"Sekarang serahkan semua hasil jarahan yang kalian ambil," ucap Asche sambil melipat tangan di dada.
"Lebih baik kami mati daripada harus tunduk padamu!" engah sang pemimpin penyamun yang diamini lainnya.
"Well said, kita lihat apakah sebentuk keberanian ini bisa melindungi tubuh kalian dari kehilangan energi kehidupan!"
Asche mencabut Baselard dari dalam sarung senjata dan pada saat yang sama, dia merasa ada yang salah dengan senjata dalam genggaman tangannya ini. Aura bengis merembes keluar dari bilah tajam Baselard, merampas udara terhirup dan menyebar teror ketakutan yang membuat setiap orang bergidik ngeri. Termasuk si empunya senjata.
"Hei, ada apa dengan belati ini?" gumam Asche menebas udara hampa dengan harapan aura itu menghilang dari bilahnya. Alih-alih menghilang, tebasan itu justru menghasilkan serangan sulur bayang yang mengenai salah satu penyamun. Tubuhnya seketika kerontang tanpa sebutir darah pun tersisa di pembuluh, tindakan tak disengaja tersebut mencetuskan anggapan sebagai awal mula serangan oleh lawan.
Kemampuan kedua Grimoire, yaitu Frasa Realis nampaknya mulai aktif dan ucapanmu tadi dianggap sebagai 'keinginan sang Archivar' yang harus dikabulkan..
"Menakutkan," geleng Asche lalu melihat notifikasi tentang skill pasif yang baru saja dia dapatkan.
=======<!!!>=======
【Leche Baselard】
Type : Weapon
Grade : -
Durability : -✦Passive Effect✦
【Hemovore】
【Haunting Tentacles】
=======<!!!>=======
"K-kami akan menyerahkan jarahan itu, t-tolong sarungkan kembali belati itu!" sujud-mohon mereka bersamaan dengan nada mengiba.
"Sebaiknya kalian tidak main-main denganku. Jika ada gerik yang menurutku tak berkenan, belati ini akan menghisap kering seluruh cairan di tubuh kalian!" ancam Asche masih mengacung-acungkan belatinya.
"T-tidak akan! Kk-ami janji akan kembali lagi kesini dengan jarahan itu ...."
"Bagus. Lakukan itu," angguk Asche puas dan menyarungkan kembali senjatanya seperti yang mereka minta.
Secepat kilat mereka berbalik arah dan menghilang dalam kegelapan malam.
"Apa kita bisa percaya mereka Tuan?"
"Jika mereka pada akhirnya kembali dengan membawa bala bantuan, itu berarti kita tak perlu lagi segan untuk menghabisi. Belenggumu belum pernah coba menyerap energi manusia kan?"
Pemikiran bengis yang keluar dari sisi gelap tuannya selalu mendatangkan kagum sekaligus gidikan ngeri bagi Kara.
Larutnya malam terusik oleh gopohan langkah terengah dan derak roda. Gerombol penyamun gurun telah kembali dengan kereta tarik yang mengangkut peti-peti dan barang berharga lain, jumlah mereka sedikit bertambah dengan sosok-sosok kurus yang agak kewalahan mengikuti laju langkah mereka.
"Tuan petualang, kami sudah datang!" panggil salah seorang mereka begitu tiba di lokasi dan menemukan tak seorang pun berada di kitaran api unggun.
"Pelankan sedikit suaramu, aku tidak tuli!" hardik Asche yang tetiba menyeruak keluar dari sesemakan. Kegusaran itu cukup beralasan, mengingat dirinya baru setengah selesai melakukan ritual 'panggilan alam' saat suara pemecah khusyuk itu mengiang di pendengaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Al.Terra Chronicle : Archivar
RandomTerdampar ke dunia antah-berantah bisa dibilang hanyalah isapan jempol, khayalan konyol, imajinasi berlebihan bahkan hanya halusinasi. Namun, kala alam semesta menghendaki hal itu terjadi; apakah itu sebuah kekonyolan ataukah pertanda kalau kejadia...