6th Chapter

5.4K 662 20
                                    

Jisoo menghela nafas sambil menatap bubur hambar yang ada di pangkuan Rosé.

“Tidak bisakah aku makan yang lain selain itu?” Tanya Jisoo

Rosé terdiam sesaat. “Sayangnya tidak” Jawabnya datar sambil menyendok bubur putih itu lalu mengarahkannya kemulut Jisoo. “Ayo, buka mulutmu.”

Jisoo mencebik kesal.
“Buburnya hambar, Rosé. Aku tak suka.”

“Namanya juga bubur.”

“Tapi—”

“—Kau mau cepat sembuh, tidak?” Tanya Rosé

Jisoo mengangguk. “Mau..”

“Kalau kau ingin cepat sembuh, habiskan bubur ini. Lalu minumlah obat dan segera istirahat. Ayo cepat, buka mulutmu” Ujar Rosé

“Tapi kan—”

“—Aku susah payah membuatkan bubur ini untukmu. Kau sungguh tak ingin memakannya? Meski hanya satu suap?” Rosé menyela. Ia sudah mulai kesal omong-omong.

Jisoo cemberut, lalu melahap bubur itu dengan dahi mengernyit, sementara yang lebih muda tersenyum puas.

“Habiskan” Titah Rosé

“Hmm” Jisoo membalas dengan gumaman.

Ting! Tong!

Rosé menghela nafas, ia meletakkan bubur yang ia pegang ke pangkuan Jisoo. “Kau lanjutkan makannya ya, aku akan membuka pintu” Ujarnya sambil meninggalkan Jisoo yang semakin cemberut, karena Rosé berhenti menyuapinya.

“Pasti itu Jennie dan Lisa. Mengganggu saja” Jisoo, menggerutu sambil menyuapkan bubur hambar itu dengan paksa kedalam mulutnya.

•••

“Aish, kenapa Jisoo-eonni lama sekali membuka pintunya?” Tanya Lisa tak sabaran, ia menggigil kedinginan sambil mengusap kedua tangannya berlawanan.

“Sabar Lisa, mungkin Jisoo-eonni sedang mandi. Lagipula aku juga kedinginan. Sabar sedikit,” Sahut Jennie seraya mengeratkan mantel yang ia kenakan. Ugh, dingin sekali.

“Kau sih, Eonni! Kenapa bisa lupa membawa kunci cadangannya?!” Geram Lisa

Jennie mendelik. “Iya, aku salah. Aku minta maaf. Berhentilah mengoceh atau aku akan memukulmu!”

Cklek!

Lisa menghela nafas gusar, saat pintu akhirnya dibuka. Ia langsung berujar dengan keras.

Eonni, kenapa kau lama sekali membuka—” Ucapan Lisa terpotong, mulutnya menganga lebar melihat siapa gerangan yang membukakan pintu. Sehingga yang ditatap takut jika sesuatu akan masuk ke dalam mulut gadis asal Asia tenggara itu.

“—pintunya...”

“Rosé?” Jennie bergumam pelan seraya menatap gadis jangkung di hadapannya. Ia sungguh tak percaya, Rosé membukakan pintu?

Setelah beberapa detik kemudian, Lisa yang masih dalam mode blank-nya langsung tersadar. Ia mengatupkan mulutnya seraya menggaruk tengkuknya lalu tersenyum canggung pada Rosé yang kini tengah bersandar di sisi pintu.

“Lisa, kau oke?”

Jennie meringis malu, sementara Lisa kembali dalam mode blank.
Apa Rosé mengkhawatirkannya?

“Lisa memang kadang aneh, maklumi ya.” Jawab Jennie sambil menyunggingkan senyum, lalu menyikut pelan lengan Lisa yang masih dalam mode blank-nya.

“Eh—Iya, aku baik-baik saja” Ucap Lisa sambil menganggukkan kepalanya.

Jennie menggigit bibir bawahnya, lalu berdehem pelan.
“Mm.. Jisoo-eonni kemana?”

Our RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang