Tubuh Asche perlahan menembus selubung hutan. Suasana di dalam selubung begitu hening dan sejuk, seperti memasuki dinding air.
Apa rencanamu setelah ini?
"Kembali ke Mura untuk mengambil imbalan. Setelah itu, pergi paman pandai besi untuk mengambil pesanan lalu kita akan melanjutkan perjalanan ke kota Crona. Jika sedang sial, kemungkinan besar akan berselisih jalan lagi dengan Magistrat."
Setibanya di lapisan luar selubung, keduanya disambut seruak tertatih sesosok Anifolk dari jenis Renard dari sesemakan dengan luka cukup serius di sekujur tubuh.
"Siapa yang tega menyerangnya sampai bersimbah darah seperti ini?"
Para manusia fana pembenci makhluk setengah hewan dan sejenisnya atas anggapan bahwa derajat mereka lebih tinggi..
"Dasar rasis!"
Saat mencoba menolong, Asche baru mengetahui bahwa sang Anifolk ternyata seorang gadis. Yang berarti, dirinya tak bisa gegabah menyentuh bagian tubuh Anifolk itu untuk memeriksa letak luka. Oleh karena itu, dirinya mendelegasikan tugas tersebut kepada sang pemandu untuk memeriksanya.
Daya tahan Renard ini sangat tinggi, tak ada luka dalam dan simbahan darah disekujur tubuhnya sebagian bukan berasal dari dia. Namun aliran psyche dan anima-nya sedikit tak stabil.
Maka dari itu, Asche yang dibantu oleh sang pemandu, mencoba sebisa mungkin untuk stabilkan aliran psyche dan anima kemudian mengoles tanaman obat yang telah digerus kasar ke luka yang berada di area aman untuk disentuh.
=====
Kericuhan kecil terjadi kala sang Anifolk kembali dari alam bawah sadar. Tubuh penuh luka makhluk malang itu berkali-kali terjerembab ke tanah, dalam aksi melarikan diri dari manusia fana yang tak punya niatan sedikit pun mengejar. Karena sedang mengunyah umbi-umbian yang meruapkan bau penerbit liur penuh khidmat.
"Hentikan itu dan duduklah makan. Aku tidak menggigit," tunjuk Asche ke sumber makanan.
Tak mendapat respon balik, dirinya mengedik bahu lalu kembali mengunyah.
Nampaknya dia masih takut padamu.
"Tak usah perdulikan, jika lapar dia pasti mendekat. Aku tak pernah pandai dalam hal membujuk wanita dengan kata-kata," gumamnya disela kunyahan.
Renard yang malang itu rupanya lebih memilih pergi dibanding duduk dan mengisi perut kosongnya.
Ijinkan aku untuk mengikuti makhluk malang itu.
"Acuhkan bukan berarti tak perduli kan?"
Sang pemandu yang mahfum dengan maksud dibalik kalimat itu langsung melesat pergi dan merasuk kedalam bayangan makhluk itu.
====
Mengikuti sang Renard dengan cara menyusup dibalik bayang tubuhnya membuat sang pemandu dan Asche yang terhubung secara batin dengannya menemukan keping demi keping teka-teki mengenai identitas manusia setengah hewan tersebut.
Ternyata sebelum bertemu Asche dan terluka, sang Renard tergabung dalam suatu ekspedisi sebagai seorang Pendukung. Pendukung merupakan sebuah profesi yang menerima jasa membawa, mengangkut dan menyimpan bahan baku, senjata dan juga perlengkapan lainnya milik petualang. Imbalan pendukung, diambil dari hasil bahan baku yang didapat oleh petualang selama perjalanan atau membayar dimuka sejumlah Lucre perak atau emas, sesuai dengan seberapa banyak kapasitas yang bisa dibawa sang pendukung.
Singkat cerita, dirinya bersama sekelompok petualang yang baru saja kembali ke Occident dari suatu ekspedisi di daerah bersalju Nordia. Dari ekspedisi tersebut, mereka membawa pulang sebuah item langka bernama kristal Ewigreif , yakni sebuah kristal es abadi yang diniscaya punya efek kuratif atas segala jenis penyakit. Ditengah jalan, mereka disergap oleh klan manusia setengah hewan dari jenis kadal sisik merah yang menyebut diri Squamata Consortium. Klan sangat terkenal di kalangan petualang sebagai pembuat onar dan suka mengincar apapun yang berbau langka dan mahal.
Dirinya sebagai orang yang didapuk mengantarkan Ewigreif kepada seseorang, saat ini sedang menyorok disebalik bebatuan guna menghindar kemampuan mata telisik seorang pencari jejak dari klan Squamata Consortium. Meski dirinya yakin, tindakan ini hanyalah menunda yang sudah pasti.
Tak butuh waktu lama sosok makhluk hutan itu tertelisik dan limbung terkena panah pelumpuh sang pencari jejak.
"Sshaa~ bangun juga kau makhluk rendahan," gerum sang pemimpin klan yang datang tak berapa lama usai cerawat penanda tempat dilesatkan.
¤Tsuzuku¤
KAMU SEDANG MEMBACA
Al.Terra Chronicle : Archivar
RandomTerdampar ke dunia antah-berantah bisa dibilang hanyalah isapan jempol, khayalan konyol, imajinasi berlebihan bahkan hanya halusinasi. Namun, kala alam semesta menghendaki hal itu terjadi; apakah itu sebuah kekonyolan ataukah pertanda kalau kejadia...