erika berdiam diri di mobil, mobilnya erika sengaja parkirkan di sebrang jalan kedai kopi, erika berdiam diri di mobil untuk memperhatikan amel karna erika takut jika erika datang kekedai amel akan kembali emosi dan kejadian kemarin akan terjadi lagi, kedai sedang ramai pengunjung dan erika tidak ingin membuat keributan di dalam sana. erika melihat amel yang melayani costumer dengan senyuman dan ramah namun erika tau dari sorot mata amel masih ada yang menganjal, amel terpaksa tersenyum dan ramah padahal hatinya sedang tidak seperti itu. erika sadar rasanya dia begitu jahat membuat amel tersiksa dengan keadaan ini, keadaan dimana erika harus tersenyum dan ramah padahal hatinya sedang teroyak sakit.
"kalo aja kamu ga cubit aku mah, gaakan kejadian kaya gini" ucap erika pelan sambil melihat sosok amel di dalam kedai.
"aku harus apa ya biar amel ga marah lagi " monolog erika sendiri
tanggannya terulur membuka smartphone miliknya, amel membuka sebuah aplikasi melihat beberapa deretan film di aplikasi itu, matanya tertuju pada film sains drama yang bereting tinggi, tanpa berfikir panjang erika memesan dua tiket teater malam. erika yakin amel pasti mau di ajak nonton karna besok hari minggu, minggu pertama di bulan ini dan itu artinya waktunya amel libur, malam ini erika mau memperbaiki hubungannya dengan amel, erika mau memberikan suatu kejutan yang bisa membuat amel berhenti marah.
erika memijit sebuah nick name di daftar telephone, tombol hijau sudah di pijitnya
"hallo..." ucapnya saat sambungan itu sudah terhubung
.....
siang sudah berganti malam 15 menit lagi amel pulang, erika tau amel dan tasya kini sudah bersiap untuk menutup toko, di dalam toko tasya buru buru mengambil tas nya dan pergi duluan dari toko. itu adalah salah satu trik yang akan erika jalankan.
"pup" lampu kedai mati amel di dalam kedai kebingungan.
disana erika sudah berdiri di depan pintu kedai masuk pelan pelan ke dalam kedai
"treng"
lonceng kedai berbunyi terkena daun pintu
"siapa?!" tanya amel galak di tangganya ada sapu tadi sebelum lampu mati amel sedang menyapu lantai
"sret" sapu itu di tarik erika menjauh dan meleparnya jauh dari jangkauan amel
"diem! jangan mendekat kamu siapa?" tanya amel masih galak dan was was
dengan sigap erika memeluk amel dari belakang mengikat matanya.
"nurut aja. aku gaakan nyakitin kamu" ucap erika
"Erika!" ucap amel ada nada kelegaan di sana dan tubuhnya yang awalnya tegang kembali melunak
"gak lucu! lepasin kamu apa apaan sih!" ucap amel memberontak saat tangganya di ikat ke belakang
"udah nurut aja mel aku gaakan nyakitin kamu" tambah erika
"tapi ga gini er! ini ga lucu! " ucap amel galak
"suut..."
"cup" erika mengecup pipi amel
"nurut ya," ucap Erika
amel terdiam bingung erika akan melakukan apa, tubuh amel tangganya di ikat matanya di tutup. erika merangkul bahu amel dan membawanya pergi ke luar kedai memasukan amel ke dalam mobil. dan erika masuk juga ke dalan mobil
"maaf harus iket kamu aku takut kamu berontak" ucap erika namun sekarang dia sedang melepaskan simpul tali dari tangan amel
"aku udah lepasin iketannya tapi jangan mukul aku ya mel, aku lagi bawa mobil nanti nabrak. " ucap erika
amel mencoba membuka penutup matanya
"jangan di buka!" ucap erika
"apa-apaan sih!" ucap amel kesal sambil menghempas penutup mata hitam ke bawah
saat matanya terbuka amel melihat erika yang duduk di sampingnya dengan sebuklet bungga mawar biru dan merah.
"maafin aku mel" ucap erika tersenyum menyerahkan sebuklet bungga itu
"apa sih ga lucu." ucap amel mengambil sebuklet bunga yang Erika serahkan pada amel, amel tersenyum namun masih pura-pura marah
"maafin aku," ucap erika lagi
amel tidak menjawab matanya fokus ke depan mobil. gelap toko toko sudah tutup
"toko, aku belum tutup toko" ucap amel mencoba bangkit dari duduknya
namun dia tidak bisa membuka pintu karna dikunci otomatia oleh erika
"dengerin aku dulu" ucap erika menarik tangan amel
amel kembali duduk
"di kedai udah ada tasya yang beres beres, sekarang kamu sama aku. aku mau ngomong" ucap erika
amel hanya diam
"maaf tadi bukannya aku ninggalin kamu ke kantin" ucap erika pelan
"aku ga sengaja ketemu ciel di toilet dan diajak ciel kantin, kamu tau kan aku orangnya ga tegaan dan ga bisa nolak. jangan fikir aku ga inget kamu mel, aku inget kamu ko aku mau susul kamu di kelas tapi di tahan tahan sama ciel, maafin aku mel, aku salah" ucap erika lagi
"jangan diemin aku mel, aku minta maaf" tambah erika
"seneng udah makan sama kecengan baru?" tanya amel judes menatap erika
"siapa yang seneng sih? apanya yang kecengan?" tanya erika
"ciel yang cantik itu. ngaku kan kamu suka sama dia, kamu seneng kan deket sama ciel?" tanya amel galak
"aku harus ngomong berapa kali mel kalo aku cuman mau sama kamu, aku ga suka sama ciel aku cuma ngangap dia temen sama kaya kamu nganggap indy, ciel die mata aku cuma sebatas teman mel. yang aku mau cuma kamu, gatau kenapa aku ngerasa kaya ada sebuah ikatan dari kita. aku ga pernah ngerasa hal ini dari orang lain, cuma sama kamu mel" ucap Erika
"mell, please. jangan marah, aku sedih kalo kamu kaya gini" ucap erika mengusap telapak tangan amel
"maafin aku kalo aku jahat sama kamu, aku sayang sama kamu mel. udah ya jangan marah lagi" ucap erika menatap amel yang masih fokus menatap jalanan di depannya
"mell, maaf" ucap erika merajuk penuh kesedihan
saat mendengar nada merajuk erika dadanya terasa sesak, amel melirik erika sekilas lalu membuang nafas kasar
"aku maafin kamu" ucap amel
"bener ya?" tanya Erika
"tapi janji cuman sebatas temen!" ucap amel
"siapa aku ciel? iya aku janji" tambah Erika
"jangan selalu bikin aku cemburu er, aku takut" ucap amel menatap mata erika
"maaf" ucap Erika
"aku takut kamu pergi sama orang lain, cemburuku bukan tanpa sebab er, dia suka sama kamu. aku takut akhirnya kamu jatuh cinta juga sama dia" ucap amel
"aku cuman cinta sama kamu amel, gaakan ada yang lain, aku janji. " ucap Erika
"aku cuma takut, aku harap kamu ngerti ya, cemburuku bukan karna emosi anak kecil er, aku takut di tinggal kamu yang Benar-benar aku cinta" ucap amel lagi
"aku cinta sama kamu, bukan sekedar suka" tambah amel
"iya aku tau aku paham, maaf ya. aku juga cinta sama kamu" ucap erika menarik tangan amel dan memeluknya
amel membalas pelukan Erika, amel merasa dadanya kembali menghangat sejak saat pagi tadi dadanya terasa dingin dan amel sadar bukan sukalah yang dia tumbuhkan dalam dada pada erika namun cinta, amel merasa kosong saat erika tak ada di sisinya dan itu yang membuat amel sadar amel telah jatuh cinta dengan erika bukan sekedar suka.
....
"kita mau kemana?" tanya amel
sekarang Erika dan amel sedang memecah kegelapan jalan
"ada deh, nanti juga kamu tau" ucap erika
KAMU SEDANG MEMBACA
Amerikano (end)
Fanfictiontentang cinta, kopi, dan persahabatan bagiku kamu bagaikan beberapa ml air yang di tumpahkan ke segalas expreso kamu menyeimbangkanku dari hidupku yang begitu pahit. -amel kita bagikan amerikano yang sempurna saat satu dengan yang lainnya menyatu...