siapkan semua keperluan non dan pak jon yang akan mengantar non kemana mana mulai hari besok" ucap bibi

"kenapa sih ayah selalu seperi ini bi, erika kan sudah dewasa, sudah bisa bawa mobil sendiri, kenapa harus punya supir pribadi?" tanya erika

"tuan besar khawatir non" jawab bibi

"halah, khawatir apanya, bulshit. bibi istirahat saja ya, erika juga mau istirahat." pamit erika dan pergi menuju kamarnya

bibi hanya bisa mengeleng merasa kasian dengan nona mudanya. tidak di jakarta tidak di bandung nona mudanya selalu sendirian. menghabiskan masa mudanya sendirian.

......

disisi lain. amel dan tasya baru saja selesai menutup toko.

"hari ini gimana sekolah kamu?" tanya tasya

"biasa saja tidak ada yang aneh, hanya saja tadi guru sejarah menyebalkan sengaja menunda kepulangan hanya untuk menceritkaan tetang kisah para pejuang" ucap amel

"owh, pantas kamu sedikit telat tadi, oh ya untuk besok apa ada pr? kalo ada biar aku bantu" ucap tasya

"gaada pr tasya, baru hari hari pertama masuk masa udah ada pr sih," jawab amel

"oh iya ya kamu baru masuk 3 hari" ucap tasya

tak terasa amel dan tasya sudah sampai di gebang kost. memang tasya dan amel mereka berdua ngekost tasya sebenarnya masih memiliki orang tua di desa namun karna keluarga mereka yang kurang bekecukupan tasya memilih untuk merantau ke kota bandung dengan hanya bebekal ijazah SMP, beruntung tasya bertemu dengan bu Shania dan beruntung juga tasya memiliki skil di bidang memasak dan pada akhirnya tasya bekerja dengan ibu Shania. sedangkan amel, dulu amel adalah anak dari keluarga kaya namun belum genap amel berusia 12 tahun kedua orang tuanya meninggal, semua kekayaan kedua orang tuanya di ambil paksa oleh paman amel, membuat amel sejak umur 12 tahun harus mencari nafkah sendiri, sejak umur 12 tahun amel sudah hidup sendiri memutar uang tabungannya yang masih tersimpan di ATM dari umur 12 tahun juga amel sudah bekerja paruh waktu, awalnya amel bekerja di sebuah toserba namun saat umur amel 15 tahun amel bertemu dengan tasya dan tasya mengajak amel berkerja di kedai milik bu shania, amel beruntung bertemu tasya dan bu shania mereka baik menggap amel seperti keluarga mereka sendiri begitu juga dengan amel yang sudah mengangap tasya dan bu Shania bukan hanya sebatas rekan berkerja tapi juga keluarga.

.....

pagi itu, sekolah ramai seperti biasa, amel berjalan menyusuri koridor tersenyum saat ada teman yang menyapa, amel masuk ke dalan ruang kelas dan duduk di bangkunya. amel masih bisa merasakan sekolah di sekolah bagus tanpa harus memikirkan bagaimana cara membayarnya karna sejak amel lahir sang papah sudah mendaftarkan amel kedalam asuransi pendidikan dimana amel akan terus bisa sekolah di sekolah elit hingga akhir masa SMA.

bel nyaring berbunyi membuat semua siswa masuk ke dalam kelas, guru geografi masuk ke dalam kelas diikuti oleh seseorang di belakangnya. anak anak di dalam kelas mulai ribut namun tidak dengan amel dia masih fokus dengan tas di tangganya mencari buku yang akan di pelajarinya hari ini

"pagi anak anak, hari ini kelas kita betambah satu murid, mari perkenalkan dirimu" ucap guru geografi itu

"selamat pagi teman-teman perkenalakan saya erika pindahan dari jakarta, salam kenal" ucap erika singkat

riuh suara murid murid di dalam kelas saling berbisik membicarkan erika yang oriental namun amel masih sibuk dengan dunianya

"sudah sudah, jangan ribut." ucap guru geografi

"kalo begitu erika... emmm kamu duduk disana saja di samping amel" ucap bu geografi menujuk bangku kosong di sudut ruangan

"emm baik ibu terimaksih" ucap erika dan berjalan ke arah bangku yang guru itu tunjuk

"permisi boleh saya duduk?" tanya erika pada gadis yang masih sibuk mencari sesuatu dengan tas yang di simpan di atas bangku erika

"eh, boleh, boleh silahkan, maaf aku lagi cari buku ini, naah ketemu" seru gadis itu sendiri mengeluarkan buku dan kembali berseru

"looh, kamu?" tanya amel saat menyadari yang kini duduk di sampingnya adalah orang yang kemarin menjadi pembelinya di kedai.

"eh, kamu?" erika juga terkaget saat mendapati teman sebangkunya adalah si pemilik lesung pipi yang begitu manis

.....

Amerikano (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang