Ex : Misi Embanan Magistrat

4 2 0
                                        

"Kita ke hutan kelam untuk mencari bukti kalau begitu!" tegas Eimer lalu bergegas kearah yang dia sebutkan tadi.

Radmila menatap jengah punggung rekannya yang sedang dalam mood terburuknya. Dia berdecak sambil mematri ulang kesabaran dalam dadanya, Eimer terlalu gegabah menuduh seseorang tanpa adanya bukti pendukung dan kejadian ini merupakan kesekian kalinya dia lakukan sehingga membuat nilai kredibilitas Magistrat menurun di mata khalayak.

Untuk tingkatan petualang pemula, bocah tadi memang terlihat mencurigakan dengan sikap tenang yang dia tunjukkan dalam setiap jawaban terlontar perihal urusannya di tempat kejadian. Ditambah lagi, jejak samar sihir kegelapan yang terasa saat dirinya berada cukup dekat dengan bocah itu, hal ini membuat rasa curiga makin menumpuk. Namun sekali lagi, jatuhnya tetap praduga jika tanpa bukti.

Sesampainya di tempat kejadian, Radmila langsung merapal sihir Reconstruir yang memungkinkan dirinya mencipta ulang kejadian silam dan terpanalah keduanya menyaksikan kobaran api yang tak terpadamkan, dirangkai dengan membusuknya batang pepohonan juga bangkai monster akibat semburan sang Kimera dan liukan lincah sesosok bocah yang berusaha keras mengalahkannya.

"Sudah kuduga bocah itu tak mengatakan yang sebenarnya!" geretak Eimer.

Kilasan itu berakhir dengan adegan sungkuran tubuh sang monster dan tindakan yang sekali lagi membuat keduanya terperanjat, saat dimana sebuah buku sampul merah marun melayang keluar dari satchel-nya kemudian menyerap kumpulan jiwa yang ditinggalkan Kimera.

"Bocah itu telah menyerap jiwa Kimera dan itu sudah cukup menjadi bukti yang tak terbantah untuk menangkapnya!" lengking pria itu bersemangat kemudian merapal cepat mantra kembali Anrufvorheim, agar dirinya bisa mencegat bocah itu sebelum dia bisa kabur lagi. Meninggalkan rekannya yang tak sempat berkata apapun.

"Aku benci jika dia melakukan hal itu," decih Radmila sambil merapal mantra teleportasi, bukan untuk menyusul rekannya melainkan menemui sosok yang menugasi mereka.

=====

"Magier Radmila melapor Tuan Kairav," ucapnya meletak tangan kanannya ke dada bagian kiri sebagai tanda penghormatan.

"Apa yang kau temukan?"

"Masalah Kimera yang dibuat oleh antek kegelapan di hutan kelam sudah ditumpas sebelum kami sampai ke tempat kejadian Tuanku. Identitas penumpasnya adalah seorang petualang tingkat pemula dari class Espion."

"Petualang tingkat pemula katamu?"

"Benar Tuan, menurut perkamen sertifikat petualang yang sempat diperiksa Eimer, tingkat bocah itu memang demikian."

"Bagaimana dengan kumpulan jiwa yang terbebas dari Kimera?"

"Bocah itu menyerapnya memakai Magic Tome yang belum pernah saya lihat sebelumnya Tuan."

"Katamu petualang tingkat pemula ini seorang Espion, jadi bagaimana mungkin?"

"Saya juga bingung dengan hal itu Tuan, tapi sila lihat kilasan Miracast ini sebagai bahan pertimbangan."

Radmila membuka Magic Tome-nya, kemudian memunculkan sebuah cermin kristal dari dalam lembaran kemudian disentuhnya untuk menampilkan apa yang dilihatnya tadi.

Demi cahaya Criazon! Magic Tome itu adalah Grimoire yang menghilang bersamaan dengan munculnya Nagaraja 2 tahun lalu telah kembali, apakah mungkin bocah itu-

"Sekarang berada dimana bocah petualang pemula itu?"

"Eimer sedang menemuinya di Gilda desa Mura, untuk lakukan interogasi lanjutan atas inisiatifnya sendiri Tuan."

"Bawa aku menemui petualang pemula ini Magier Radmila," titah Kairav dengan mimik wajah sedikit panik.

Sebelum segala sesuatunya menjadi runyam nantinya!

Radmila bersegera merapalkan mantra perpindahan Mass Teleportation dengan tanda tanya besar menggantung diatas kepala.

Apa yang menyebabkan tuannya nampak begitu panik? Apakah karena kekuatan unik Magic Tome milik bocah itu berpotensi menjadi ancaman bagi keseimbangan dunia ini? Ataukah, dirinya hanya khawatir pada tindakan yang dilakukan Gladio Eimer pada bocah itu akan memicu banyak lagi reaksi negatif dari khalayak?

Ragam spekulasi beranak-pinak dalam kepalanya, namun dia menahan diri untuk tidak bertanya karena akan ada saatnya rasa itu terpuaskan.

Pada saat pimpinan tertingginya urung menahan dan pada akhirnya melepaskan petualang tingkat pemula tersebut, baik Eimer dan Radmila tak bisa menahan ekspresi heran sebagai reaksi. Magier itu baru sedikit paham alasannya ketika tak satu pun argumentasi dari sang petualang pemula mengandung kebohongan dan secara tersirat mengatakan bahwa dia siap dihukum jika memang terbukti salah. Faktor lain yang membuat pemimpinnya ini menjadi sedikit enggan untuk bertindak ialah pertunjukan kekuatan yang dilakukan sang petualang pemula tersebut. Dirinya dengan mudah dan santainya melepas belenggu rantai sihir milik Tuan Kairav yang dikabarkan mampu mengikat monster tingkat atas, seperti melepas belit ikatan benang disela pamitnya.

=====

"Dengan segala hormat, kenapa anda membebaskan bocah itu? Dia itu ancaman bagi dunia ini tuan!" pertanya Eimer mengalih pandangan pada rekan Magier-nya yang berdiri tak jauh dari hadapan tuannya. "Kau belum menunjukkan kejahatannya pada tuan Kairav, Admee?"

"Radmila sudah menunjukkan padaku, petualang muda itu akan menjadi ancaman sebenarnya jika dia terus-terusan dituduh seperti tadi."

"Tapi tuan Kairav, apakah bijak untuk membiarkannya terus bebas berkeliaran?"

"Magistrat dibentuk untuk melacak dan mengatasi masalah sebelum berdampak pada negeri ini, tentu saja bocah itu akan diawasi oleh seseorang yang lebih kompeten dalam bidangnya."

"Apa maksud anda kami tak kompeten?"

"Janganlah cepat menyimpulkan seperti itu Eimer. Kau pasti sadar jika bocah itu terus menghindari konfrontasi bukan karena takut, melainkan dia tahu resikonya," papar Kairav. Walau pun dirinya pemegang tampuk tertinggi di Magistrat, namun Eimer Helme merupakan sahabat baiknya dan mengenal baik sifat keras kepalanya.

"Benar, dilihat dari geriknya juga nampak jelas dia mengetahui akan kedatangan tuan Kairav dan diriku. Makanya, dia sengaja memposisikan dirinya diluar jangkauan seranganmu saat tuan Kairav merapal mantra Ligātus tadi." timpal Radmila.

"Dia tak setangguh itu."

Radmila berusaha keras untuk tidak tergoda merapal mantra Discret untuk menutup mulut rekannya.

"Kau kembali bersamaku ke Crona untuk suatu tugas penting dari baginda Alkaios, sementara Magier Radmila akan tetap disini untuk memantau keadaan, ini perintah."

"Siap laksanakan," ucap keduanya sambil melakukan salutasi yang biasa mereka lakukan.

『End』

Al.Terra Chronicle : ArchivarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang