“Hah, sayang. Aku tidak habis pikir. Kita sudah menunggu anak itu berjam-jam di halte tapi dia tak kunjung datang. Ponselnya juga tak aktif, dan sekarang kita sudah ada di asrama-nya tapi bocah itu pergi entah kemana. Oh, atau jangan-jangan dia lupa kalau kita akan datang?”
Rosé menggelengkan kepalanya seraya terkekeh kecil melihat Ibu Lisa yang misuh-misuh karena tak di jemput oleh anak semata wayangnya. Ia membungkuk, lalu meletakkan dua cangkir berisi teh dan kopi, juga beberapa toples berisi camilan diatas meja.
“Tuhan, kenapa kau memberiku seorang putri durhaka seperti ini?! Mengapa?! Apa salah hambamu ini?!” Pekik Ibu Lisa dengan dramatis.
“Sudahlah sayang, mungkin dia sedang ada acara. Lagipula kita sudah sampai disini, kan? Nanti setelah dia datang, kita langsung pergi ke hotel” Ayah Lisa berujar sambil mengusap lembut punggung sang istri, lalu tersenyum canggung ke arah Rosé yang hanya menganggukkan kepala.
“Maaf nak, Istriku memang selalu berlebihan”
“Tidak apa Paman. Kalau begitu silahkan di minum dulu teh dan kopinya.”
“Nak. Kau sungguh tak tahu Lisa ada dimana?” Tanya Ayah Lisa
“Tidak Paman.” Jawab Rosé singkat
“Lalu yang lain? Kemana? Kenapa sepi?”
“Jennie-eonni pergi ke mall dengan Irene-sunbae, kalau Jisoo-eonni, dia pulang. Ada urusan keluarga.”
Ayah Lisa mangut-mangut, sementara Ibu Lisa menghela nafas panjang, lalu menatap Rosé sambil tersenyum lebar. “Sekali lagi kami minta maaf nak, kami sudah sangat merepotkanmu”
Rosé menggelengkan kepala.
“Tidak Bibi. Tidak merepotkan sama sekali. Oh, ya. Saya yakin Paman dan Bibi lapar, ingin saya buatkan sesuatu?”“Tidak usah nak” Ayah Lisa menolak dengan halus, sambil menyeruput kopi yang dibuatkan oleh Rosé tadi. Sementara sang istri kembali membisikkan sesuatu padanya.
“Sayang, kenapa Tuhan tidak memberi kita anak sebaik dan sesopan ini?”
Ayah Lisa memutar matanya jengah, sementara Rosé hanya terkekeh sambil geleng-geleng kepala mendengar bisikan wanita setengah baya di depannya. Ia melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 11.00 siang.
Sial. Dia terlambat.
“Ada apa Nak,?”
Rosé menoleh, lalu tersenyum tipis. “Sebenarnya saya ada janji untuk mengantar teman saya ke rumah sakit, Bibi”
Ibu Lisa membulatkan matanya.
“Benarkah? Kalau begitu kenapa masih disini nak? Pergilah”“Iya, pergilah nak. Temanmu pasti sudah menunggu” Ayah Lisa menimpali.
Rosé kembali menggeleng.
“Tidak apa-apa Paman, Bibi. Saya tidak bisa meninggalkan Paman dan Bibi sendiri disini.”“Tapi bagaimana dengan temanmu? Bukankah Rosé ingin mengantarnya ke rumah sakit?”
“Saya bisa mengantarnya besok Paman. Lagipula jadwal Check-up teman saya harusnya memang besok, bukan hari ini”
Ibu Lisa kembali meleleh, lalu mendongak menatap sang suami.
“Dia benar-benar seorang anak gadis yang aku impikan, sayang..”
•••
“Lain kali aku yang bayar ya, Eonni?”
Irene menghela nafas.
“Jen, aku hanya membayar tagihan makananmu. Jangan berlebihan”
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Rosé
Fanfiction❝ A misunderstanding that ruined everything. ❞ ••• Re-publish. Semi-canon. Status : COMPLETED. Start : 29.10.2018 End : 12.11.2020 ©Dark_Cloud_02.