#14

5 1 0
                                    

"Kita berpisah disini."

"Ya, jangan sampai biarkan kadal itu menangkapmu lagi."

"Maaf saja, aku tak sebodoh itu untuk bisa terperosok ke lubang yang sama manusia fana. Akan tetapi, terima kasih atas peringatannya."

Setelah benar-benar pamit, Asche menggegas langkah ke arah Gilda, menyelesaikan urusannya disana lalu ke gerai kerajinan kemudian istirahatkan diri untuk lanjut ke Crona keesokan harinya seperti rencananya semula.

"Selamat datang Asche!" sambut resepsionis Gilda dengan senyum lebar.

"Hi Elwyn, bagaimana harimu?" balas Asche ikut menyunggingkan senyumnya.

"Sama seperti hari-hari biasanya, mengurusi petualang mabuk prestise."

"Turut prihatin, ada berita apa selama aku pergi?"

"Kemarin ada seseorang yang datang menanyakanmu, seorang Espion."

"Aku tak mengenal siapapun dari Class Espion, mungkin seseorang itu dari Magistrat yang ditugaskan untuk mengawasiku."

"Resiko menjadi terkenal memang begitu," seloroh Elwyn sembari menyerahkan imbalan untuk ketiga permintaan yang diambil petualang itu kemarin. Asche menerima kantong uang tersebut dan langsung memasukkan kedalam satchel tanpa menghitungnya.

"Aku berencana untuk pergi ke Crona besok, apakah ada permintaan dari desa ini untuk pergi kesana?" 

"Saat ini permintaan sedang kosong, mungkin esok?"

"Aku akan mampir lagi besok kalau begitu, terima kasih atas kerja kerasnya nona Elwyn." 

"Terima kasih sudah membantu juga Espion Asche."

=====

Denting bel penanda kedatangan pelanggan berbunyi di sebuah gerai pandai besi. Namun, notifikasi itu seketika teredam oleh suara penuh semangat dari balik pintu.

"Paman Herrera, aku bawa Ewigreif-nya!" seru gadis Anifolk, sang pemilik suara.

"Kerja bagus Zorra, sekarang kita bisa mulai menempa benda itu!" 

Helaan nafas lega sang pemilik gerai disambut dengan senyum penuh kepuasan Zorra.

"Kalau begitu aku siap-siap dulu," gegasnya menaiki undakan tangga ke lantai dua.

"Jangan memaksakan diri jika masih lelah," nasehat sang pemilik gerai.

"Tak apa paman, lagi semangat ini kok!"

"Yasudah, terserah kamu baiknya bagaimana."

Denting bel kedua berbunyi sesaat kemudian dan sesosok petualang terbungkus jubah tudung kelabu melangkah masuk.

"Selamat datang bocah, kau datang terlambat seperti biasanya."

"Ada sedikit hambatan tadi di jalan paman," jawabnya singkat sambil meletak kantong uang keatas meja konter disebelah Reaper's Garment yang terlipat rapi. Tanpa pikir panjang, Asche langsung menelisik stat yang dimiliki perlengkapan yang baru saja dia beli ini.

Al.Terra Chronicle : ArchivarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang