#18

4 2 0
                                    

"Chieftain kalian telah mati, apa kita akan lanjut berkelahi atau?"

Recehan ribut mengemuka diantara kerumunan, nyawa mereka saat ini berada ditangan sang penyusup yang saat ini tengah mengenggam Cleaver berleleran darah mantan pemimpin suku mereka.

"Biar aku yang menjawabnya bocah."

Sesosok bertudung mendarat tepat di hadapan Asche yang ia kenali sebagai sang pedagang misterius sekaligus sang klien.

"Sudah saatnya anda muncul."

"Ah, begitu ya," kekehnya. "..instingmu boleh juga bocah!"

"Pujiannya nanti saja, sekarang apa yang harus aku lakukan?"

"Sebagai awal, ijinkan aku perkenalkan diri. Namaku adalah Oaken Tinkerman," ucapnya sambil menurunkan tudung agar bisa menampakkan wajah disebaliknya. "Seperti yang kau lihat, aku seorang jembalang dan ayahku mantan tetua suku ini yang dibunuh Troglodyte itu."

"Dan kau ingin aku membalaskan dendam atas kematian ayahmu?"

"Sebagian dari diriku ingin kau melakukan itu dan terima kasih telah memenuhi keinginanku yang hina ini. Namun, tujuan utamaku masih belum berubah yaitu mendapatkan kembali Morning Star."

"Ok, sekarang apa yang akan kau lakukan dengan Morning Star itu? Karena aku tak ingin menciptakan sebuah ancaman lain setelah aku menumbangkannya."

"Tenang saja bocah, wasiat terakhir mentor yang juga ayahku ialah menghancurkan ciptaannya ini agar tak salah guna lagi."

"Kalau begitu, bolehkah senjata itu untukku? Aku akan memfusinya dengan ini," ucap Asche menunjuk Cleaver dalam genggamannya.

"Darimana kau mendapatkan senjata itu bocah?"

"Aku memungutnya disini tapi tak ingat dimana tepatnya."

"Ironis, senjata itu yang membuat suku ini jatuh dalam tirani justru juga yang mengakhirinya. Takdir memang bekerja dengan cara yang aneh."

"Sepertinya begitu, maka dari itu kedua senjata-seizinmu tentunya- akan aku fusikan."

"Baiklah, kau bisa mengambilnya bocah."

"Terima kasih banyak!" ucap Asche riang memungut senjata itu dan memasukkannya kedalam satchel sihir.

"Karena tak ada urusan lagi, aku pamit ya? Baik-baiklah dengan para penghuni hutan ini. Jangan lagi buat onar, terlebih lagi sampai berurusan dengan seekor Luftwiesel atau kalian akan merasakan akibatnya."  

Perkataan Asche diangguki oleh kawanan itu seakan paham apa yang keluar dari mulut petualang itu. Mereka jelas tak ingin lagi berurusan dengan manusia fana yang memiliki aura bengis dibalik senyuman untuk selama-lamanya, maka hal-hal yang mengundang kedatangannya lagi menjadi sebuah tindakan tabu.

"Tunggu sebentar bocah, kau tak ingin imbalanmu?" tanya Oaken kemudian saat kawanan itu mulai bernafas lega atas pamitnya sang manusia fana.

"Eh? Kupikir karena telah mendapat Morning Star, aku tak lagi berhak mendapat Sfera."

"Permintaan tetaplah permintaan bocah," tegas Oaken melempar Sfera kearah Asche.

"Kalau begitu, aku haturkan terima kasih banyak!" tangkap Asche.

"Aku yang seharusnya berterima kasih.."

"Hehe, aku pamit lagi ya!" ucapnya lalu melesat keluar sarang dengan kecepatan tinggi.

====

"Nah-nah, apa yang akan aku lakukan sekarang?" pikir Asche sekeluarnya dia dari memfusi senjata. Saat ini dia punya Sfera untuk menangkap monster, dan itu berarti dia tak perlu lagi bergantung pada pedati pedagang. Namun, berkelana bersama dengan mereka juga terlihat menyenangkan. Pemikiran itulah saat ini sedang Asche pertimbangkan.

"Mari coba peruntunganku di Gilda," putusnya mulai melangkah menuju bangunan yang berjarak hanya dipisahkan oleh alun-alun dari tempatnya berdiri.

"Tuan Asche, beruntung sekali kau datang!" seru Elwyn dengan wajah penuh kelegaan luarbiasa.

"Senang bertemu denganmu lagi Elwyn, ada apa denganmu? Ada apa dengan semua kerumunan ini?" lirak-lirik Asche yang baru kali ini melihat Gilda sekerumun ini, dengan petualang yang tampak hilang semangat dan penuh luka. Lalu beralih ke konter dimana Elwyn berada dan sedang berbicara dengan seseorang yang menurut ingatannya merupakan bagian dari rombongan pedati pedagang.

"Apakah ini petualang yang kau rekomendasikan tadi? Dia terlihat tidak cukup meyakinkan," ucapnya menelisik sosok Asche dengan pandangan menyipit remehkan dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Anda juga sepertinya cukup amatir dalam bertutur kata tuan," cengir Asche sambil melentingkan dart pelumpuh kearah pantat orang itu hingga membuatnya bersimpuh.

"Tuan Vorace, apakah anda baik-baik saja?" gopoh salah satu petualang dengan bebat disana-sini. "Hei! Apa yang kau lakukan padanya!" lirik tajam petualang itu kala menemukan penyebabnya.

"Dia tak apa-apa tuan petualang. Hanya sedang merenungi tentang salah bicaranya tadi," jawab Asche lalu alihkan perhatiannya ke Elwyn untuk meminta penjelasan.

"Pedati tuan Vorace diserang oleh penyamun gurun di Ranah Sabbia dalam perjalanannya kembali ke Crona. Rombongannya terpaksa berbalik arah ke desa ini, untuk pemulihan petualang yang terluka sekaligus merekrut petualang lain yang cukup tangguh melawan penyamun gurun tadi. Aku pun merekomendasikan dirimu yang beberapa hari ini datang menanyakan permintaan itu," jelas Elwyn dengan senyum yang tak pernah absen di wajahnya.

"Ooh begitu rupanya," angguk Asche.

"Tapi aku tidak akan merekrut petualang kurang ajar sepertimu!" hardik pedagang itu dengan mata berkilat marah.

"Tak masalah. Aku juga tak ingin bekerja pada orang bermulut busuk sepertimu," tolehnya membalas perkataan pedagang itu lalu kembali memandang Elwyn. "Maksudku kesini hanya untuk pamit ke nona cantik ini sebelum berangkat ke Crona," sambungnya.

"Benarkah tuan Asche? Sudah dapat tunggangan?" tanya Elwyn yang memakai kata 'tuan' agar terlihat profesional di mata para petualang lainnya.

"Sudah, tapi boleh aku minta saran padamu nona Elwyn?"

"Sebentar ya tuan Asche," katanya lalu mengalihkan pandangannya ke arah calon klien yang memintanya tadi. "Maafkan saya tuan Vorace, karena permintaan anda belum bisa diproses maka saya akan rehat dulu," sambil meletak plakat tanda rehat ke atas meja konter kemudian memberi isyarat Asche untuk ikut dengannya ke lantai dua, tempat para petualang  yang ingin lakukan konsultasi.

¤Tsuzuku¤

Al.Terra Chronicle : ArchivarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang