"Kupikir kau berencana memakai pedati pedagang untuk ke Crona?" gelayut Elwyn mesra tak perdulikan rona memerah di wajah Asche yang merasakan sesuatu yang empuk menekan lengannya. Sisi lain Elwyn ini tak bisa dia tunjukkan di depan khalayak karena seorang ras kuno Half Alv seperti dirinya harus selalu terlihat wibawa, bijaksana dan tanpa cela. Perlakuannya pada Asche berubah drastis, ketika bocah itu memberikan sekotak cupcake yang didapatnya sebagai tanda terima kasih karena membantu tukang kue mendapatkan selusin telur Clockadoodle liar untuk bahan kuenya. Asche tak terlalu suka rasa kue yang terlalu manis, daripada tak dimakan lebih baik diberikan pada orang yang dikenalnya, tanpa tahu bahwa seseorang itu sungguh tergila-gila pada rasa kue itu.
Tahan kamvret, tahan! Hasrat cocok tanam nanti, Crona menanti!!
"Tadinya iya, Tapi aku menemukan sesuatu yang bagus. Makanya aku meminta pendapatmu," balasnya mencoba memasang wajah tak terpengaruh oleh sensasi yang dia rasakan.
"Tentang hewan tunggangan?" tanya Elwyn belum juga melepas gelayutnya.
"Aku ingin kau melihat ini," perlihat Asche sebuah benda berbentuk bola dari bahan metal adaman dengan tombol yang berada ditengahnya.
"Itu...apa?" tanya Elwyn dengan alis bertaut lalu membawa benda itu kedalam genggamannya.
"Namanya Sfera, alat penangkap dan penjinak monster," jelas Asche.
"Kau akan menangkap monster untuk dijadikan tunggangan dengan ini?"
"Sebenarnya didalamnya sudah ada monster dari jenis Struthion, mau lihat?"
Asche menekan tombol yang ada ditengah Sfera dan seleret cahaya keluar dari benda itu kemudian mendarat di pangkuan Elwyn.
Shruu~?
"Baru kali ini aku melihat dan menyentuh anakan Struthion, lucunya!" rengkuh Elwyn lantas menciumi dengan gemas.
Lucu sih, tapi belum bisa dijadikan tunggangan.
"Pertumbuhannya bergantung pada asupan makanan. Struthion tidak pilih makanan dan akan bertambah besar dalam beberapa hari," terangnya sambil terus membelai Struthion.
"Syukurlah, aku tak begitu pandai merawat anakan burung."
"Kau akan baik-baik saja dengan makhluk ini, apa dia sudah punya nama?"
"Pekko. Itu namanya,"
"Penamaan yang unik, apa kau baru saja mengarangnya?"
"Sudah kubilang tadi, aku tak pandai merawat apalagi menamai anakan burung."
Tawa hadir diwajah Elwyn, manusia fana di depannya ini selalu saja membuat dirinya tertarik.
"Jadi apa yang akan kau lakukan sekarang Asche? Jelas sekali Pekko tak bisa membawamu ke Crona."
"Aku tetap akan lakukan perjalanan sambil membesarkan dan melatih Pekko,"
"Kalau begitu semoga berhasil," ucap Elwyn sambil mendaratkan kecupan ringan di pipi Asche
" Ah-iya-baiklah-terima kasih, aku akan mengirimi kau surat jika berkenan."
Ngomong apa aku barusan? Surat?! Hadeh, terkutuklah kau mulut jomblo akut!
"Aku akan senang hati mendengar kabar darimu."
Wadidaw! bisa aja si eneng elpu nih, bikin abang klepek temewew gini ....
====
Perbekalan, check!
Perlengkapan bermalam, check!Kini Asche tinggal membayar biaya penginapan dan pergi dari desa.
"Tuan Asche! Saya baru saja mau memanggil anda karena ada yang ingin bertemu dibawah," sampai sang pelayan penginapan saat keduanya bertemu di undakan tangga.
"Siapa?"
"Seorang Gladio bernama Garda,"
"Terima kasih sudah beritahu."
Gladio Garda, siapa lagi itu? Utusan dari Magistrat kah?
Apapun pikiran dalam benaknya, jawabannya ada di ujung tangga ini.
"Oh anda, kalau urusannya tentang si pedagang kurang ajar itu aku menolak!" tegas Asche saat melihat siapa petualang yang menemuinya.
"Tidak. Ini permintaanku sebagai sesama petualang, maukah kau menerimanya?"
"Katakan apa permintaannya. Akan kubantu jika merasa berkenan,"
"Kau akan ke Crona tanpa ada hewan tunggangan kan?"
"Tepatnya belum tapi tak perlu dibahas, ada apa memangnya?"
"Aku ingin kau mengantarkan surat ini ke Gilda yang ada di ibukota, aku akan memberikan setengah dari imbalan dan sisanya dibayarkan pihak Gilda saat menerima surat ini."
"Tak usah, hidupku tak melulu mencari uang. Kenapa tak pakai jasa pengiriman Braviary untuk ini?"
"Karena belakangan ini ada badai pasir yang disebabkan oleh para Ariea sehingga mustahil para burung pengantar bisa melewati itu."
"Ooh, tapi aku tak menjamin surat ini cepat tersampaikan ya?" sisip Asche kedalam satchel sihirnya untuk meletakkan surat itu dengan hati-hati.
"Tidak apa, asalkan surat itu bisa ada di tangan pihak Gilda itu sudah cukup."
"Aku bayar penginapan dulu kalau begitu biar segera berangkat."
"Tidak perlu, biaya penginapanmu sudah kubayarkan."
"Jika saja anda tidak bersama si pedagang sialan itu, aku pasti tak akan keberatan direkrut bersama anda tuan Garda," ucap Asche berterima kasih sebelum pamit.
"Sebuah kehormatan jika suatu saat nanti, aku bisa kerjasama denganmu Espion Asche dan semoga dirimu bisa lulus tesnya," gumam Garda, kemudian mencipta makhluk panggilan dalam bentuk kupu-kupu hitam yang mengepak sebentar sebelum menghilang.
¤Tsuzuku¤
KAMU SEDANG MEMBACA
Al.Terra Chronicle : Archivar
De TodoTerdampar ke dunia antah-berantah bisa dibilang hanyalah isapan jempol, khayalan konyol, imajinasi berlebihan bahkan hanya halusinasi. Namun, kala alam semesta menghendaki hal itu terjadi; apakah itu sebuah kekonyolan ataukah pertanda kalau kejadia...