19th Chapter

3.8K 542 56
                                    

“Apa yang membawamu kemari?”

Rosé melempar syal berwarna merah maroon itu ke kursi lalu mendudukkan pantatnya di tepi ranjang, sambil melepas ikat tali sepatunya.

Alice memutar mata.
“Tentu saja menjengukmu Chae. Memangnya kau tak senang aku kemari? Kau tak merindukanku?” Cecarnya heboh.

“Tidak. Pulang saja sana” Usir Rosé

Alice cemberut. “Kau jahat”

Rosé menoleh. “Aku tahu”

Alice mencebik kesal lalu duduk di samping Rosé.
“Bisakah kau bersikap baik padaku?”

“Tidak” Jawab Rosé singkat.

Alice mendengus samar, kenapa adiknya ini semakin menyebalkan saja?

Rosé meraih ponselnya yang ada dinakas, lalu merebahkan tubuhnya ke ranjang.
“Kau tak mengatakan hal-hal buruk pada mereka tentang aku kan?” Ia bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

Alice memutar mata.
“Tentu saja tidak. Mana mungkin aku menjelek-jelekkanmu di depan mereka”

Rosé mangut-mangut. “Oke..”

“Chae..”

“Apa?”

“Kau ada masalah?”

Rosé terdiam. Jari-jari panjangnya yang tengah mengotak-atik sesuatu di ponselnya itu langsung berhenti. Ia menghela nafas lalu menggelengkan kepalanya.

“Tidak ada. Kau sudah melihat bagaimana keadaanku kan? Aku tak papa. Sekarang kau pulanglah. Lagipula jahitan di lenganku sudah mulai mengering. Dalam beberapa hari pasti semua lukanya sembuh total. Pulanglah, aku titip salam untuk Mommy

What? Kau mengusirku?” Pekik Alice

“Untuk apa juga kau lama-lama disini?” Tanya Rosé jengah.

Alice menghela nafas.
“Kau ini sebenarnya kenapa sih, Chae? Ceritakan saja semuanya padaku. Siapa tahu aku bisa membantu”

“Aku tak punya masalah apapun, Kak” Jawab Rosé

“Kau bohong, Chae. Aku tahu ada sesuatu yang salah. Aku Kakakmu, Chae. Aku peduli padamu”

Rosé melemparkan ponselnya ke atas bantal, lalu bangkit dari rebahannya. “Tak ada masalah apapun, Kak. Kalau memang iya aku ada masalah, kau juga tak perlu tahu. Lagipula sejak kapan kau peduli padaku?”

Alice terdiam, seraya mencerna ucapan sarkas adiknya itu di kepalanya. Jujur, itu membuat hatinya tertohok. Tapi ia sendiri tak bisa membantah. Apalagi marah, karena ucapan Rosé memang benar adanya. Ia memang bukanlah seorang Kakak yang baik.

“Maaf, Chae”

I don't need your sorry, Sis.” Ujar Rosé

Alice menyunggingkan senyum, lalu mengusak rambut Rosé gemas. “Baiklah kalau begitu. Aku pulang sekarang. Cepatlah pulih, ya”

“Hm”

“Tapi, Chae.”

“Apalagi?”

“Kau harus bersyukur”

Rosé mengernyit. “Apanya?”

Alice tersenyum lebar.
“Mereka bertiga adalah gadis yang baik. Jangan buat mereka sedih karena keegoisanmu Chae. Mereka tak seperti aku, Mommy dan juga Daddy. Mereka tak akan pernah pergi Chae, mereka sedang berusaha untuk memahamimu, mereka sedang berusaha untuk mengenalmu. Jika kau tak ingin berbagi masalahmu denganku, berbagilah dengan mereka. Meski mereka tak bisa memberimu solusi, tapi aku yakin, kehadiran mereka bisa membuatmu lebih baik. Kau sangat beruntung di kelilingi orang-orang seperti mereka”

Our RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang