18th Chapter

4.2K 535 70
                                    

Rosé memijat pelipisnya yang serasa berdenyut sambil menggelengkan kepala melihat Jennie, Jisoo dan Lisa yang sedang berebut ingin tidur dengannya. Mereka bilang ingin menjaganya. Padahalkan, ia bisa menjaga dirinya sendiri.

“Pokoknya Rosé tidur denganku! Titik, tanpa koma.” Tukas Lisa

“Tidak! Rosé akan tidur denganku!” Ujar Jisoo

“Tidak!! Aku yang akan tidur dengan Rosé!” Balas Jennie

Lisa menghentakkan kakinya ke lantai. “Pokoknya aku!!”

“Aku!”

“Aku!!”

“Aku!!!”

“Aku!! Kalian berdua harus mengalah dengan orang yang paling muda Eonni!!”

“Justru itu. Seharusnya kau yang mengalah Lisa! karena aku yang paling tua!”

“Tidak mau!! Pokoknya Rosé tidur denganku!!”

“Kita hompimpa saja” Usul Jennie

“Tidak mau!!” Teriak Jisoo dan Lisa kompak.

“Teman-teman. Hentikan, jangan bertengkar lagi” Sela Rosé

Jisoo dan Lisa mencebik kesal sementara Jennie menghela nafas.

Oke. Dengarkan aku. Malam ini aku akan tidur dengan Jennie-eonni, besok dengan Jisoo-eonni, dan besoknya lagi aku akan tidur dengan Lisa.” Ucap Rosé final.

Jisoo pasrah, Jennie memekik senang, dan Lisa membulatkan matanya. Heol, ia ingin tidur dengan Rosé malam ini.

Lisa membuka mulutnya untuk protes. “Tapi Rosé, aku—”

“—Terima keputusanku atau tidak sama sekali” Potong Rosé

Oke, oke.” Jawab Lisa

“Bagus. Dan berhentilah bertengkar, aku ingin menonton dengan tenang” Titah Rosé sambil memusatkan matanya pada layar Tv.

Lisa mendengus samar lalu menatap Jennie sengit.
“Puas?!” Semburnya

“Lisa,” Panggil Rosé dengan nada memperingati.

Jennie terkikik pelan seraya memeletkan lidahnya pada Lisa, sementara sang empu hanya berdecak kesal.

“Menyebalkan.” Gumam lisa

Jisoo memutar matanya.

“Sudahlah, Lisa.. Sudah,”


•••

“Kau masih belum tidur Rosé?” Tanya Jennie sambil mengucek mata dan bangkit dari tidurannya.

Rosé menoleh lalu menghentikan permainannya dan meletakkan ponsel-nya keatas meja didekat ranjang.

Mian. Aku membangunkanmu ya, Eonni?”

Jennie menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis.
“Tidak, tapi kenapa kau belum tidur? Ini sudah hampir dini hari”

Rosé menggeleng pelan, lalu merebahkan tubuhnya.
“Agaknya insomniaku kambuh lagi, Eonni.

Jennie mengernyit, ia baru tahu jika Rosé pengidap insomnia.

“Dalam sepekan ini sudah yang kelima kalinya insomniaku ini kambuh. Aku tak tahu kenapa.” Gumam Rosé seraya menatap langit-langit kamarnya.

Jennie ikut merebahkan tubuhnya lalu menarik tubuh Rosé agar mendekat padanya.

“Kemarilah,”

“Apa yang ingin kau lakukan Eonni?” Tanya Rosé

“Memelukmu!” Pekik Jennie sambil menyunggingkan senyum, lalu mendekap tubuh Rosé erat-erat. Tangan kirinya terangkat membelai kepala merah muda gadis itu dengan lembut.

Our RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang