28th Chapter

1.6K 268 39
                                    

Jennie menggigit bibir bawahnya, seraya membaca rentetan komentar hujatan dari netizen korea di media sosial tentang skandal yang tengah bertubi-tubi menimpa Agensi mereka. Ia tahu, bukan sekali dua kali Agensi mereka ini ditimpa skandal, tetapi skandal yang saat ini tengah terjadi itu sungguh tak masuk akal.

Entah kenapa akhir-akhir ini masalah tak pernah absen menghantam Agensi mereka, ditambah lagi hari ini ada media sampah yang tiba-tiba saja mengulik kembali kasus salah satu senior-nya yang sudah lama ditutup. Bukankah dulu senior-nya itu sudah terbukti tak bersalah?

Kenapa Media tak akurat seperti itu masih juga dipercaya? Dan anehnya, dulu gadis itu juga mengatakan jika senior-nya tak membeli apapun darinya. Tapi kenapa sekarang gadis itu menarik semua perkataannya?

Kenapa? Ada apa sebenarnya?

“Ck. Mereka menghujat seakan tahu apa yang sebenarnya. Seakan mereka tahu apa yang terjadi.” Celetuk Lisa
“Ini berita bohong! Skandal yang menimpa Agensi kita ini tak ada yang benar! Media ini sok tahu! Tapi aku heran kenapa gadis itu merubah kesaksiannya juga. Lihatlah komentar jahat mereka, aku harap BLINK tak ada yang ikut menghujat juga” Sambung Lisa seraya menatap sengit layar laptop di meja.

Jennie mendongak. “Aku juga heran dan merasa aneh, kenapa gadis itu memutar balikkan kebenarannya. Menurutku ada yang tak beres.”

“Ya. Dan yang tak beres itu adalah otaknya! Gadis ini tak waras. Dia hanya ingin menghancurkan karir seseorang.” Balas Lisa

“Tapi Lisa-ya. Tak mungkin dia mengatakan yang sebaliknya jika tak ada yang terjadi sebelumnya. Aku yakin ada seseorang dibalik semua ini. Kita harus membantu Sajangnim menemukan orang itu” Ucap Jennie

“Iya, tapi Eonni. Kita semua pun tahu, jika musuh Agensi kita ini bukan hanya satu atau dua orang saja. Tapi banyak. Buktinya dari sebelum kita bergabung sampai sekarang, Agensi kita ini tak pernah luput dari masalah dan tak pernah luput dari hujatan. Kita semua diuntit, Eonni. Tak hanya memberitakan rumor tak jelas, kesalahan kecil yang kita buat saja selalu dibesar-besarkan, apalagi masalah seperti ini. Ini kasus lama Eonni. Tapi terus saja di ungkit-ungkit. Mereka senang jika kita menderita.” Jawab Lisa

Jennie terdiam. Benar juga. Dulu waktu awal BLACKPINK debut, tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba saja ia di rumorkan berkencan dengan salah satu Producer YG, dan dicap sebagai gadis yang pemalas dan arogan. Skandal itu lebih dari cukup untuk membuatnya trauma.

“Iya, tapi kita tak bisa diam saja.”

Lisa menghela nafas panjang.
“Iya, aku tahu. Tapi bagaimana? Kita tak bisa melakukan apapun. Sialan. Gara-gara masalah ini kita gagal comeback dua kali. Projek solo kita juga diundur, hancur sudah semua rencana kita. Ada saja masalah saat kita ini sedang berada diatas.”

Jennie menutup laptop-nya, lalu menepuk bahu Lisa. “Kita semua bisa melewati semua ini. Kita ini keluarga. Bukankah keluarga harus saling mendukung? Kita harus percaya bahwa suatu saat nanti jika kesedihan kita ini akan segera berakhir, dan keadaan akan membaik seperti semula.”

Lisa mengangguk setuju.
“Iya, Eonni. Suatu saat nanti YG akan bangkit, dan bersinar lagi. Tapi aku khawatir dengan Fans kita, Eonni. Aku takut mereka ikut terpengaruh dan mempercayai semua berita bohong ini.”

“Aku juga takut, Lisa.” Jennie menggumam pelan. “Tapi kita harus kuat, kita harus tetap bertahan. Demi BLACKPINK, demi BLINK, demi Agensi, dan demi kita semua.” Sambungnya.

Lisa berdecak. “Baiklah, cukup. Aku pusing. Jangan bicarakan hal ini lagi, aku muak! Ngomong-ngomong Rosé kemana, Eonni?”

“Pagi-pagi sekali Rosie pergi. Katanya ada urusan penting.” Jawab Jennie

Our RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang