25th Chapter

2.8K 427 52
                                    

“Kau benar-benar harus pergi? Tapi sebentar lagi sesi foto, kau harus ikut, sekali saja. Setelah itu kau boleh pergi.”

Miyeon membuat raut wajah bersalah, lalu meraih tangan Jisoo dan menggenggamnya erat.
“Maaf, Eonni. Bukannya aku tak ingin lama-lama, tapi aku benar-benar ada urusan penting. Akhir-akhir ini aku sibuk karena sebentar lagi grup kami akan comeback.

Jisoo menyunggingkan senyum.
“Tidak papa, aku mengerti. Terima kasih sudah datang ya.”

Miyeon tersenyum dan memasang ekspresi polos, lalu berdehem pelan.
“Oh iya Eonni. Kenapa tadi aku tidak melihat Rosé? Apa dia belum datang?”

Jisoo tersenyum kecut, lalu menggelengkan kepalanya.
“Belum, mungkin dia masih dalam perjalanan.”

Diam-diam Miyeon menyeringai puas, lalu kembali memasang wajah polos. “Rosé belum datang? Oh iya, tadi malam aku melihat dia sedang nongkrong berdua dengan seorang gadis di sebuah cafe. Tapi aku tidak tahu gadis itu siapa karena posisi gadis itu membelakangiku. Tapi setelah aku pikir-pikir gadis itu terlihat seperti Jennie-eonni.

Kening Jisoo mengerut. Rosé nongkrong dengan Jennie di cafe? Kenapa Jennie tak cerita?

“Sungguh? Kau tak salah lihat?”

“Tidak Eonni, aku tak mungkin salah lihat.”

Miyeon terkekeh dalam hati, ia sangat senang melihat ekspresi masam Jisoo saat ini, karena berhasil ia bodohi. Ya, tadi malam ia memang melihat Rosé, tapi gadis itu sedang duduk sendirian di halte, jadi perkataannya soal Rosé nongkrong di cafe dengan Jennie itu bohong.

Ah, ia senang sekali. Dan sekarang berbohong adalah bagian dari daftar kesukaannya.

Eonni, kau baik-baik saja?” Kini Miyeon memasang ekspresi khawatir.

Jisoo tersentak, lalu mengangguk.
“Ya, aku baik-baik saja.”

“Baiklah kalau begitu, tapi sekarang aku benar-benar harus pergi sekarang. Sampai jumpa lagi Eonni.” Miyeon tersenyum seraya berbalik pergi sambil tersenyum lebar, meninggalkan Jisoo yang tengah menundukkan kepalanya.

“Apa Jennie tahu jika Rosé tak akan datang?”

•••

“Kau tenang sekali.”

Jennie yang sedari tadi tersenyum haru melihat Kakak dan Kakak ipar Jisoo di pelaminan langsung berbalik ke arah Jisoo yang berdiri di belakangnya. Ia mengerutkan dahi saat terselip nada sarkas didalam ucapan Jisoo.

Eonni kenapa?”

Jisoo memutar matanya.
“Jangan pura-pura tak tahu”

“Apa maksudmu, Eonni?” Dahi Jennie semakin mengerut.

“Kau tahu Rosé tak akan datang, kan?” Jisoo bertanya.

“Aku bahkan tidak tahu Rosie ada dimana Eonni.” Jawab Jennie

Jisoo tertegun. Meskipun ia berusaha mengabaikan rasa sakit di ulu hatinya, tetap saja ia ingin menangis saat ia mendengar Jennie memanggil Rosé dengan Rosie. Kapan ia akan seakrab itu dengan Rosé?

“Jen, jika kau tahu Rosé tak akan datang, katakan saja. Jangan buat aku berharap dia akan datang.”

Jennie mendengus. Tidak suka dengan nada bicara gadis yang lebih tua. “Eonni, aku tak mengerti apa maksudmu bertanya seperti itu padaku. Aku benar-benar tak tahu Rosie ada dimana, tapi aku tahu kalau dia akan datang”

Our RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang