7

778 119 33
                                    

amel dan erika berjalan ke arah meja di sudut kedai mereka duduk dan sesekali amel melirik ke seluruh penjuru kedai.

"ahh rasanya gaada bedanya." ucap amel

"tunggu sebentar" ucap amel berdiri

"loh mau kemana?" tanya erika

"amerikano bukan dari tangan aku gaakan jadi spesial buat kamu pah, tunggu ya aku mau racik amerikano yang kamu pesan" ucap amel beranjak dari duduknya

erika hanya terkekeh pelan melihat amel yang sesekali memanggil dirinya dengan sebutan pah atau papah.

"eh mau ngapain?" cegah tasya saat erika memakai celemek hitam miliknya

"suut... udah aku mau ngeracik amerikano buat erika" ucap amel mengambil alih takaran biji kopi di tangan tasya

"kamu itu costumer di cafe ini mel sekarang, mending duduk deh biar aku aja yang bikin" ucap tasya

"kamu itu ya sya, aku tau kamu lelah dari tadi banyak costumer kan? makanya aku bantu. udah mending sekarang kamu duduk. diem jangan ngomong" ucap amel menaruh biji kopi ke mesin penggiling

"ck ah.. dasar amel" ucap tasya berdecak sebal

amel terkekeh pelan tangannya masih sibuk meracik amerikano

"aku cuman mau bikinin erika amerikano yang spesial aja ko sya, udah mending kamu istirahat aja gih" ucap amel

"amerikano dimana mana sama aja gaada yang spesial, mau kamu yang buat mau aku yang buat sama aja amerikano ya amerikano, kopi expreso yang di kasih air panas" ucap tasya mengambil dua piring kecil di atas nakas

"nah ituu yang buat spesial, bedanya yang bikin. amerikano ini akan menjadi spesial kalo aku yang buat..." ucap amel...

"ck ah..  pake cinta kali biar spesial tuh amerikanonya" gumam tasya pelan

"laah ko sensi mba?" tanya amel yang kini sudah memindahkan serbuk kopi ke arah mesin kopi

"habisan ngeselin" ucap tasya

sedangkan di sisi lain erika hanya memandang dua orang yang sedang berdebat itu dengan kekehan pelan

"ada-ada saja sih kelakuan amel" gumamnya pelan

selang beberapa menit amel sudah kembali dan duduk di hadapan erika.

"mana amerikanonya?" tanya erika

"tuh di bawaain tasya, diamah nyebelin di bantuin gamau." ucap amel membuang muka saat tasya datang

"diamah emang gitu baperan." ucap tasya pada erika

"bodo amat" ucap amel membuat erika maupun tasya terkekeh

"ini er, amerikano yang di buat spesial sama si baperan dan ini kue segitiga coklatnya. selamat menikmati" ucap tasya menaruh dua gelas amerikano dan dua piring kue di atas meja

sebelum pergi tasya mengusap lembut pucuk kepala amel yang sadari dari tadi membuang muka dari tasya.

"udah dong bapernya" ucap erika melirik amel

"jangan ikut ikutan ngatain aku baper" ucap amel galak milirik erika

"lagi PMS ya galak banget" ucap erika menarik gelas amerikano mendekat dan meneguknya pelan.

amel yang merasakan ada kejanggalan segera berucap

"itu belum di kasih gulaa papah...!" dengan sedikit berteriak

wajah erika berubah jadi mesam dan menaruh lagi gelas itu ke piringannya

"puiih pantes pait mah" ucap erika dengan muka polos

expresi erika membuat amel tertawa gemas, di ambil tisu dari sudut meja dan mengelap dagu erika, disana ada kopi yang menetes.

"toh ya apa apa tuh di liat dulu, gulanya aja masih di atas meja maen diteguk aja" ucap amel mengambil alih gelas di hadapan Erika

dibuka oleh amel sesaset gula dari atas meja, menumpakan gula itu ke dalam gelas erika lalu mengoceknya dengan sendok. setelah beberapa saat amel kembali menyerahkan ke arah erika

"udah di kasih gula, diminum pah. takaran kamu satu saset kan. jangan kira aku gatau. aku tau semua tetang kamu" ucap amel tersenyum ke arah erika

erika tersenyum dan menerima gelas itu diteguk sedikit kopi amerikano itu dan di taruh kembali di atas meja

"terimaksih mah..." ucap erika pelan sambil tersenyum

"sama-sama pah" jawab amel balas tersenyum sambil terus mengaduk gelas amerikano miliknya

susana kedai mulai lengang, beberapa costumer sudah memilih untuk pergi, erika dan amel masih betah dengan dunianya masing masing amel yang sibuk dengan smartphone di tangannya dan begitu juga dengan erika yang masih sibuk memandangi amel dengan alibi membaca sebuah novel, ya tadi erika sengaja membawa novel ke kedai. sebenarnya amel tau erika tidak benar benar membaca novel tapi amel menahan untuk menegur erika, amel biarkan saja erika betah dengan ke kuudere annya. sebenarnya amel juga suka di perhatikan diam diam seperti ini.

lenggang beberapa saat dan tiba tiba saja di luar turun hujan erika dan amel melihat ke luar jendela menikmari setiap tetesan hujan yang turun dari lagit, sesekali amel terkekeh pelan melihat beberapa orang berlari seolah kehujanan. dan sesekali erika juga terkekeh melihat bapak bapak berjas mengunakan tas kerjanya untuk menutupi kepala seolah tidak ingin terkena air hujan padahal badannya sudah basah kuyup karna air hujan...

tawa keduanya terhenti saat mereka sama sama terfokus dengan seorang anak kecil yang mengunakan payung di tangganya ada payung lain, anak itu berjalan menemui beberapa orang yang sedang keneduh di emperan toko menawarkan payung di tanggannya, penolakan dari orang orang terus di terima olehnya dan tibalah dia di emperan toserba seorang lelaki tua memanggil anak itu menerima payung dari anak itu dan keduanya menghilang dari pandangan erika maupun amel

erika menarik nafas pelan dan tersenyum saat tersadar amel juga memperhatikan hal yang sama dengan dirinya

"manusia memang terkadang lupa untuk bersyukur mel," ucap erika membuat amel sesegera mungkin menatap erika

"setidaknya aku hidup lebih baik dari anak itu, aku hidup dengan segala kemewahan dan aku hidup dari keluarga yang berada, coba bayangkan jika aku ada di posisi anak yang tadi. betapa malang nasibnya. sekarang aku mau bersyukur kepada tuhan mel" ucap erika pelan

"aku mau bersyukur dan berterima kasih kepada tuhan mell karna dia telah menghadirkan kamu menemani hari hariku yang kelam" ucap erika menatap mata hitam amel

"aku juga sekarang lagi bersyukur er, aku bersyukur sama tuhan karna telah menghadirkan kamu yang udah mau menemani aku yang banyak kekurangan ini" ucap amep

"makasih ya err, udah mau jadi sahabat aku" ucap amel lagi...

" sama-sama mell, makasih juga ya... semoga persahabatan kita lekang ya mel..." ucap erika

"amin.." ucap amel tersenyum

.....

hari hari berlalu, erika dan amel kian kemari kian semakin dekat erika banyak menghabiskan waktu di kedai  sekedar untuk menikmati secangkir amerikano atau untuk menemani dan menunggu amel pulang, beberapa kali erika menginap di kostan amel dan amel juga beberapa kali menginap di rumah erika, persahabatan mereka semakin kental dan tanpa mereka sadari ternyata ketertarikan mereka tidak hanya sebatas sahabat baik erika maupun amel selalu menepis rasa itu saat rasa itu datang mereka selalu merasa perhatian satu dengan yang lain hanya sebatas kasih sayang antar sahabat.

Amerikano (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang