#03

13 3 8
                                    

Dalam perjalanan mencari bahan pertukaran, Nataya sesekali harus bertarung dengan monster level rendah yang keluar menyerang sebagai reaksi alami begitu mereka mendeteksi adanya penyusup di wilayah berburunya. Seperti saat ini, saat dirinya tengah mengumpul tanaman obat, sekawanan kecil Chinchilla-monster level rendah tipe normal, berwujud tikus berbulu kuning kecoklatan seukuran anak anjing- yangmengintai dari rerimbunan semak dengan mata semerah darah dan tanpa basa-basi langsung serang ketika sasaran mereka mendekat.

Kemampuan bertarung yang masih minim membuat Nataya mendapat luka cakar dan gigit di beberapa bagian tubuh. Namun, tak sampai membuat dirinya menjadi bulan-bulanan para penyerang. Baselard yang ada di genggaman tak mengecewakan pemakainya dalam pertahankan diri, setengah kawanan telah berubah menjadi pecahan sinar putih pucat saat dikalahkan sementara sisanya mundur teratur.

Setelah menyarungkan kembali Baselard, dirinya menyadari bahwa ternyata monster di dunia ini akan menjatuhkan item seperti halnya game bertema RPG Adventure yang sering dia mainkan. Adapun item yang dijatuhkan berupa rodentia pelt dan rodentia incisor

"Apa kedua item yang dijatuhkan monster ini bisa dijual?"

Tak banyak Lucre-mata uang dunia ini-yang dihasilkan dari item jatuhan Chinchilla, harga rodentia pelt sekitar 20 keping tembaga sementara untuk rodentia incisor hanya senilai 10 keping saja. Jika berencana untuk inap di tempat yang layak dan beli kebutuhan keseharian, paling tidak dirimu perlu 500 keping.

"Kalau begitu, aku akan mencari sesuatu yang nilai tukarnya lebih dari itu," ucap Nataya mengedar pandangan ke sekitar, kemudian menggegas langkah ke arah sulur yang melilit-juntai di rerimbunan pohon ketika melihat sesuatu yang ganjil di sana.

Benar saja, sulur rambat yang dilihatnya bukanlah bagian dari tetumbuhan hutan ini. Melainkan bagian dari monster tanaman rambat, yang suka berkamuflase diantara sulur asli untuk jauhkan diri dari pemangsa. Monster itu menggeliat pergi begitu dirinya mendekat, sungguh monster yang pemalu hingga Nataya urung untuk menyerang. Lagipula, menyerang seseorang maupun monster yang tak ingin bertarung, baginya sama saja penindas dan suatu tindakan pengecut.

Itu Vigne, kau cukup beruntung bisa berjumpa dengan monster jenis ini karena jarang terdeteksi oleh mata para petualang.

"Jika demikian, mari kita berharap monster yang muncul selanjutnya sedikit diatas Chinchilla nilainya."

Kita baru seperempat menjelajah dan masih banyak monster level rendah di hutan ini dan-

Kruyukkk~!

Perut Nataya seketika berbunyi minta asupan makanan, sepertinya gelut barusan membuatnya lapar.

"Bisa tunjukkan dimana aku bisa mendapatkan makanan?" tanyanya.

Dirimu bisa berburu Hase-sejenis kelinci dan Cerf-sejenis rusa, akan tetapi wilayah mereka mencari makan dan bersarang agak jauh dari sini.

"Hal mubazir semacam itu nanti saja, adakah sumber makanan yang bisa langsung dimakan atau mudah diolah tanpa harus dikejar-tangkap seperti buah dan umbi-umbian di dekat sini?"

Sumber makanan jenis itu berada di sebalik rerimbunan pohon tak jauh dari sini..

"Tak apalah, berusaha sedikit demi mengisi perut itu suatu kewajaran."

=====

Langit mulai menunjukkan berkas kemerahan saat Nataya melangkah keluar dari hutan Samana.

Kita telah tiba di desa Passat, pos perdagangan terluar daerah Levant..

Di setapak menuju desa tujuan, hidung Nataya menangkap aroma yang dibawa oleh angin.

"Berasal dari mana aroma tajam ini?"

Dari pohon Wardoff, penangkal alami yang ditanam penduduk mengelilingi desa, aroma khas yang dihasilkan dari pohon ini tak disukai oleh monster hutan.

"Apa ada produk olahan dari pohon itu?"

Tentu ada, kristal getah pohon Wardoff merupakan bahan baku pembuatan Incenso; semacam dupa penangkal dari serangan monster, kayunya dipakai sebagai bahan baku tongkat sihir, tameng, zirah ringan, busur beserta anak panahnya juga sebagai bahan dasar konstruksi.

"Ok, masuk daftar salah satu yang harus dibeli kalau begitu."

Nataya melangkah pelan begitu dirinya memasuki desa, hiruk-pikuk para petualang yang melakukan jual-beli bahan baku mentah dan lainnya langsung terasa oleh lima panca inderanya.

Nataya ingin segera menjual yang dimiliki, lalu meninggalkan desa tanpa lebih jauh lagi menarik perhatian. Namun, ketika melewati gerai pandai besi, seketika perhatiannya langsung terpaku pada sepasang pelindung tangan dari pelat besi yang disebut Brassard.

Tapi dia harus mengurungkan niat membeli, karena benda itu terlalu mahal untuknya saat ini. Lagipula, dia sudah membelanjakan 90% dari jumlah total Lucre hasil penjualan bahan baku untuk membeli bahan makanan, obat-obatan dan kantung tidur. Sehingga penampakan kantung uangnya kini setegah kempis dan sangat ringan.

¤Tsuzuku¤

Al.Terra Chronicle : ArchivarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang