Sesosok manusia kadal bersisik merah, memakai zirah pelindung dibagian bahu kanan dan kapak besar tersampir di punggung menyeruak dari kawanan yang mengelilingi sang Renard.
"Demi Erdemeré! Lihat siapa yang datang, Ensanguine yang agung!"
"Graah~ cukup sindiranmu Zorra, katakan dimana kau menyimpan item langka itu!"
"Sampai kapan pun jawabanku tetap sama!" decih sang Renard sementara benaknya merumus cepat strategi untuk melarikan diri seperti yang sudah-sudah.
"Dasar makhluk keras kepala!" ledak Ensanguine hendak mengayun kepalan tinjunya dengan kekuatan penuh. Namun, seketika teralihkan dengan lemparan benda mengepul yang langsung pecah menghamburi wajah Ensanguine. Ditambah lagi, tahanan yang terikat di depan matanya kini raib oleh kelebatan selubung pekat tanpa satu pun yang bisa mencegah akan hal itu. Amarah sang pemimpin klan sudah tak bisa terbendung lagi, serangkai penghinaan ini harus dibayar tunai dengan darah dan remukan tubuh sang pelaku.
Jauh dari jarak pandang siapapun, Asche menatap makhluk yang tengah melempar tantrum di salah satu dahan pohon dengan gidikan ngeri. Kemudian melesat pergi dengan memanggul tubuh terikat yang tadi diselamatkannya.
"Semoga saja aku takkan pernah bertemu lagi dengan kadal gede itu," batinnya.
======
Di setapak yang berjarak cukup jauh dari jangkauan mata telisik sang pencari jejak musuh dan gangguan lainnya, sebentuk selubung kasat mata tersingkap dan menampakkan sesosok yang tengah memanggul gadis ras Renard dengan badan terikat temali.
"Aku tak ingat pernah meminta bantuanmu tadi," ujar sang Renard saat kekangan tali terlepas dari tubuhnya.
"Hanyalah sebuah tindakan spontan, tak bermuka masam seperti itu," balas Asche santai menyarung kembali senjata yang dia gunakan untuk memutus tali pengekang.
"Tak ada yang namanya 'tindakan spontan', manusia fana akan selalu mengharap imbalan dalam tiap bantuan yang diulurkan. Jadi, apa yang kau inginkan?"
"Aku ingin kau tutup rapat mulutmu dan terima saja kebaikanku tanpa banyak drama!"
Sang pemandu terkekeh ketika mendengar respon Asche, manusia fana dunia ini akan sangat senang mendapat imbalan dari ras Renard berupa anugerah. Terlebih lagi, jika Anifolk tersebut profesinya seorang pendukung, mereka bisa mendapat item sihir grade A bahkan langka. Namun, manusia fana satu ini punya prinsip yang kuat dalam hal menolong tanpa pamrih.
Sang Renard sejenak menatap sosok manusia fana di depannya, menelisik kesungguhan perkataan lalu meletak tangannya menempel ke arah dada, sebentuk tanda terima kasih dan penghormatan yang lazim ditunjukkan di dunia ini kemudian Asche membalasnya dengan gestur yang paling sering ia gunakan; mengangguk.
"Kalau begitu kita berpisah disini, aku masih punya tugas yang belum selesai."
"Secara teknis perjalanan kita akan searah untuk sementara waktu, sampai aku tiba di desa yang ada di ujung setapak ini."
"Kau berasal dari klan mana?"
Asche menelengkan kepala tak mengerti.
Klan merupakan tempat petualang yang memiliki minat dan tujuan yang sama berkumpul..
"Tidak berasal dari klan manapun, hanya petualang yang singgah di desa itu untuk pertukaran bahan baku dan mengambil sesuatu yang kupesan."
"Kau tidak sedang bercanda kan?"
Asche menggeleng tegas.
"Setelah agak kenal dengan orang lain, kau ternyata cukup cerewet juga Zorra."
"Darimana kau tahu namaku?"
"Saat menyelamatkan dirimu, aku mendengar kadal sisik merah itu memanggilmu."
"Jangan pernah menyebut Lusard dengan kadal manusia fana, karena itu hanya akan mendatangkan pertarungan."
"Lusard dan bukan kadal, check!"
"Jadi kau juga sudah tahu perihal Ewigreif ?"
"Terlepas dari efek kuratif-nya, aku tak terlalu tertarik dengan es yang tak bisa mencair itu."
"Darimana kau tahu itu punya efek kuratif dan tak bisa mencair?"
Pernyataan hasilkan pertanyaan, cara telisikmu boleh juga Renard.
Asche menghirup udara sebanyak yang dia bisa, agar otak punya cukup oksigen untuk pendaran ide untuk penjelasan. Agar makhluk di hadapannya ini, tak menaruh curiga bahwa dia tadi dibuntuti.
"Dilihat dari begitu gigihnya mereka memburu dirimu, bisa disimpulkan bahwa Ewigreif yang berarti 'beku abadi' punya properti sihir yang langka dan sekali pakai, jadi dugaan paling masuk akal ialah untuk penyembuhan dan-"
Zorra sang Renard menatap Asche yang menggelar penjelasan atas pertanyaan secara panjang kali lebar, dengan pandangan nyaris tak berkedip.
"Jangan menatapku seolah aku mengucapkan sesuatu yang aneh!"
"Maaf, hanya saja aku belum pernah bertemu manusia fana yang sudi menjelaskan sedetil ini."
"Oh, kau belum bertemu aku saja!"
¤Tsuzuku¤
KAMU SEDANG MEMBACA
Al.Terra Chronicle : Archivar
RandomTerdampar ke dunia antah-berantah bisa dibilang hanyalah isapan jempol, khayalan konyol, imajinasi berlebihan bahkan hanya halusinasi. Namun, kala alam semesta menghendaki hal itu terjadi; apakah itu sebuah kekonyolan ataukah pertanda kalau kejadia...