15th Chapter

4.3K 570 42
                                    

“Ini sudah hampir pukul 11.00 siang, Yeon. Kau tak akan pulang?” Tanya Rosé tanpa mengalihkan pandangannya dari Tv.

“Kau tak suka ya, aku di sini? Kau tidak suka aku merawatmu?” Hyeyeon balik bertanya.

Rosé langsung menolehkan kepalanya lalu mendecakkan lidah. “Bukan. Bukan begitu. Kau bilang siang nanti kau ada kelas. Kau ingin bolos?”

“Biar saja aku bolos hari ini, Chaeng. Aku ingin merawatmu. Badanmu masih panas tahu”

“Tapi aku sudah mendingan, aku sudah sembuh”

“Tidak mau! Kalau bisa aku akan menginap di sini!”

“APA?!”

Rosé dan Hyeyeon langsung menoleh kearah Lisa yang baru saja berteriak. Sementara Jennie dan Jisoo hanya menghela nafas setelah mendengar teriakan heboh Lisa. Membuat malu saja. Dasar pecicilan.

“Kenapa? Tak boleh?” Hyeyeon bertanya dengan nada sinis dan dibalas gelengan kaku oleh Lisa.

“Tidak boleh.” Jawab Rosé

Hyeyeon membulatkan matanya. Ia memegang dadanya dramatis, meski yang sebenarnya ia juga tak mau menginap. Ia hanya asal bicara saja. Lagipula, Rosé hanya demam biasa. Memang tak setia kawan sekali dia ini. “Waeyo?! Chaeng, aku kan ingin merawatmu sampai sembuh” Ucapnya.

Rosé mengerling. “Jangan drama. Aku tahu kau hanya membual. Lagipula ini bukan apartemenku. Ini asrama Agensi, kau mau aku dihukum karena membawa orang asing kemari tanpa izin?”

Lisa tersenyum tengil, Jisoo mengusap dada, sementara Jennie dalam hati bersorak gembira.

“Akhirnya gadis itu pergi”

“Mengertilah. Aku ini bukannya tak suka kau ada di sini. Aku senang kau disini, serius. Tapi aku juga tak mau dihukum Sajangnim karena keberadaanmu. Ayolah, kau tak akan pernah tahu seberapa berat hukuman yang akan aku terima jika Pak Tua itu tahu, kau ada di sini tanpa sepengetahuan dan juga tanpa izin darinya. Ck! Ingus sialan.” Jelas Rosé panjang lebar sambil mengusap ingus yang hampir keluar dari hidungnya dengan punggung tangan. Ia kembali buka mulut. “Lagi pula, aku tak mau kau bolos kuliah hanya karena aku.”

Hyeyeon hanya mangut-mangut, lalu menatap bingung pada Lisa yang tengah menatapnya dengan tatapan mengejek. Ada apa dengan barbie jadi-jadian itu?

“Aku janji, setelah sembuh nanti aku akan mengunjungimu.” Ucap Rosé

Oke, sip.” Jawab Hyeyeon

“Hati-hati dijalan.”

“Siap! Kalau bisa kau juga harus menginap.”

Rosé menggelengkan kepala.
“Kalau menginap, aku tak janji”

Hyeyeon mendengus.
“Selalu saja begitu”

“Aku tak bisa.” Tukas Rosé

Hyeyeon dengan malas mengangguk. “Oke. Aku pergi. Cepat sembuh ya, jangan lupa minum obatnya juga.”

“Iya, iya. Cerewet.”

Hyeyeon nyengir. Ia mengusak pelan rambut Rosé lalu mengecup pucuk kepala gadis itu dengan sayang.

Cup.

Lisa dan Jisoo membulatkan mata sementara Jennie memasang ekspresi sedih melihat kejadian barusan. Jika bersama mereka, Rosé bahkan tak mau untuk sekedar dirangkul.

“Ish! Jangan usak rambutku! Dan jangan cium-cium kepalaku! Apa-apaan kau ini?! Geli!!” Pekik Rosé sambil membenahi rambutnya yang berantakan.

Hyeyeon tergelak, ia menyambar tasnya yang tergeletak diatas meja, mencubit pipi Rosé sekilas. “Ututu, mawar berduri-ku ini kesal,” Ucapnya lalu berbalik menghadap Jennie, Jisoo dan Lisa.

Our RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang